Wako Deri Asta Lakukan Peletakan Batu Pertama, Pembangunan IGD dan Radiologi RSUD Sawahlunto

Topsumbar – Untuk menunjang serta melengkapi sarana dan prasarana bagi pelayanan kesehatan di RSUD kota Sawahlunto,pada tahun 2023 ini dilakukan pembangunan pisik gedung baru Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan Radiologi.

Deri Asta Walikota Sawahlunto,pada acara peletakan batu pertama,hari Kamis,27 Juli 2023 berlangsung di parkiran RSUD tersebut.
Gedung ini dengan kontruksi tiga lantai di biayai dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2023.

Proyek bangunan gedung IGD dan Radiologi ini menelan biaya Rp.9,398 Miliar,dengan pelaksana CV.Pacino Mahkota Teknik,No.Kontrak.01/SP/PPK/RSUD.SWL/2023 dengan pengawas CV.ARCE.

Bacaan Lainnya

Tanggal Kontrak 20 Juli 2023 dengan waktu pelaksanaan 150 hari kerja,sesuai yang tertulis pada plang proyek terpampang di lokasi RSUD Sawahlunto.

Deri Asta mengatakan,

“kita bukan hanya membangun gedung,tapi lebih kepada membangun semangat baru dalam memberikan pelayanan di rumah sakit ini. Alhamdulillah kita mendapat DAK tahun ini (2023-red.), Namun dalam membangun gedung ini perlu memperhatikan hal-hal teknis,karena terkait dengan bangunan cagar budaya yang sudah menjadi warisan budaya dunia,”ungkap Deri Asta.

Sedikit Deri Asta melirik kebelakang bahwa pada lima puluhan tahun lalu, RSUD Sawahlunto merupakan RS rujukan bagi daerah lain,namun status kepemilikan lahan baru dua tahun lalu ada legalitas jadi milik Pemko kota ini.

Dari itu Deri Asta mengajak semua stake holder maupun masyarakat untuk mengawal proyek ini agar berjalan lancar dan selesai tepat waktu.

Menjawab pertanyaan media ini, Deri Asta menerangkan bahwa pada 2023 ini fokus pada bangunan fisik IGD dan Radiologi saja, dengan desain bangunan sesuai standar Permenkes, InsyaAllah tahun depan 2024 akan fokus pada perlengkapan yang di butuhkan RSUD Sawahlunto. Demikian Deri Asta.

Ardian Amri Direktur RSUD Sawahlunto ketika diwawancarai media ini,persoalan pasien dari RSUD Sawahlunto sering dirujuk ke Rumah sakit Sijunjung dan Batu Sangkar di karenakan masalah stisken ada disana dan dokter syaraf yang bertugas di RSUD Sawahlunto,juga dari Batu Sangkar. Terkait rujukan pasien rata-rata hanya satu orang perharinya demikian Ardian Amri menjelaskan.

Menyikapi masalah ini, Deri Asta juga menambahkan bahwa RSUD Sawahlunto kelasnya Tipe C , dan menerima rujukan dari Puskesmas, namun boleh berkreasi dan inovasi, juga akan di desain dengan program khusus spesifik jantung. Demikian Deri Asta mengakhiri .(ROL)

Pos terkait