TOPSUMBAR – Sebagai salah satu ikon paling mengagumkan dari kekayaan budaya Indonesia, Jam Gadang berdiri kokoh ditengah-tengah keindahan kota Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat.
Dengan atap khas berbetuk tanduk kerbau yang menjulang ke langit, dan angka-angka besar yang menghiasi permukaan jam, bangunan ini telah lama menjadi saksi bisu perjalanan sejarah perpaduan antara warisan lokal dan pengaruh asing.
Sejak diresmikannya bangunan ini pada 25 Juli 1927, Jam Gadang Bukittinggi tidak hanya berfungsi sebagai penunjuk waktu, tetapi juga menjadi cermin identitas kota Bukittinggi.
Dengan Sejarah yang mengalir dalam tiap ukiran kayunya, dan keindahan arsitektur yang memukau, Jam Gadang tidak hanya menjadi bangunan fisik, tetapi juga sebuah cerita hidup yang menarik untuk diceritakan.
Dilansir dari Wikipedia Indonesia pada Rabu (20/08/2023), Jam Gadang atau “Jam Besar” ini merupakan jam yang berukuran 27 meter, menjulang tinggi mencakar langit Sumatera.
Berdimensi 6,5 X 6,5 meter, Jam Gadang dilengkapi dengan dasar tangga yang berukuran 4 meter, sehingga luas keseluruhan bangunan menjadi 6,5 X 10,5 meter. Jam Gadang ini memiliki 5 lantai, dengan tingkatan teratas dipergunakan untuk menyimpan bandul.
Uniknya Jam Gadang ini memiliki empat buah Jam berukuran besar yang diameternya mencapai 80 sentimeter. Menurut Kompas.com jam-jam ini didatangkan lansung dari Rotterdam, Belanda dengan jalur Pelabuhan Teluk Bayur.
Vortmann Relinghausen menjadi pabrik yang membuat jam yang ada di Jam Gadang, dimana Vortmann merupakan nama belakang dari si pembuat jam, Benhard Vorthmann, dan Recklinghausen merupakan nama sebuah kota di Jerman, terletak di negara bagian Nordhein-Westfalen.