Berdiri sejak 1831, tradisi melabuhkan tabuik ke dalam laut pada tanggal 10 Muharram ini memiliki serangkaian ritual yang unik dan mendalam. Awal dari rangkaian ini dimulai dengan pengambilan tanah dari sungai pada 1 Muharram. Tanah suci ini, yang diletakkan dalam periuk tanah dan dibungkus dengan kain putih, adalah representasi dari makam Husain.
Pada tanggal 5 Muharram, masyarakat menebang batang pisang dengan satu tebasan tajam pada malam hari, sebagai penghormatan kepada keberanian putra Imam Husain.Namun, puncak dari upacara Tabuik adalah prosesi pada tanggal 10 Muharram. Tabuik “naik pangkat”, dengan bagian atasnya dipasang, dan kemudian diarak dengan penuh semangat hingga akhirnya dilepaskan ke dalam laut.
Salah satu ritual yang menarik adalah Maarak Jari-Jari, yang melambangkan kisah tragis dari cucu Nabi Muhammad SAW. Setiap detail dari upacara Tabuik tidak hanya memperlihatkan dedikasi spiritual, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai keberanian, pengorbanan, dan penghormatan terhadap sejarah dan tradisi.
2. Pacu Jawi, Lomba Sapi Penuh Adrenaline di Sumatra Barat
Di jantung Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, tersembunyi sebuah olahraga tradisional yang telah mengakar sejak berabad-abad, bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka. Pacu Jawi. Bukan sekadar perlombaan, Pacu Jawi adalah inkarnasi dari kegembiraan, perayaan, dan hiburan panen bagi masyarakat desa.
Meski dikenal sebagai ‘pacu’ atau balapan, jangan bayangkan ini adalah lomba kecepatan sapi tradisional. Sebaliknya, bayangkan sebuah lintasan berlumpur di tengah sawah yang baru saja dipanen.