Topsumbar – Setelah berjalan satu semester, pembelajaran berbasis Islamic, Sains, Teknologi, Engineering, Mathematic (ISTEM) di Pondok Pesantren (Pontren) Kauman Muhammadiyah Padang Panjang sudah mulai menampakkan hasil. Hal ini terlihat dari beberapa proyek yang diciptakan santri yang telah berhasil meraih prestasi internasional.
Hal ini disampaikan Mudir Pontren, Dr. Derliana, M.A saat memberi kata sambutan dalam kegiatan Pelatihan Pembelajaran ISTEM yang digelar di Aula Buya Hamka, Kamis (5/1).
“Kita telah berhasil membawa proyek santri sampai tingkat internasional. Bahkan proyek santri kita The Glass Jelly meraih peringkat tiga internasional. Tapi itu belum cukup, karena masih banyak pekerjaan kita agar cita-cita Persyarikatan dalam melahirkan generasi cerdas berkemajuan semakin nyata,” ujarnya.
Ditambah Derliana, pelatihan kali ini bertujuan memperdalam serta memperkaya wawasan dan pengetahuan tenaga pendidik dan kependidikan yang terlibat langsung mewujudkan pontren sebagai Pusat Keunggulan Tamaddun Islam.
“Kita telah melewati tahapan demi tahapan pada semester ganjil. Perlu ada peningkatan di semester genap ini untuk lebih memberikan kontribusi nyata dalam melahirkan generasi cerdas berkemajuan,” ujarnya.
Dikatakan Derliana, pentingnya pembelajaran berbasis ISTEM ini karena metode ini mampu mempersiapkan santri memiliki daya saing global karena pendekatan ini sarat dengan proses belajar yang tidak saja melatih keterampilan tetapi juga mendorong santri untuk menjadi seorang problem solver.
Kepala Pusat MBKM LP3M Universitas Negeri Padang (UNP), Dr. Muhammad Adri, M.T yang menjadi narasumber kegiatan ini mengatakan, Pontren Kauman sudah melewati fase paling sulit dalam menciptakan pembelajaran ISTEM. Fase paling sulit menurutnya adalah fase memulai.
“Saat ini tinggal fase membiasakan dan meningkatkan. Sehingga ISTEM menjadi sebuah kebiasaan bagi seluruh civitas akademika,” jelasnya.
Menurut dosen Analisis Perancangan Perangkat Lunak UNP ini, pada pendekatan ISTEM, kegiatan pembelajaran dirancang untuk melatih integrasi pola pikir dan keterampilan seorang saintis dengan seorang engineer (perekayasa). Santri didorong untuk menghubungkan pengetahuan akademik dan keterampilan yang dimilikinya dalam empat aspek.
Sementara di hari yang sama, bagi tenaga pendidik disiplin ilmu PAI dan bahasa Arab dilaksanakan peningkatan mutu pembelajaran Khutubutturats. Kegiatan yang berlangsung di ruang majelis guru ini menampilkan metode pembelajaran berbasis kitab sebagai identitas sebuah pondok pesantren. (AL)