Topsumbar – Gegap gempita menjelang perayaan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) pada 29 Mei mendatang dipastikan tak hanya menjadi acara seremonial. Kementerian Sosial memastikan lansia dapat berdaya dan mampu meningkatkan kesejahteraannya sendiri.
Nenek Nuriyah misalnya. Wanita berusia 79 tahun ini mendapatkan bantuan pengembangan usaha program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) dari Kemensos melalui Direktorat Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil dan Kewirausahaan Sosial. Nenek Nuriyah tak bisa menyembunyikan rasa bahagia melihat jejeran barang-barang kelontong yang memenuhi warung sederhana miliknya, Minggu (28/05/2023).
“Untuang-untuang yang maagiah bantuan ko sadonyo masuak sarugo (Semoga yang memberikan bantuan ini masuk surga),” katanya mendoakan.
Sebelumnya, Nenek Nuriyah sudah memiliki usaha toko kelontong. Namun usahanya tidak berkembang karena banyak pelanggan yang berhutang dan tidak membayar. Nenek Nuriyah tinggal sendiri di rumahnya di Jorong Aur Kuning Desa Batu Rijal Kecamatan Padang Laweh Kabupaten Dharmasraya. Sedangkan anaknya tinggal di desa yang masih berada di kecamatan yang sama dengannya.
Sehari-hari, Nenek Nuriyah menggantungkan hidup dari hasil penjualan toko sembako. Penghasilannya tidak menentu, kadang bisa Rp40.000 – Rp80.000 sehari, kadang tidak mendapatkan uang sama sekali. Tapi di usia senjanya, Nenek Nuriyah tidak ingin bergantung pada orang lain, kekurangan uang ia penuhi dengan berjualan kelapa.
Selain Nenek Nuriyah, terdapat 10 lansia lainnya yang mendapatkan bantuan PENA. Di antaranya adalah Kakek Jon Anwar di Kecamatan Sungai Rumbai, Nenek Ismayarti di Kecamatan Koto Baru, Nenek Ijem di Kecamatan Koto Salak, Nenek Asmawati di Kecamatan Pulau Punjung, Nenek Agu di Kecamatan Asam Jujuhan, Nenek Sumiyati di Kecamatan Koto Besar, Nenek Poniyem di Kecamatan Tiumang, Kakek Mardias di Kecamatan Sitiung, Nenek Samini di Kecamatan Timpeh, dan Nenek Ermis di Kecamatan Sembilan Koto.
Adapun kluster usaha diberikan sesuai hasil asesmen, yaitu warung sembako untuk 6 orang, pontong pical dan jajanan tradisional untuk 2 orang, usaha olahan tempe rumahan, jamu tradisional, dan keripik balado.
Plt Direktur Pemberdayaan KAT dan Kewirausahaan Sosial, I Ketut Supena mengatakan pemberian bantuan yang bervariasi tidak lepas dari hasil asesmen yang dilakukan.
“Kewirausahaan yang diberikan sesuai hasil asesmen, ini penting agar usaha yang dijalankan lansia benar-benar sesuai minat dan potensi dari para lansia, dan juga sesuai dengan kebutuhan akan potensi usaha sesuai wilayah lansia berdomisili,” katanya.
Menurutnya, pelibatan lansia pada program PENA menjadi penting untuk mendorong generasi muda agar bisa berpikir kreatif dan berwirausaha. “Beliau-beliau ini hendaknya menjadi panutan bagi generasi muda. Usia yang tidak lagi muda justru membuat beliau-beliau tetap semangat untuk berwirausaha dan tidak mau bergantung kepada orang lain,” jelasnya.
Memasuki usia lanjut bukan berarti segala aktivitas harus berhenti. Lansia harus tetap aktif dengan memilih aktivitas sesuai dengan kondisi fisiknya.
Bantuan PENA kepada 11 lansia di Dharmasraya terlaksana atas kerja sama Ditjen Pemberdayaan Sosial dan Direktorat Pemberdayaan KAT dan Kewirausahaan Sosial dan Dinas Sosial Kabupaten Dharmasraya.
(Yan)