Ketika kondisi dirasa sudah cukup aman, Abu Nawas kemudian kembali ke rumahnya. Istrinya kemudian menemuinya dan berkata,
“Wahai suamiku, tadi prajurit kerajaan datang kemari atas perintah baginda untuk menangkapmu. Apa yang telah engkau perbuat?” Tanya istri kepada Abu Nawas.
Abu Nawas kemudian menjawab,
“Ini masalah besar, sebelumnya aku telah menjual baginda raja kepada seorang pedagang budak.”
“Apa, engkau baru saja menjadikan baginda raja sebangai budak? Mengapa engkau lakukan itu?” Tanya istri Abu Nawas dengan nada terkejut.
“Ia, biar baginda tahu jika di negerinya ini masih ada praktek jual beli manusia yang dilakukan oleh rakyatnya, sekalian agar ia menyadari jika menjadi budak itu sangat sengsara.” Jawab Abu Nawas.
“Meskipun tujuanmu baik, cara itu tentu saja tidak akan diterima baginda raja dan baginda pasti akan menggantung dirimu kali ini !!” Kata istrinya.
Abu Nawas mulai resah. Hanya ada satu cara untuk melepaskan diri jeratan hukuman Baginda Raja Harrun Al – Rasyd pikirnya. Cara tersebut tidaklah semudah seperti yang biasa ia lakukan.
Setelah lelah berpikir, Abu Nawas kemudian melaksanakan Shalat dua rakaat, selesai shalat Abu Nawas segera melaksanakan rencananya yang sudah disusun bersama istrinya.
Sebelumnya ia berpesan kepada istrinya jika baginda raja bertanya tentangnya kepada sang istri hendaklah ia menjawab seperti yang telah dipesankan kepadanya.
Beberapa saat kemudian istri Abu Nawas berteriak histeris meronta-ronta, tetangga yang mendengar beramai-ramai langsung mendatangi rumah Abu Nawas, mereka kemudian bertanya kepada istri Abu Nawas,
“Apa yang terjadi?”
“Suamiku meninggal !!” Jawab istri Abu Nawas sambil kembali menangis histeris.