Kota Solok | Topsumbar – Saat ini hampir semua sektor pekerjaan ada tenaga perempuan. Perempuan mempunyai tugas ganda selain bekerja juga mengerjakan pekerjaan rumah tangga serta memenuhi kodrat sebagai ibu yang bertanggung jawab terhadap kualitas anak sebagai generasi penerus. Maka dari itu, dengan besarnya tugas dan tanggung jawabnya, perempuan memerlukan pemeliharaan dan perlindungan kesehatan yang baik.
Gerakan pekerja perempuan sehat produktif (GP2SP) merupakan salah satu upaya untuk menggalang kesadaran guna meningkatkan kepedulian dalam upaya memperbaiki kesehatan pekerja perempuan sehingga dapat meningkatkan produktivitas.
Untuk mewujudkan gerakan tersebut melalui Seksi Kesling Kesjaor Dinas Kesehatan Kota Solok melakukan monitoring terhadap pekerja perempuan sektor UMKM di aula D’Relazion Resto, Rabu (26/10). Acara ini menghadirkan narasumber narasumber Formayoza, MKM dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar.
Mengawali kegiatan, Kabid P3PL, dr. Hiddayaturrahmi, M.Kes dalam sambutannya mengatakan pekerja perempuan mempunyai peran ganda sebagai pekerja dan juga memenuhi kodrat sebagai ibu. Maka ia memerlukan pemeliharaan dan perlindungan kesehatan yang baik.
Menurutnya selain pemeriksaan kesehatan, pekerja perempuan juga harus mendapatkan perhatian dalam peningkatan pemberian ASI kepada anak mereka. Pekerja perempuan merupakan salah satu pengungkit berbagai macam indikator kesehatan, sehingga pembinaan sumberdaya manusia merupakan modal dalam pembangunan dalam era globalisasi.
Pada materi pertama, narasumber menyampaikan implementasi atau pengaplikasian gerakan pekerja perempuan sehat produktif di tempat kerja UMKM sebagai salah satu instrumen perlindungan pekerja perempuan sebagai salah satu instrumen perlindungan pekerja perempuan, yang bertujuan untuk Meningkatnya Sumber daya pekerja Perempuan yang sehat dan produktif melalui peningkatan kesehatan dan gizi.
Materi selanjutnya, Kesehatan Reproduksi dan ASI Eksklusif di tempat kerja. Dengan kesimpulan, cukup banyaknya faktor di lingkungan kerja yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi baik pekerja perempuan maupun laki-laki. Penerapan kesehatan reproduksi dapat mewujudkan penyediaan SDM masa depan yang sehat, cerdas dan produktif, kerjasama lintas Program di Puskesmas dan Bidang Promkes.
Materi terakhir menjelaskan tentang pemenuhan kecukupan gizi pekerja perempuan perlu mendapat perhatian pengelola tempat kerja karena waktu yang dihabiskan di tempat kerja 8 jam per hari. Pekerja dengan gizi kurang akan berdampak cepat lelah, reaksi lamban, kurang motivasi, tidak punya inisiatif, mudah sakit dan sering izin tidak masuk kerja.
Melalui pelaksanaan kegiatan ini, diharapkan dapat mencapai tujuan utama untuk meningkatkan status kesehatan gizi pekerja perempuan demi mencapai produktivitas kerja yang maksimal. Tujuan khususnya, perusahaan menyelenggarakan Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif di tempat kerja, mendorong tercapainya pemberdayaan di tempat kerja serta mendorong keaktifan pekerja untuk berperan dalam pelaksanaan Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif, serta terbentuknya Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) sebagai bentuk dukungan perusahaan dan pekerja dalam pelaksanaan Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif. (gra)