Dengan berbekal sehelai tikar dan alat peribadatan lain, Abu Nawas mulai bersujud untuk menyampaikan permohonannya kepada Allah SWT.
“Ya Allah, berilah hamba upah seratus keping perak!” Ujar Abu Nawas dengan suara lantang dan dilakukannya berulang-ulang.
Rupanya suara Abu Nawas terdengar oleh seorang tetangganya yang kaya dan sedang beristirahat di depan rumah.
Mendengar permohonan Abu Nawas, tetangga itu pun berniat untuk mengerjai Abu Nawas.
Ia langsung melempar sekantung uang perak seratus keping ke arah Abu Nawas.
Abu Nawas pun dibuat kaget. Kaget tidak percaya apa yang telah ia dapatkan, ia pun langsung mengambil uang tersebut dan langsung berlari menemui istrinya didalam rumah.
“Istriku, aku memang wali Allah dan aku baru saja mendapatkan upah dari Allah SWT !!” Kata Abu Nawas dengan girang.
Melihat Abu Nawas sudah membawa lari uangnya, si tetangga pun tidak terima dan langsung menemui Abu Nawas untuk meminta uangnya kembali.
“Hai Abu Nawas, kembalikan uang yang baru saja aku lemparkan tadi. Itu milikku!” Kata tetangga itu.
“Bagaimana mungkin uang itu milikmu. Aku memohon kepada Tuhan dan uang yang jatuh itu pasti jawaban dari Tuhan !!” Jawab Abu Nawas.
Karena Abu Nawas tetap bersikeras tidak mau mengembalikan uang tersebut, tetangga usil itu pun memutuskan menyelesaikan permasalahan itu di pengadilan.
Sehari setelah itu Abu Nawas pun dipanggil ke pengadilan. Hakim mulai bertanya,
“Hai Abu Nawas, engkau disini berhadir disini karena suatu perkara, engkau telah disangka mengambil kepunyaan tuan ini.” Kata hakim sambil menunjuk ke arah tetangga Abu Nawas.
“Apa pembelaanmu wahai Abu Nawas?” Tambah Hakim.
“Tetangga saya ini gila Tuan Hakim. Ia pikir semua yang ada di dunia ini adalah miliknya. Coba tanyakan saja, misalnya jubah saya, kuledai saya, tentu semua diakui sebagai miliknya.” Jawab Abu Nawas.
Baca juga: Kisah Abu Nawas: Raja Ditampar Yahudi, Kok Bisa? Begini Ceritanya
Tapi itu memang milikku…