1. Sarang Penyamun
Dilansir dari Klikkoran, dahulunya lokasi air terjun Lembah Anai ini merupakan sarangnya para penyamun yang akan merampok orang yang melewati jalur ini.
Target para penyamun tersebut adalah para penunggang pedati yang melewati jalur tersebut dan akan merampas semua yang mereka miliki.
Pada masa lalu, jalur Lembah Anai meruakan satu-satunya jalur bagi warga dari arah Pariaman untuk menuju Bukittinggi.
Para penunggang pedati biasanya akan mengangkut kelapa ataupun batok kelapa dari daerah pariaman untuk dijual ke Bukittinggi.
Sementara dari Bukittinggi mereka akan membawa kapur yang akan digunakan untuk membangun rumah dan akan melewati jalur yang sama.
Baca juga: Mengukur Sumatera Barat di Mata Dunia, 5 Hal Ini Jadi Penentu?
Untuk waktu tempuh dari Pariaman ke Bukittinggi pada masa itu akan menghabiskan waktu selama 2 sampai 3 hari menggunakan pedati.
Biasanya para penunggang pedati tersebut akan melewati jalur Lembah Anai dengan berkonfoi sekitar 5 sampai 10 pedati agar tetap bisa aman.
Para penunggang pedati tersebut biasanya akan menginap di daerah Kayu Tanam jika sudah terlanjur sore sampai di lokasi tersebut.
Hal tersebut karena mereka khawatir akan bertemu para penyamun dan takut semua barang yang mereka bawa akan dijarah.
Keturunan seorang penunggang pedati yang pernah dirampok penyamun di Lembah Anai menceritakan bahwa kakeknya dahulunya pernah dirampok di daerah tersebut.
“Dari cerita nenek saya, beruntung kakek menyimpan uang hasil penjualan kapur di dalam ember yang berisi kotoran kerbau, jadi penyamun itu tidak menyadarinya,” kata Wilda Fitriani.