Ketika pertikaian antar suku masih sering terjadi, Inyiak menjadi jembatan antar suku. Setiap masyarakat Minangkabau yang merantau dipercaya bahwa mereka memiliki Inyiak yang akan menjaga dan melindungi mereka di perantauan, berperan sebagai penjaga diri.
Inyiak juga diyakini sejenis makhluk tak kasat mata, berbentuk harimau namun berbadan hitam besar. Inyiak akan keluar di malam hari pada kampung-kampung tertentu dan akan mengaum meminta makan berupa telur ayam dan nasi dingin.
Diyakini inyiak ini adalah sesosok makhluk jadi-jadian yang berasal dari keluarga tertentu, seandainya ada anggota keluarga yang meninggal, maka dalam waktu tujuh hari tujuh malam kuburannya harus ditunggui, kalau tidak kuburan yang bersangkutan akan mengeluarkan lubang-lubang kecil tempat keluarnya inyiak dari dalam kubur.
Bagi masyarakat Sumatera Barat yang meyakini kehadiran sosok inyiak ini, jika ada ayam yang hilang atau dimakan satu kandang berarti keberadaan inyiak telah datang, maka kerabat dekat dan keluarga diminta untuk menyediakan telur ayam kampung dan nasi untuk makanan inyiak.
Keberadaan inyiak ini kerap membuat ketakutan, sebab kalau inyiak telah mengeluarkan suara maka bulu kuduk dan semua organ tubuh tidak akan bisa digerakkan lagi, mulut pun tidak bisa berbicara.
BACA JUGA : Harimau Sumatera, Wujud Inyiak dan Nenek Moyang Pelindung Masyarakat Minangkabau