Topsumbar – Panggung Pidato Adat merupakan salah satu sarana yang sangat berperan besar dalam memperkenalkan nilai-nilai adat dan budaya daerah serta nilai moral dan agama bagi generasi muda. Oleh karena itu pemerintah Kota Solok terus konsisten memberikan pembinaan serta dukungan agar panggung pidato adat yang saat ini bisa terus tumbuh dan berkembang.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Walikota Solok Ramadhani Kirana Putra saat menghadiri Arisan Panggung Pidato Adat Kota Solok, di Panggung Pidato Kelurahan Sinapa Piliang bertempat di Musholla Al-Munawarah, Jumat (4/8).
“Pemerintah Daerah sangat mengapresiasi apa yang selama ini telah dilakukan oleh guru panggung pidato adat dalam upaya menjaga nilai adat dan budaya. Pemerintah juga berharap motivasi baik moril maupun matreril yang diberikan oleh pemerintah dapat menjadi penyemangat agar panggung pidato adat terus tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat untuk menjaga kemurnian adat dan tradisi Kota Solok,” ungkap Ramadhani.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata, Ketua LKAAM Kota Solok, Bundo Kanduang Kota Solok serta seluruh guru panggung pidato ada se-Kota Solok
Ketua LKAAM Kota Solok, H. Rusli dalam tausiahnya menyampaikan bahwa Filosofi Adat Minangkabau Alam Takambang Jadi Guru sudah terdapat dalam Al-Quran.
“Oleh karena itu apa bila agama dijalankan dengan benar maka secara tidak langsung sudah menerapkan adat dalam kehidupan kita,” pungkas H. Rusli.
Pada kesempatan ini juga dilakukan penyerahan perangkat wireless speaker secara simbolis dari Pemerintah Kota Solok kepada seluruh panggung pidato adat yang ada di Kota Solok yang diterima secara langsung oleh Ketua Panggung Pidato Sinapa Piliang, Febrizal Dt. Rajo Indo Alam.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Solok, Milda Murniati saat ditemui di tempat yang sama menyampaikan bahwa pembinaan adat dan budaya merupakan salah satu prioritas utama oleh pemerintah yang difasilitas melalui program dan kegiatan di Dinas Pariwisata.
“Tentunya program yang telah ditetapkan ini tidak akan bisa tercapai tanpa peran aktif seluruh lapisan masyarakat khususnya Niniak Mamak dan Bundo Kanduang sebagai motor penggerak di tengah-tengah masyarakat,” tutup Milda. (gra)