TOPSUMBAR – Keberadaan gas LPG 3 kg semakin hari semakin langka. hal ini menuai berbagai macam keluhan dari masyarakat kalangan kurang mampu.
Untuk itu, Menteri BUMN Erick Thohir dituntut untuk menindaklanjuti kelangkaan ini sesegera mungkin oleh Presiden RI, Joko Widodo.
Jokowi menjelaskan bahwa kelangkaan gas LPG 3 Kg dipicu akibat peningkatan jumlah konsumen di berbagai daerah.
Ia kemudian mengimbau Kementrian BUMN Erick Thohir, untuk memberikan tindakan cepat terkait dengan kelangkaan ini dalam waktu dekat.
Direktur Pertamina, Nicke Widyawati, menyatakan bahwa kelangkaan gas LPG 3 kg yang terjadi sejak Juli 2023 ini diakibatkan oleh meningkatnya penggunaan Gas LPG 3 kg karena periode libur lebaran dan 1 Muharam.
Menurutnya ketidakcocokan jumlah rumah tangga yang berhak mendapatkan gas LPG subsidi dengan jumlah gas juga menjadi pemicu kelangkaan gas melon tersebut.
Kendati demikian Nicke Widyawati menyatakan bahwa ketersediaan pasokan gas LPG 3 kg masih aman.
“Kita akan pastikan bahwa ketersediaan LPG 3 kg ini aman” katanya.
Kelangkaan Gas 3 Kg Disebabkan Peningkatan Permintaan Peningkatan penggunaan gas LPG 3 kg di Indonesia pada saat ini mengalami peningkatan sebesar dua persen dari tahun sebelumnya, dimana penjualan gas LPG 3 kg ini lebih tinggi dari jumlah rumah tangga yang telah ditargetkan, sehingga ada kemungkinan distribusi yang tidak tepat.
Untuk menanggulangi hal ini PT Pertamina akan melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah setempat dalam melakukan pengecekan dan monitoring penyaluran gas LPG 3 kg agar lebih terkoordinir.
Selain itu presiden Jokowi juga telah menginstruksikan Kementrian Keuangan menyiapkan anggaran untuk suplai subsidi Gas LPG 3 kg bagi masyarakat yang kurang mampu, diketahui bahwa Kementrian Keuangan telah menyiapkan anggaran sebesar 32,5 Triliun untuk pengadaan gas LPG subsidi yang diperuntukan bagi masyarakat kurang mampu.
Dilansir kanal Youtube IDX Channel, bersama dengan Fahmi Radim seorang pengamat ekonomi energi Universitas Negeri Gajah Mada, menanggapi kelangkaan gas melon ini bukanlah karena dampak dari libur panjang.
Perihal kejadian kelangkaan gas LPG 3 kg ini dinilai sudah seringkali terjadi di Indonesia, bahkan hingga saat ini belum ada solusi yang tepat untuk menangani permasalahan tersebut.
Menurut Fahmi, kelangkaan gas LPG 3 kg ini terjadi diakibatkan oleh dua faktor. Pertama kekurangan Quota penyediaan gas LPG 3 kg, kedua kelangkaan ini diakibatkan oleh adanya migrasi dari konsumen gas 5 kg dan 12 kg non subsidi ke gas 3 kg subsidi.
Hal inilah yang dinilai menjadi pemicu peningkatan permintaan terhadap gas LPG 3 kg, yang mana gas subsidi ini dijual dengan harga 6300 rupiah per kilogram, sedangkan gas 12 kg dijual dengan harga 17000 per kilogram.
Ketimpangan harga antara gas subsidi dan non subsidi yang cukup besar inilah yang dianggap menjadi pemicu utama peningkatan penggunaan gas LPG 3 kg, yang sebenarnya diperuntukan untuk masyarakat kurang mampu.
Adapun alternatif yang ditawarkan dari permasalahan ini adalah, dengan mengganti metode distribusi dari metode distribusi terbuka menjadi metode distribusi tertutup.