Payakumbuh | TopSumbar – Pemerintah Kota Payakumbuh kembali ikuti Rapat Koordinasi (Rakor) secara virtual dengan Kementerian Dalam Negeri dalam rangka pengendalian inflasi nasional Ruang Randang Lt. II Kantor Balai Kota Payakumbuh, Senin (31/10/2022).
Adapun rakor pengendalian inflasi ini adalah rakor kedua dalam waktu yang diestimasikan oleh Kemendagri, yaitu setiap hari Senin selama 3 minggu berturut-turut. Pj Wali Kota Rida Ananda tampak didampingi oleh Plt Sekretaris Daerah Dafrul Pasi dan kepala OPD se-Payakumbuh.
Dalam kesempatan tersebut Kemendagri Tito Karnavian menyebutkan bahwa inflasi kelompok transportasi diredam oleh deflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
“Per september 2022, kelompok transportasi seperti bensin, solar, angkutan antar kota memberikan andil inflasi sebesar 1,08 persen, sementara kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil deflasi sebesar 0,08 persen,” ujar Tito.
Kemudian Tito juga menyampaikan bahwa daerah harus rajin berkolaborasi untuk menanggulangi inflasi di daerah masing-masing.
“Pemerintah daerah harus melakukan intervensi secara detail terhadap sektor-sektor yang memiliki kemungkinan terjadinya inflasi, sehingga nantinya akan lahir kolaborasi antar stakeholder,” tegas Tito.
Sementara itu, berdasarkan pemuktahiran laporan 51 Pemkot per 28 Oktober 2022, 18.00 WIB (Data Diolah) oleh Ditjen Bina Keuangan, Payakumbuh diketahui termasuk 10 Daerah Tertinggi yang Persentase Realisasi Pendapatan APBD Kota Se-Indonesia TA 2022.
Hal ini turut menjadi angin segar bagi perkembangan proses pengendalian inflasi bagi Pemerintah Kota Payakumbuh. Sejalan dengan yang disampaikan oleh Tito, Pj Wako Rida Ananda juga menyampaikan hal yang selaras dalam amanatnya di apel pagi, Senin (31/10/2022)
“Saya harap, kita bersama dapat memberikan perhatian lebih dalam proses pengentasan inflasi, kemiskinan ekstrem, dan stunting di Kota Payakumbuh. Jangan sampai kita abai dan tidak peduli dengan masyarakat yang membutuhkan bantuan di sekitar kita,” ucap Rida.
Lebih lanjut, Rida menyampaikan bahwa komoditas di Payakumbuh mayoritas sudah mengalami kestabilan harga sejak beberapa waktu lalu.
“Hanya satu atau dua komoditas yang mengalami kenaikan, itupun tidak terlalu signifikan. Kita akan terus lakukan pemantauan, ini bentuk komitmen kita terhadap pengentasan problematika ekonomi di Payakumbuh,” pungkas Rida. (Ton)