TOPSUMBAR – Minangkabau merupakan suku pribumi nusantara yang menghuni seluruh daratan Sumatera Barat. Minangkabau memiliki bahasanya tersendiri dan menganut siatem kekerabatan matrilinial dan identik dengan agama Islam.
Dalam masyarakat Minang memiliki petatah petitih yang memiliki arti dan fungsinya tersendiri, fungsinya yaitu untuk mendidik anak-anak dan para masyarakat Minangkabau agar saling menghargai dalam bicara dan berprilaku kepada sesama masyarakat Minangkabau.
Petatah petitih Minangkabau merupakan sebuah kumpulan kata-kata yang memiliki arti dan fungsinya masing-masing, di Minangkabau ada berbagai jenis petatah petitih yang masih digunakan dan populer di kalangan masyarakat, ada yang memiliki artian mendidik, artian untuk memuji dan juga memiliki arti yang kasar.
Dibawah ini merupakan contoh petatah petitih yang ada di Minangkabau dan masih populer hingga saat ini:
1. Alua samo dituruik, limbago samo dituang.
Peratuan untuk menaati perbuatan bersama dan dipatuhi.
2. Aia diminum rasi duri, nasi dimakan raso sakam.
Seseorang yang sedang mengalami penderitaan bathin.
3. Tarandam indak basah, tarapuang indak hanyuik.
Masalah yang tidak diselesaikan dan dilalaikan.
4. Anyuik labu dek manyauak, ilang kabau dek kubalo.
Karena urusan tidak penting, melalaikan urusan yang sangat penting.
5. Alu tataruang patah tigo, samuik dipijak indak mati.
Seorang yang bijaksana dan tegas akan menegakan kebenaran.
6. Barek samo dipikua, ringan samo dijinjiang.
Melakukan pekerjaan saling tolong menolong
7. Buruak muko, camin dibalah.
Kesalahan sendiri tetapi disalahkan orang lain.
8. Banggieh dimancik, rangkiang disaliangkan.
Memusuhi orang banyak karena satu orang yang salah.
9. Bak cando caciang kapanehan, umpamo lipeh tapanggang.
Orang yang selalu terburu-buru, tidak pernah tenang.
10. Bak lonjak labu dibanam, umpamo kacang diabuih ciek.
Seseorang yang sombong dan memiliki sifat angkuh, tetapi tidak berkaca pada diri sendiri.