Tampil Pada Seminar Nasional DDII Padang Panjang, Ketua Umum DDII Pusat Bahas Keteladanan Dakwah Mohammad Natsir

Topsumbar – Ketua Umum Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) Pusat, Dr. Adian Husaini tampil selaku pemateri tunggal dalam seminar nasional dan Daurah Da’i yang dihelat DDII Kota Padang Panjang, Sabtu (15/7/2023), di Hotel Rangkayo Basa.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua DDII Padang Panjang, Zul Azmi, Lc, S.Pd.I, M.A, dihubungi Topsumbar.co.id, Minggu (16/7/2023).

“Dalam seminar nasional dan
Daurah Da’i ini, Ketua Umum DDII Pusat, Dr. Adian Husaini tampil selaku pemateri tunggal,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Dalam seminar itu, Dr. Adian Husaini membawakan makalah bertajuk  ‘Dakwah Cerdas dan Bijak Untuk Mewujudkan Indonesia Adil Makmur dan Beradab’, dengan sub tema ‘Himpunan Pemikiran tentang Dakwah Islam di Indonesia’.

Salah satu poin penting disampaikan DR. Adian Husaini, adalah tentang mewarisi pemikiran dan keteladanan dakwah Mohammad Natsir.

DR. Adian Husaini menyampaikan tentang buku ‘Fiqhud Da’wah’ salah satu karya monumental Mohammad Natsir yang telah diterbitkan belasan kali.

“Mungkin banyak cetakan tidak resmi. Yang jelas, buku ini telah menginspirasi ribuan kader dai dan intelektual muslim di Indonesia, bahkan sampai ke Malaysia dan negara lainnya,” ujarnya.

Ia menjelaskan, tentu, bukan hanya kualitas materi yang disajikan dalam buku ini, tetapi lebih daripada  itu, buku ini memang ditulis oleh Mohammad Natsir, seorang tokoh yang telah memahami dan menjalani aktivitas dakwah dalam berbagai bidang dan medan dakwah.

“Tulisan-tulisan Mohammad Natsir memang memiliki kekuatan tersendiri,” jelasnya.

Sebagai contoh, sebut DR. Adian Husaini, dalam pengantarnya untuk buku Capita Selecta (1954), Zainal Abidin Ahmad membuat komentar tentang karakter tulisan Mohammad Natsir:

”Tulisannya yang berisi dan mendalam dengan susunan yang berirama dan menarik hati, sangatlah memikat perhatian para pembaca. Bukan saja karena kata-katanya yang terpilih, yang disusun menurut caranya tersendiri itu, melainkan lebih utama lagi karena isinya yang bernas mengenai soal-soal sosial, ekonomi dan politik yang menjadi kebutuhan bangsa kita pada waktu itu. Semuanya dijiwainya dengan semangat dan ideologi Islam yang menjadi pegangan hidupnya,” ujar Zainal Abidin Ahmad.

”Natsir,” kata Zainal Abidin Ahmad, ”Mengetahui betul kapan dia harus berteriak memberi komando untuk memimpin perjuangan bangsanya, dan dia tahu pula kapan masanya dia berkelakar dan bergembira untuk menghibur, membangkit semangat baru bagi perjuangan.

“Dengan lain perkataan, dia tahu waktunya untuk membunyikan terompet dengan genderang perang, jika ia hendak menghadapi lawan yang menentang cita-cita Islam, baik terhadap bangsa penjajah maupun terhadap bangsa sendiri yang belum menginsyafi akan ideologi Islam itu,” imbuhnya.

Sedangkan, Mr. Mohammad Roem menduga, kecermatan dan ketelitian Natsir dibangun dari kebiasaannya mempelajari al-Quran dengan teliti.

”Bahasa Natsir dihargai orang, malah dipuji orang. Menurut Bung Hatta, ada suatu masa, yang Presiden Soekarno tidak mau menandatangani sesuatu penerangan resmi, yang tidak disusun oleh Natsir.” (Lihat:
Mohamad Roem, ”Kelemahan atau Kebesaran Natsir”, dalam Anwar Harjono dkk., Mohammad Natsir… hal. 387.).

Karena itu, sebut DR. Adian Husaini, dalam membaca buku ‘Fiqhud Da’wah’ dan berbagai karya Mohammad Natsir lainnya, patut dicatat, bahwa karya-karya itu ditulis bukan oleh ilmuwan biasa yang sedang menulis artikel untuk jurnal atau karya ilmiah tentang ilmu dakwah.

“Tetapi, ingatlah, bahwa buku ini ditulis berdasarkan ilmu dan hikmah yang telah menyatu dalam pikiran dan jiwa seorang Mohammad Natsir. Buku ini ditulis sebagai panduan hidup dan panduan perjuangan meraih kesuksesan dan kejayaan dunia akhirat,” sebut DR. Adian Husaini.

“Dan apa yang ditulis dalam buku ini memang telah dijalankan dan dicontohkan oleh Mohammad Natsir. Hasilnya pun terbukti,” sambungnya.

Poin penting lainnya disampaikan DR. Adian Husaini dalam makalahnya, adalah Inilah Kehebatan Dakwah di Indonesia, Jalan Menuju Kemenangan Dakwah, Pelajaran Dakwah dari Imam Al-Ghazali dan Mohammad Natsir.

Kemudian, Empat Tantangan Da’wah, Berpirau: Panduan Saat Dakwah “Menyongsong Badai”, Kebangkitan dan Tantangan Peradaban Islam, Zuhud dan Pengorbanan: Kunci Sukses Perjuangan.

Lalu, Pesan Mohammad Natsir tentang Jiwa Bangsa, Model Kebangkitan Umat Islam, Peringatan Mohammad Natsir Tentang Bahaya Pendidikan Sekuler, Kepeloporan Dakwah Mohammad Natsir dalam Pendidikan Tinggi.

Seterusnya, Urgensi dan Strategi Melahirkan Generasi Unggul, Inilah Peran Pesantren dalam Dakwah dan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia, Peluang Pendidikan Islam Di Era Disrupsi.

Seminar Nasional dan Daurah Da’i itu sendiri dibuka Wali Kota Padang Panjang, Fadly Amran dan dihadiri Perwakilan DDII Provinsi Sumbar, Ir. Afdal serta peserta seminar yang terdiri dari berbagai kalangan.

Wali Kota Padang Panjang, Fadly Amran dalam sambutannya mengapresiasi DDII Kota Padang Panjang.

Berita terkait :

https://www.topsumbar.co.id/2023/07/buka-seminar-nasional-dan-daurah-dai-wako-fadly-amran-apresiasi-ddii-padang-panjang/

(Alfian YN)

Pos terkait