Berdasarkan hasil kajian tersebut, ditemukan bahwa produk tembakau yang dipanaskan memiliki profil risiko lebuh rendah dibandingkan rokok.
Meskipun tidak sepenuhnya terbebas dari risiko, namun paparan zat dan potensi berbahaya yang dihasilkan vape terbilang lebih rendah.
Adapun penelitian klinis yang dilakukan guna mengetahui sejauh mana produk tembakau alternaif itu berdampak pada pertahanan gusi terhadap bakteri plak gigi penggunanya jika dibandingkan mereka yang mengonsumsi rokok konvensional.
Penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran bertajuk respon gusipada pengguna vape saat mengalami peradangan gusi buatan (Gingivitis Experimental) yang ditulis Dr. Amaliya, drg., Ph.D, drg. Agus Susanto, M.Kes.,Sp.Perio.(K), dan drg. Jimmy Gunawan, Sp.Perio.
Mengingat semakin maraknya para pengguna lebih memilih produk rokok alternatif seperti rokok elektrik yang diklaim memiliki risiko lebih rendah dibanding dengan rokok konvensional. (WD)