Warna khas Minangkabau adalah merah, kuning dan hitam. Ada tiga bentuk lokal Tingkuluak Tanduak dalam budaya Minangkabau.
Narasi atau penuturan tentang daerah utama bersumber dari masyarakat Minangkabau yang banyak berkaitan dengan daerah asal usul masyarakat Minangkabau.
Kawasan tersebut dikelilingi oleh tiga gunung di pedalaman pulau Sumatera bagian Tengah, yaitu Gunung Merapi, Gunung Singalang, dan Gunung Sago.
Masyarakat Minangkabau yang tinggal di daerah sekitar gunung-gunung tersebut dikenal dengan nama Luhak Nan Tigo, Luhak Tanah datar, dan Luhak Agam dan Luhak 50 Koto.
Sehingga, saat ini kawasan Luhak Nan Tigo dikenal sebagai Pusat Alam Minangkabau.
Perempuan dan laki-laki mempengaruhi sikap sehari-hari dalam berperilaku dan berpakaian.
Berbagai kemajuan di bidang pendidikan dan teknologi informasi telah membuka ruang pengetahuan dan juga mempengaruhi cara hidup dan berperilaku masyarakat, khususnya dalam hal berpakaian.
Jika dikatakan cara berpakaian sesuai adat istiadat dan adat istiadat setempat pada zaman dahulu, sehingga pakaian tersebut dapat mencerminkan ciri khas suatu bangsa, maka sekarang semuanya terlihat sama saja.
Kesamaan perilaku hidup menimbulkan keinginan untuk mengkaji jati diri kita dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah bentuk kain penutup kepala yang digunakan sebagai penanda eksistensi atau indentik suatu bangsa, termasuk dalam hal ini masyarakat Minangkabau.
Mungkin di masa depan, jika penelitian mengenai penutup kepala sebagai identitas bangsa tidak dilanjutkan, maka salah satu bentuk khas budaya tersebut bisa hilang dan ditinggalkan. Fakta ini nampaknya mulai berlaku pada saat ini.
Itulah penjelesan dari Topsumbar tentang Deta dan Tingkuluak Tanduak yang digunakan sebagai Penutup Kepala Masyarakat Sumatera Barat. Tetaplah menggunakan Deta dan Tingkuluak Tanduak di acara tertentu agar jati diri daerah Minangkabau tidak hilang. Semoga Bermanfaat. Terima Kasih. (AA)