Nasional | Topsumbar – Ikatan Masyarakat Padang Panjang (IMPP) Jakarta dan Sekitarnya mengimpikan punya Masjid yang sekaligus berfungsi untuk rumah singgah, rumah Tahfizh dan untuk kegiatan-kegiatan ibadah lainnya.
Masjid yang diimpikan itu juga berfungsi untuk Sekretariat IMPP Jakarta dan Sekitarnya serta untuk organisasi masyarakat Padang Panjang & Batipuh X Koto lainnya khusus untuk masyarakatt Padang Panjang yang bermukim di Jakarta dan sekitarnya.
Menurut salah satu Ketua bidang pada kepengurusan IMPP Jakarta dan Sekitarnya, Kodri Zein dihubungi Topsumbar.co.id, Minggu (18/12/2022), impian tersebut dipaparkan oleh Ketua Umum IMPP Jakarta dan Sekitarnya, Nasrul Naga sebelum dimulainya kegiatan pengajian IMPP Jakarta dan Sekitarnya, Sabtu (17/12/2022).
Pengajian IMPP Jakarta dan Sekitarnya itu digelar di Masjid At-Taqwa Universitas Pancasila, Jl. Lenteng Agung Raya No.56, RT.1/RW.3, Srengseng Sawah, Kec. Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan penceramah Ustadz Dr H Idrianto Faishal MA.
Nasrul Naga menyebutkan, selain impian punya Masjid, sebelumnya pada penghujung November 2022 lalu, IMPP Jakarta dan Sekitarnya sudah melakukan kegiatan sosial, seperti IMPP peduli korban gempa bumi Cianjur yang bantuannya sudah diserahkan.
Kemudian sudah pula terhimpun dana dalam program sosial untuk internal anggota IMPP Jakarta dan Sekitarnya.
“Kita juga akan membuat legalitas organisasi ke Kemenkumham serta merancang acara pengukuhan kepengurusan IMPP Jakarta dan Sekitarnya masa bakti 2022-2027,” sebut Nasrul Naga.
Pada kesempatan itu, Nasrul Naga yang terpilih sebagai Ketua Umum IMPP Jakarta dan Sekitarnya dalam Musyawarah Besar (Mubes) Ke-3 IMPP Jakarta dan Sekitarnya di Hotel Balairung Matraman, Jakarta Timur, Minggu (9/10/2022) lalu juga mengucapkan terima kasih kepada semua yang menghadiri pengajian dan semua yang sudah ber Wakaf-Infak-Sedekah untuk acara pengajian dan juga untuk Masjid.
“Semoga kehadiran Bapak Bapak, Ibuk ibuk dan Dunsanak dicatat sebagai ibadah dan tambahan amal shaleh di yaumil akherat nanti. In syaa Allah dibalas berlipat ganda oleh Allah Taa’la,” ucap Nasrul Naga sembari mengucapkan sampai bertemu di pengajian IMPP Jakarta dan Sekitarnya yang berikutnya direncanakan akhir Januari 2023 atau Awal Februari 2023.
Perjalanan Manusia Menuju Keabadian
Sementara itu, Ustadz Dr H Idrianto Faishal MA dalam kajiannya mengangkat tema
‘Perjalanan Manusia Menuju Keabadian’.
Diawal kajiannya, Ustadz Idrianto Faishal yang merupakan Presiden Gesture Institute dan Direktur Akademik Algebra Internasional Islamic Boarding School, Bogor Jawa Barat itu membacakan QS. Al Insyiqaq Ayat 6 yang artinya; Wahai manusia! Sesungguhnya kamu telah bekerja keras menuju Tuhanmu, maka kamu akan menemui-Nya.
Kemudian Ustadz Idrianto menerangkan tentang Al-Insan (Manusia, red) sebagai makhluk spiritual dan makhluk intelektual.
Sebagai makhluk spritual ada “perjanjian primordial’ yang ‘intrinsic” dan inheren menyertai setiap kelahiran anak manusia dan Ustadz Idrianto membacakan QS Yasin [36]: 60) yang terjemahannya “Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah setan.” (QS Yasin [36]: 60).
Menurut Profesor Sayyid Husain Nashr, sebut Ustadz Idrianto, manusia modern berada di pinggiran, jauh dari ‘centrum’ pusat kehidupan, yaitu Allah SWT.
Dikatakan, hubungan mereka dengan Allah SWT begitu jauh, bahkan hampir terputus sama sekali. Tak heran bila mereka banyak mengidap penyakit ‘kehampaan spiritual’ akibat terputus dari asalnya dan lupa terhadap janji primordialnya.
Spiritualitas yang berorientasi agama, memiliki kekuatan (power) transendent, hanya bisa dicapai dengan ketenangan
batin.
Ketenangan batin merupakan kekuatan dari dalam diri manusia, dan hanya bisa dirasakan dengan iman sebagai manivestasi ketaqwaan kepada Allah SWT.
Kemudian al-insan sebagai makhluk intelektual, diterangkan Ustadz Idrianto. Bagaimana Ibnu Jarir Atabhari mengutip dua riwayat berbeda: pertama dari Qatadah yang memaknai al-bayan dengan “dunia-akhirat”, dan “baik-buruk”. Kedua dari Ibnu Zaid memaknainya dengan bicara (al-kalam).
Menurut al-Thabari al-bayan dapat ditafsirkan dengan segala sesuatu yang dibutuhkan manusia terkait kebutuhan agama dan dunianya meliputi cara hidup, cara berpikir, pengetahuan tentang halal-haram.
Ustadz Idrianto juga menerangkan tentang Filisofi perjalanan, yaitu jangan salah memilih jalan dan jangan salah memilih Tuhan.
“Salah satu pandangan yang senantiasa dilempar oleh kaum Pluralis Agama dalam
‘menyesatkan’ kaum Muslim, adaah bahwasanya, “semua agama adalah jalan yang berbeda-beda menuju Tuhan yang satu.,” sebutnya.
Agar perjalanan Ringan menuju Allah kurangi Beban Hidup dan dosa beban yang terbesar.
Selanjutnya, titip lah apa yang dititipkan oleh Allah pada tempat penitipan yang pas.
Dari Abu Barzah Naḍlah bin Ubaid Al-Aslami-raḍiyallāhu
‘anhu- secara marfū’, (Nabi bersabda), “Kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat kelak hingga ditanya tentang umurnya, untuk apa ia habiskan? Tentang ilmunya, untuk apa ia pergunakan? Tentang hartanya, dari mana ia peroleh dan untuk apa ia belanjakan? Dan tentang tubuhnya, untuk apa ia pergunakan?” (Hadis sahih -Diriwayatkan oleh Tirmiż).
Dipenghujung pengajiannya, Ustadz Idrianto mengajak hadirin untuk mencermati QS. alkafirun yang artinya; ‘Katakanlah, “Hai orang-orang yang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah. Dan kalian bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah men]adi penyembah apa yang kalian sembah, dan kalian tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untuk kalianlah agama kalian, dan untuk ku lah agamaku’.
Kemudian QS.Taha ayat 14 yang artinya;
‘Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada Tuhan selain Aku. Maka sembahlah Aku dan laksanakanlah salat untuk mengingat Aku’.
Pengajian yang digelar IMPP Jakarta dan Sekitarnya selain dihadiri jajaran pengurus inti juga hadir beberapa orang pembina, penasehat, dan bundo kanduang serta dihadiri lebih kurang 200 orang masyarakatt Padang Panjang di Jakarta dan Sekitarnya.
(Alfian YN)