Payakumbuh | TopSumbar – Penjabat Wali Kota Payakumbuh, Rida Ananda meresmikan gerakan menanam cabe dan bawang guna pengendalian inflasi di lahan Kelompok Tani Ateh Padang, Kelurahan Padang Alai Bodi, Kecamatan Payakumbuh Timur, Kamis (13/10).
Hadir Asisten II Elzadaswarman, Kepala Dinas Pertanian Depi Sastra, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Edvidel Arda, Kabag Perekonomian Arif Siswandi, Camat Hepy diwakili Sekcam Zailendra, lurah, penyuluh pertanian, dan anggota kelompok tani setempat.
Kadis Pertanian Depi Sastra dalam sambutannya mengatakan pemicu inflasi adalah sektor pertanian dengan naiknya harga bawang dan cabe, seharusnya ada harga keseimbangan, petani tidak merugi dan konsumen tidak kemahalan membeli.
“Kita berharap segera bisa keluar dari kondisi ini,” kata Depi.
Ditambahkannya, untuk tanaman Cabe, Kota Payakumbuh mendapat alokasi anggaran dari APBN untuk sebanyak 20 hektar, lokasinya di Kecamatan Payakumbuh Timur sebanyak 10 hektar, dan sisanya di di Kecamatan Latina.
“Kita prediksi hasil dari penenaman Cabe melalui bantuan itu lebih kurang 3000 ton,” ujarnya.
Selain itu, tambah Depi, melalui APBD pihaknya juga sudah melakukan pemberian bantuan benih siap tanam kepada petani. Sudah didistribusikan ribuan benih siap tanam, bahkan melalui APBD perubahan tahun 2022 juga dialokasikan 35.000 batang cabe yang difokuskan bagi KWT, lurah dan camat untuk ditanam di pekarangan.
Sementara, untuk benih bawang di APBD 2022 dialokasikan untuk 3,46 hektar, ini akan dan telah didistibusikan kepada kelompok tani, ada yang sudah ditanam dan ada yang masih dilakukan penanaman seperti hari ini.
“Kita juga ada sekolah lapangan bagi kelompok tani. Bersama mengajak masyarakat mensosialisasikan cabe dan bawang, dikawal oleh penyuluh pertanian. Penyuluh adalah sobat petani, mengawal petani, meningkatkan kesejahteraannya. Mudah-mudahan dengan kerja sama pemda dan masyarakat, inflasi bisa ditekan dan kita keluar dari kondisi ini,” ujarnya.
Dari sisi Wako Rida Ananda mengatakan selama ini adanya keluhan petani, apabila harga naik maka pemerintah sibuk mengatasi, di saat harganya turun pemerintah kemana?
Rida menjawab untuk itulah gunanya terminal agrobisnis, ditambah adanya gerakan ASN membeli cabe dari petani. Untuk problem yang lainnya kedepan solusinya bisa dicarikan.
“Saya kemarin sudah turun ke lapangan, harga cabe sudah stabil di pasar, 40 ribu hingga 60 ribu per kg. Yang perlu diwaspadai gerakan tengkulak, karena cabe kita dibawa ke luar daerah, “indak sadang-sadang lado dek urang awak do”. Tidak perlu dicemaskan, semua masyarakat kita umumnya suka bercabe, dan cabe yang kita produksi lebih enak,” ungkapnya.
Rida juga memaparkan pihaknya turun ke lapangan adalah guna berdiskusi memecahkan persoalan pertanian dan menyerap aspirasi petani. Dia ditugaskan oleh pemerintah pusat untuk turun ke lapangan bagaimana aktif untuk mengendalikan inflasi.
“Meski hanya 7-9 persen kontribusi pertanian untuk perkembangan ekonomi di Kota Payakumbuh, tapi itu cukup berpengaruh. Kita harus terus berusaha meningkatkan hasil pertanian, dan kita turut bersyukur petani malah ada yang bisa naik haji dan umrah dari hasil cabe dan bawangnya,” ungkapnya.
“Kami berharap ada ide-ide brilian dari OPD, kalau warga bermasalah dengan produksi pertanian dari hasil taninya, maka itulah gunanya pemerintah mencarikan solusi,” pungkasnya.
Dalam kegiatan itu, Rida Ananda juga menyerahkan bantuan sosial berupa telur dan susu untuk masyarakat petani kurang mampu yang punya anak berpotensi stunting. (Ton)