Pesisir Selatan | Topsumbar – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pesisir Selatan melalui Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat melakukan pertemuan Nagari Siaga bagi Petugas Promkes dan Bidan desa se kabupaten di Hotel Triza Painan, Kamis (1/12).
Pertemuan Nagari Siaga itu dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan, Kabupaten Pesisir Selatan, dr. Syahrizal Antoni Sy MPH didampingi Kabid Kesmas, Apt. Fitria Nibras S.Farm dan Kasi Promkes, Emmi Fauzianti. SKM,
Dalam sambutannya, Syahrizal Antoni menyatakan bahwa Nagari Siaga merupakan strategi baru pembangunan kesehatan yang lahir sebagai respon pemerintah terhadap masalah kesehatan di Indonesia yang tak kunjung selesai. Tingginya angka kematian ibu dan bayi, munculnya kembali berbagai penyakit lama seperti tuberkulosis paru, merebaknya berbagai penyakit baru yang bersifat pandemik seperti SARS, HIV/AIDS dan flu burung serta belum hilangnya penyakit endemis seperti diare dan demam berdarah merupakan masalah utama kesehatan di Indonesia. Bencana alam yang sering menimpa bangsa Indonesia seperti gunung meletus, tsunami, gempa bumi, banjir, tanah longsor dan kecelakaan massal menambah kompleksitas masalah kesehatan di Indonesia.
Nagari siaga merupakan salah satu bentuk reorientasi pelayanan kesehatan dari sebelumnya bersifat sentralistik dan top down menjadi lebih partisipatif dan bottom up. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 564/MENKES/SK/VI II/2006, tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa siaga, desa siaga merupakan desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.
Nagari siaga adalah suatu konsep peran serta dan pemberdayaan masyarakat di tingkat nagari, disertai dengan pengembangan kesiagaan dan kesiapan masyarakat untuk memelihara kesehatannya secara mandiri.
Konsep nagari siaga adalah membangun suatu sistem di suatu nagari yang bertanggung jawab memelihara kesehatan masyarakat itu sendiri, di bawah bimbingan dan interaksi dengan seorang bidan dan 2 orang kader desa. Di samping itu, juga dilibatkan berbagai pengurus desa untuk mendorong peran serta masyarakat dalam program kesehatan seperti imunisasi dan posyandu
Dijelaskan, kegiatan pokok dalam Nagari Siaga adalah Surveilans dan pemetaan, dimana Setiap ada masalah kesehatan di rumah tangga akan dicatat dalam kartu sehat keluarga. Selanjutnya, peta tersebut dipaparkan di poskesdes. Perencanaan partisipatif dilaksanakan melalui survei mawas diri (SMD) dan musyawarah masyarakat desa (MMD).
Melalui SMD, desa siaga menentukan prioritas masalah. Selanjutnya, melalui MMD, Nagari Siaga menentukan target dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai target tersebut. Selanjutnya melakukan penyusunan anggaran yang dibahas dalam Musrenbang. (RD)