Bangunan Bersejarah, Melangkah ke Minangkabau Tempo Doeloe

Bangunan Bersejarah Sumatera Barat.(Foto:Topsumbar.co.id)
Bangunan Bersejarah Sumatera Barat. (Foto:Topsumbar.co.id)

3. Prasasti Raja Adityawarman

Batu Basurek (dikenal juga sebagai batu bersurat atau prasasti) adalah salah satu bentuk peninggalan bersejarah yang diukir pada sebuah batu. Banyak dari batu basurek yang ada di Sumatera Barat memiliki kaitan dengan Adityawarman, seorang tokoh besar dalam sejarah kerajaan Melayu yang berkuasa selama 30 tahun (1347-1377) di Pagaruyung.

Adityawarman pernah memegang peran penting di Majapahit, yang tercermin dalam prasasti Manjusri dari Candi Jago (1265  atau 1334 M), di mana dia diakui sebagai Mantri Parada Utama, setara dengan Werdamentri, dan dianggap sebagai sepupu dari Rajapatni atau Gayatri.

Nama Adityawarman tercatat dalam prasasti Padang Roco (1208 atau 1347 M), saat dia dinobatkan menjadi raja Melayu yang wilayah kekuasaannya meluas hingga mencakup Pagaruyung.

Bacaan Lainnya

Peninggalan prasasti Adityawarman dapat ditemukan di berbagai lokasi di Sumatera Barat, dengan sebagian besar (19 prasasti) berada di Kabupaten Tanah Datar dan 2 prasasti di Kabupaten Sawahlunto Sijunjung.

Sayangnya, banyak prasasti ini mengalami kerusakan, sebagian sudah patah atau hilang, dan beberapa hurufnya sulit terbaca, sehingga membuat transkripsi yang lengkap dan akurat menjadi tantangan.

Batu Basurek Kuburajo I

Salah satu peninggalan bersejarah yang terkait dengan Raja Adityawarman adalah Batu Basurek Kuburajo I, yang dapat ditemukan di Kubu Rajo, Limo Kaum, Tanah Datar, Sumatera Barat. Batu ini sempat hilang pada tahun 1987, namun berhasil ditemukan kembali.

Isinya dimulai dengan kalimat yang menyebut Adwayawarman sebagai ayah dari Raja Adityawarman, yang bergelar Kanakamedinindra (Penguasa Tanah Emas).

Adityawarman diibaratkan sebagai Kalpataru, seperti sebatang kayu yang memenuhi permohonan. Dia juga disebut sebagai raja keturunan dari wangsa Kulisadhara (Indra) dan dibandingkan dengan Lokeswara dan Mai.

Batu Basurek Pagaruyung

Dikenal sebagai Batu Basurek Bukik Gombak I, adalah salah satu peninggalan bersejarah dari Raja Adityawarman, sekitar tahun 1278 Saka atau 1356 Masehi. Diukir dalam bahasa Sansekerta pada awal dan akhir teks, sementara bagian tengahnya berbentuk prosa dalam bahasa Melayu Kuno.

Menjadi salah satu dari delapan batu basurek yang dipindahkan dari situs arkeologi di Bukit Gombak, Batusangkar, ke Komplek Prasasti Adityawarman di Gudam, Pagaruyung, sekitar 2 km dari lokasi asalnya. Terdapat 21 baris kalimat dalam batu ini, yang dimulai dengan pujian kepada Buddha.

Baris pertama menyebutkan bahwa Adwayawarman adalah ayah dari Raja Adityawarman, sementara baris terakhir membandingkannya dengan keturunan Amararrya, yaitu Buddha Maitreya yang melindungi semua makhluk, sebagaimana tugasnya sebagai raja yang benar. Di akhir teks, nama penulis batu basurek ini juga disebutkan, yaitu Mpu Dharmmaddwaja. (Wikipedia Indonesia)

Pos terkait