Kota Solok | Topsumbar – Suasana lebaran belum lagi usai, sebagian warga masih menikmati liburan menjelang dimulainya proses belajar mengajar di sekolah, kendatipun aktifitas perkantoran sudah dimulai dalam minggu ini.
Namun suasana lebaran pada Sabtu (29/4) siang di komplek pertokoan di jalan Adityawarman Kelurahan Kampung Jawa, Kota Solok agak sedikit terusik dengan kehadiran hewan kecil bersayap dengan sengatan berbisa lalu-lalang di udara sekitar pertokoan dan permukiman warga.
Tak disangka, kawanan serangga penyengat berjenis tawon ini rupanya telah membuat sarang di sudut atas pertokoan. Sontak saja hal ini mengagetkan pemilik toko. “Kami baru tahu kalau di atas toko ternyata ada sarang tawon yang sudah besar,” demikian disampaikan Teguh yang sehari-hari berniaga di toko tersebut.
Tanpa membuang waktu dan besarnya kekhawatiran kehadiran sarang tawon ini akan mengganggu kenyamanan dan keselamatan, langsung saja Teguh menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan.
Cepat tanggap, begitulah kira-kira kata yang tepat untuk mengapresiasi kehadiran komunitas satria biru ini, tim evakuasi di bawah pimpinan Idris ini bergerak taktis dan metodis mengamati situasi, berhitung dengan kondisi dan risiko serta memutuskan langkah-langkah penanganan evakuasi sarang tawon.
Sekilas terkesan sederhana urusan ini, namun rupanya tidak semudah yang dibayangkan, menangani persoalan serangga penyengat ini butuh strategi dan kepiawaian.
“Meminimalisir pergerakan mereka ini yang paling penting, sebab jika sarang koloni hewan penyengat ini terusik dia akan terbang menyebar di sekitar untuk mencari perlindungan, salah-salah penanganan, sekawawan hewan ini akan jadi liar dan menyerang,” kata Zoni salah satu tim evakuasi Damkar Kota Solok.
“Hari ini kami sudah menangani dua kejadian sarang tawon, satu lagi di pemukiman warga Kelurahan Tanah Garam,” tuturnya menambahkan.
Butuh nyali yang lebih jika mau bergabung di tim ini, karena kejadian demi kejadian yang mereka tangani selalu menghadang risiko tinggi, menariknya belum satupun di antara mereka yang mengikuti pelatihan penanganan satwa berbisa ini, ditambah dengan peralatan yang seadanya mereka berjuang untuk memberikan rasa aman kepada warga Kota Solok.
Lebih kurang tiga jam proses evakuasi ini berjalan, tahapan penanganan sarang tawon ini dimulai dengan menyemprot cairan disinfektan, lalu sarang tawon disulut dengan menggunakan obor api, dan diakhiri dengan penyiraman sarang tawon. Hal ini dimaksudkan agar memusnahkan sarang beserta isinya.
”Alhamdulillah proses penanganan berjalan lancar, mestinya tidak selama ini prosesnya, kita terkendala angin dan medan yang cukup sulit membuat prosesnya sedikit memakan waktu,” ungkap koordinator tim evakuasi, Idris.
Toko-toko yang tadinya ditutup selama proses evakuasi berlangsung kembali dibuka, aktivitas perdagangan dan lalu lintas kembali lancar. warga di sekitar kembali lega, kekuatiran akan sengatan tawon yang nyasar sudah hilang.
Tawon atau lebah bertali kecil (Vespa Affinis) adalah lebah umum yang jamak dijumpai di daerah Asia yang memiliki daerah tropis dan sub-tropis dalam hal ini termasuk di Indonesia.
Hewan ini hidup secara berkelompok dalam koloni dengan ditandai adanya sarang berukuran besar sebagai tempat tingal yang bisa berisi hingga ratusan tawon. Alat pertahanan diri berupa sengatan dan racun bisa menjadi mematikan jika sewaktu-waktu digunakan untuk mempertahankan diri terhadap ancaman.
Saat menyengat, dalam hal ini manusia, dapat mengakibatkan matinya sel-sel jaringan hidup yang terjadi secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan kematian. Potensi tersebut tentu membuat ancaman bagi manusia jika dalam suatu wilayah permukiman terdapat koloni tawon jenis ini. (gra)