Pesisir Selatan | Topsumbar – Puskesmas Lumpo, Kecamatan IV Jurai melalui program Yankestrad telah melakukan kegiatan koordinasi tentang tanaman dan pemanfaatan Toga yang dilakukan oleh Yulfita Suriati, Amd.Kep dan Resy Bismaya Sari, Str.Keb
Keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia merupakan aset dan sumberdaya yang harus dipelihara dan dikelola untuk dapat menjadi warisan leluhur dan bermanfaat bagi masyarakat untuk pemeliharaan kesehatan.
Yulfita Suriati, Amd.Kep dan Resy Bismaya Sari, Str.Keb, Senin (5/12) menjelaskan, Toga adalah singkatan dari Taman Obat Keluarga berfungsi sebagai penyedia obat sekaligus berupa taman berestetika yang memenuhi kriteria keindahan pekarangan.
Toga dapat memenuhi upaya kesehatan preventif (pencegahan penyakit), promotif (peningkatan derajat kesehatan), kuratif (penyembuhan penyakit) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Selain itu Toga berfungsi juga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga antara lain sebagai sarana untuk memperbaiki status gizi keluarga, menambah penghasilan keluarga, meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman, melestarikan tanaman obat dan budaya bangsa.
Disamping itu, kaberadaan Toga juga berfungsi sebagai upaya pelestarian tanaman obat dari proses kelangkaan. Toga juga bisa diartikan sebidang tanah baik di halaman, pekarangan, atau di kebun yang dimanfaatkan untuk menumbuhkan tanaman yang berkhasiat obat dalam upaya memenuhi kebutuhan obat keluarga.
Toga dimaksudkan agar masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan dengan cara yang murah, mudah, aman dan nyaman. Toga selain menjaga kesehatan masyarakat, juga diharapkan dengan Toga keindahan lingkungan rumah tangga dapat tercipta, termasuk mengurangi pengeluaran kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Karena kebutuhan obat, sayur-sayuran dan bumbu masak telah tersedia di dalam Toga.
Oleh karena itu, Toga diharapkan dapat menunjang kesehatan, kesejahteraan, keindahan lingkungan, pelestarian tanaman dan budaya, mengurangi kebutuhan rumah tangga sehari-hari, dan dapat juga sebagai sumber penyedia bahan baku obat tradisional.
Lokasi, Sesuai namanya Togas dapat dimulai dari halaman rumah kebun, ladang, selain itu dapat dilakukan di halaman sarana umum seperti: sekolah, puskesmas / rumah sakit, gedung balai desa / kantor kelurahan, gedung pertemuan dan lahan lain yang dapat dimanfaatkan.
Untuk daerah perkotaan, dimana sulit untuk memiliki rumah dengan halaman atau pekarangan yang memadai, TOGA dapat dibuat dengan menggunakan pot, poli bag, ember dan bahan lain yang cocok untuk pot.
Jenis tanaman obat yang banyak ditanam di dalam Toga secara umum sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Penamaan jenis tanaman obat dengan menyertakan nama ilmiah (latin) selain nama nasional dan nama lokal dimaksudkan agar antara tanaman obat yang satu dengan lainya tidak tertukar.
Ia menambahkan, dalam pengembangan Toga perlu diperhatikan penataan dari berbagai tanaman yang akan ditanam, sehingga terlihat serasi, indah dan bernilai estetika sebagai taman. Penataan dalam penanaman tanaman obat dapat didasarkan pada fisik tanaman (tanaman yang tumbuh tinggi, sedang dan rendah), Warna daun (hijau, ungu, kuning , merah).
Selanjutnya, bentuk daun (besar, kecil, bulat, dan panjang). Khasiatnya (sebagai obat batuk, obat pilek, obat diare dan sebagainya). Kegunaan lainnya (sebagai bumbu masak, sayuran dan lalapan). Penataan Toga dapat dipadukan dengan tanaman buah-buahan, sayuran, tanaman hias bahkan tanaman perkebunan yang mempunyai fungsi sebagai obat. (RD)