Kajian Jumat Oleh: Amri Zakar Mangkuto Malin, SH, M.Kn
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد
Kaum muslimin rahimakumullah.
Jabatan dan kekuasaan adalah dambaan setiap orang karena dengan kekuasaan dan jabatan akan mendapatkan harta dan kemuliaan disisi manusia, tetapi disisi Alloh bisa jadi suatu kecelakaan dan mengundang kemurkaan Alloh SWT, yaitu ketika kekuasaan dan jabatan disalah gunakan dan berbuat tidak sesuai tuntunan dan petunjuk Alloh dalam menggunakan dan menjalankan jabatan.
ADAB ANAK DIRUMAH
MEMINTA IJIN MEMASUKI KAMAR ORANG TUA
Wahai ayah dan ibu ajarkanlah firman Alloh ini kepada anak anak untuk meminta ijin memasuki kamar priadi. TERMASUK ASISTEN RUMAH TANGGA Dan merupakan perintah Alloh SWT” Artinya : Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum baligh di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum sembahyang Subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya. (Itulah) tiga aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Surat An Nur Ayat 58).
Ketika perintah Alloh SWT ini tidak diketahui orangtua zaman sekarang dan mana mungkin anak akan menggunakan etikanya kecuali anak yang didik dengan ajaran agama yang baik, bukan sekedar sekolah agama, tetapi MENGAMALKAN AJARAN AGAMA.
*PERILAKU SUAMI ISTERI*
Pertama
BERTAQWA KEPADA ALLOH SWT
Keshalehan dan ketakwaan seorang hamba adalah ukuran kemuliaannya di sisi Allah Ta’ala, sebagaimana dalam firman-Nya:
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu” (QS al-Hujuraat: 13).
Allah Ta’ala berfirman: “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan keluar (dalam semua masalah yang dihadapinya), dan memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangkanya” (QS. ath-Thalaaq:2-3).
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya kemudahan dalam (semua) urusannya” (QS. ath-Thalaaq:4).
Taqwa itu dibuktikan dengan rajin ibadah sehari hari. karena islam itu amalan anggota tubuh bukan perkataan semata. BELUM TENTU YANG BANYAK TAHU ISLAM BANYAK AMALANNYA, BISA JADI YANG TIDAK BANYAK BICARA BANYAK AMALANNYA.
Kedua
SUAMI WAJIB MEMBERI NAFKAH SESUAI KEMAMPUAN
Member nafkah anak dan isteri adalah kewajiban suami, karena perintah Alloh sebagaimana dalam firmanNya: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka” (QS an-Nisaa’: 34).
Pada ayat lain Alloh SWT jelaskan: “Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf” (QS al-Baqarah: 233).
“Dan (hamba-hamba Allah yang beriman adalah) orang-orang yang apabila mereka membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan mereka) di tengah-tengah antara yang demikian” (QS al-Furqaan:67).
Ketiga
ISTERI MEMBERI NAFKAH KELUARGA
Ketika isteri menafkahi suami dan anak-anak maka isteri dapat pahala berlipat ganda disisi Alloh dengan syarat JANGAN MENYEBUT NYEBUT KEBAIKAN YANG SUDAH DILAKUKAN.
Firman Allah SWT, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya (di hadapan) manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian.” (QS al-Baqarah [2]: 264).
Keempat
MENGAJARKAN ANAK ILMU AGAMA SEJAK KECIL UNTUK MENYELAMATKAN DARI API NERAKA
Sebagaimana firman Alloh SWT: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu” (QS at-Tahriim:6).
Banyak amalan yang dapat menjaga diri dari api neraka. Contoh: “Maukah kamu aku beritahu perkara yang menyebabkan dirimu diharamkan dari dibakar oleh Neraka? Yaitu setiap orang yang dekat (dengan manusia), lemah lembut, lagi memudahkan.” (HR al-Tirmizi).
Pada hadist lain Sabda Rasulullah ﷺ: “Allah haramkan api neraka menyentuh anggota sujud pada keturunan Adam.” (Shahih Bukhari).
