TOPSUMBAR – Baju adat merupakan suatu baju yang digunakan untuk mengeksresikan jati diri suatu kaum atau suku. Baju adat umumnya digunakan sebagai penanda status sosial dan juga digunakan saat upacara perkawinan.
Baju adat berbeda di masing-masing daerah, dan memiliki filosofinya sendiri. Di Sumatera Barat merupakan daerah dengan mayoritas suku Minangkabau yang sarat dengan Kebudayaan-kebudayaan yang beragam. Berbicara tentang baju, baju adat di
daerah ini dikenal dengan ciri khasnya yang mewah dan lebih mencolok jika dibandingkan dengan baju di daerah lain.
Selain itu baju adat Minangkabau dikenal dengan penggunaan berbagai macam aksesoris yang terbuat dari emas. Bukan hanya sebagai perhiasan semata, banyak terkandung filosofi yang terkandung dibalik megahnya baju ini. Tak heran jika baju adat Minangkabau sering dijadikan untuk perayaan pawai setiap tanggal 17 Agustus oleh warga Indonesia.
Salah satu contohnya adalah saat ibu negara, Iriana Jokowi muncul saat proses pengibaran bendera di HUT ke-73 RI di Istana Negara tahun 2018 lalu. Iriana Jokowi juga tampil sangat memukau dalam balutan baju adat Minangkabau berwarna biru tua, lengkap dengan kerudung berwarna senada.
Sentuhan warna emas dan merah pada kain yang digunakan Iriana Jokowi memberikan kesan mewah dan elegan. Mengingatkan kita pada kecantikan para pengantin di Minangkabau.
Dilansir dari TheAsiaparent, terdapat beberapa jenis pakaian adat di Sumatera Barat yang memiliki filosofinya sendiri, dan sangat menarik untuk kita ulas bersama.
Koto Gadang
Baju adat Koto Gadang merupakan busanan yang biasanya dipakai di daerah dataran tinggi Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Koto Gadang dewasa ini kerap kali digunakan untuk acara pernikahan, dimana busana ini digunakan oleh mempelai perempuan di Sumatera Barat.
Koto Gadang ini memiliki keunikan di bagian kepalanya. Pada busanan Koto Gadang, mempelai perempuan akan menggunakan tingkuluak talakuang, yaitu penutup yang terletak di kepala dan jika dilihat sekilas, mirip seperti mukena yang dipakai untuk salat.
Menurut Evan didalam jurnalnya yang berjudul Studi Bentuk, Fungsi dan Makna Tingkuluak Adat di Sungayang menyebutkan Tingkuluak merupakan pakaian yang digunakan di kepala dengan cara disorong.
Sedangkan Talakuang dalam bahasa Minang bisa diartikan sebagai mukena. Umumnya bahan yang digunakan untuk bagian ini terbuat dari kain beludru, dihiasi oleh perak dan tembaga yang melambangkan perempuan di Minang, merupakan hiasan Rumah Gadang.