9. Nagari Tabek Patah
Tabek Patah terbentuk karena runtuhnya sebuah bukit di tepi telaga yang sangat luas, bukit berikut runtuh secara tiba-tiba kemudian menimpa telaga yang tersedia di dekatnya sehingga telaga berikut terbelah jadi dua yakni telaga pagi dan telaga aia taganang.
Mayoritas masyarakat disini bekerja di bidang Pertanian yang di dukung dengan suasana tanah yang sangat subur perkebunan dan sawah terbentang hijau sejauh mata memandang.
Tabeh Patah memberi tambahan keindahan alam yang sejuk dan fresh bagi masyarakat sekitar, pesona alam yang dimiliki disini sangatlah banyak yang akan memanjakan mata bagi para pengunjung.
Hutan pinus yang teratur rapi dan juga sawah yang terbentang luas hingga bukit barisan yang sambung menyambung.
Jika kamu berkunjung ke daerah ini pada pagi hari maka kamu akan tabjub dengan suasana disini, berasal dari puncak Tabek Patah kamu akan merasakan layaknya berada di atas awan.
Suasana ini tidak akan kamu dapatkan dimanapun kecuali kamu berjunjung pada sore hari, kamu akan di suguhkan dengan warna lagit yang oren seperti sunset.
10. Nagari Mungo
Nagari Mungo ini merupakan daerah peternakan yang sangat luas dan kerap di sebut sebagai New Zelandnya Indonesia.
Selain punya pemandangan layaknya New Zeland, disini juga punya udara yang sejuk.
Tempat ini banyak dimanfaatkan fotografer sebagai spot foto yang bagus apalagi di jadikan daerah favorit bagi para fotografer yang mengabadikan bidikannya.
Bagi kamu yang hobi memancing mampu di salurkan disini. Kamu juga mampu melihat Gunung Api Talang yang senantiasa aktif.
11. Nagari Sijunjung
Nagari Sijunjung merupakan salah satu Nagari/Desa di Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung yang punyai kekayaan alam, budaya yang sangat unik dan exotik sebagai anggota dari Kawasan Geopark Nasional Ranah Minang Silokek yang masih satu perkampungan yang dinamakan ” Lorong Waktu Minangkabau” sebagai Cagar Budaya Nasional.
Nagari ini mempunyai lebih cukup 76 Rumah Adat yang berjejer rapi di dalam satu kawasan perkampungan Peninggalan Abad Ke 16 – 17 terdiri dari 6 suku, sekaligus jadi Homestay yang sanggup dihuni oleh wisatawan sebanyak 40 tempat tinggal Gadang.
Memiliki budaya yang tetap terjaga membawa kuliner khas layaknya Kalamai, kerajinan tenun yang dibikin ibu-ibu penghuni tempat tinggal.
Jaraknya kurang lebih 132 kilometer dari Bandara Internasional Minangkabau sehingga sementara jarak tempuh kurang lebih tiga jam.
Desa wisata ini masuk 75 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 dikarenakan mengandalkan wisata pariwisata berbasis tradisi Minangkabau.