Kelima
SUAMI ISTERI YANG SELALU MENDOAKAN ANAK ANAK DAN KELUARGANYA
Selalulah berdoa untuk DIRI, ANAK-ANAK, KELUARGA DAN KAUMUSLIM sebagaimana firman Alloh SWT: “Dan orang-orang yang berkata: “Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami), dan jadikanlah kami imam (panutan) bagi orang-orang yang bertakwa” (QS al-Furqaan: 74).
Keenam
SUAMI YANG MENYIANYIAKAN NAFKAH KELUARGANYA
Suami yang lalai menfkahi keluarga BERDOSA
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:: “Cukuplah seseorang dikatakan berdosa jika ia menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya.” (HR Abu Daud-Ibnu Hibban).
Sebab ISTERI dalam hadist “Dan mereka (para istri) mempunyai hak diberi rezeki dan pakaian (nafkah) yang diwajibkan atas kamu sekalian (wahai para suami),’’ (HR Muslim ).
*KEWAJIBAN BAGI ANAK*
Adalah berbuat baik kepada kedua orangtua TANPA MEMBEDA BEDAKAN.
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik (QS: Isra’: 23).
Dalam sabdanya Rasulullah SAW berkata: “Sesungguhnya Allah berwasiat 3 kali kepada kalian untuk berbuat baik kepada ibu kalian, sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada ayah kalian, sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada kerabat yang paling dekat kemudian yang dekat.” (HR. Ibnu Majah, sahih dengan sawahid-nya).
KEWAJIBAN LEBIH BERBAKTI KEPADA IBU JANGAN DIBALIK
Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu (QS. Luqman: 14).
Dalam hadist Artinya : Dari Abu Hurairah RA, beliau berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari & Muslim).
Maka ketika anak lebih mendahulukan ayahnya disbanding kepentingan ibunya maka cenderung melakukan hal yang dilarang oleh nabi.
*PERINTAH ORANGTUA YANG WAJIB DITOLAK ANAK*
JIKA ORANGTUA MENGAJAK JADI MEMPERSETKUTUKAN ALLOH SWT WAJIB DITOLAK, DAN ORANGTUA TIDAK BOLEH MENGHUKUM ANAK SEBAGAI DURHAKA KETIKA KEINGINAN DURHAKANYA DITOLAK ANAK.
“Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orangtuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya.” (QS. Al-‘Ankabuut: 8).
*PERINTAH SUAMI WAJIB DITOLAK OLEH ISTERI*
Pertama
MENGAJAK UNTUK BERMAKSIAT KEPADA ALLOH SWT, misalnya tidak mau diajak salat atau marah, menjual isteri kepada laki-laki lain untuk mendapatkan uang dst.
Sebagaimana hadist:
Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam hal kemaksiatan kepada Allah Azza wa Jalla.” (HR. Ahmad).
Kedua
Suami tidak taat kepada Alloh dan melakukan perbuatan yang dilarang Allloh swt,karena KETIKA SUAMI TIDAK TAAT KEPADA ALLOH DIA SUDAH BERMAKSIAT KEPADA ALLOH SWT.
Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak ridhai. Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan” (QS. An-Nisai).
Dengaan demikian hendakah antara suami isteri yang beriman belajar hidup membina rumahtangga dengan mempelajari ajaran islam sebelum menikah dan selama perkawinan sampai akhir hayat, agar berumah tangga menjadi ibadah, tetapi ketika semua upaya sudah dilakukan tidak terdapat persesuaian suami isteri maka PERCERAIAN ADALAH JALAN TERBAIK BAGI KEDUANYA menurut Allloh SWT, dan siapa sengaja mencari cari jalan selain jalan Allloh maka tentu tidak dalam ridoNya Allloh SWT.
NUUN WALQOLAMI WAMA YASTHURUN.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
(Sukabumi, Jumat, 9 Desember 2022)
Penulis merupakan seorang pendakwah, dosen, penulis buku dan praktisi hukum