Penyalahgunaan Jabatan dan Kekuasaan Oleh Intelektual Terhadap Orang yang Dipimpinnya

Amri Zakar Mangkuto Malin, SH, M.Kn

Opini | Topsumbar – Kajian Jumat Oleh : Amri Zakar Mangkuto Malin, SH, M.Kn

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

Bacaan Lainnya

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد

Kaum muslimin rahimakumullah.

Jabatan dan kekuasaan adalah dambaan setiap orang karena dengan kekuasaan dan jabatan akan mendapatkan harta dan kemuliaan disisi manusia.

Tetapi disisi Alloh SWT bisa jadi suatu kecelakaan dan mengundang kemurkaan Alloh SWT, yaitu ketika kekuasaan dan jabatan disalah gunakan dan berbuat tidak sesuai tuntunan dan petunjuk Alloh SWT dalam menggunakan dan menjalankan jabatan.

Berikut ini akan dikemukakan beberapa petunjuk Alloh SWT dan RasulNya atas kekuasaan dan jabatan yang menjadi rebutan manusia dipermukaan bumi.

AKIBAT KEKUASAAN DAN JABATAN YANG DISALAHGUNAKAN PELAKUNYA AKAN DIBUAT TULI DAN BUTA DENGAN KEBENARAN

Ketika seserang berkuasa dan ada jabatan, lantas berbuat kerusakan atas bumi dan moral/etika/peradapan manusia, maka akibat bagi pelakunya adalah sebagaimana firman Allâh Azza wa Jalla berfirman:

Maka apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dikutuk Allâh; lalu dibuat tuli (pendengarannya) dan dibutakan penglihatannya. [Muhammad/47:22-23].

BETAPA SADIS DAN BAHAYANYA SESEORANG HAUS JABATAN JIKA MELAKUKAN UPAYA DAN TINDAKAN

Sebagaiamana sabda Rasulullah SAW menceritatakan sikap yang akan muncul sebagai akibat dari orang yang rakus dan haus jabatan yang akan berbuat sesuka hatinya dan menghalalkan cara-cara yang tidak baik untuk bisa meraih jabatan sehingga MERUSAK MORAL anak anak bangsa.

Sebagaimana hadist: Dari Ka’ab bin Mâlik Radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dua serigala yang lapar yang dilepas di tengah kumpulan kambing, tidak lebih merusak dibandingkan dengan sifat tamak manusia terhadap harta dan kedudukan yang sangat merusak agamanya. (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi Ahmad, Ad-Darimi dan  Ibnu Hibban).

BETAPA TAMAK DAN RAKUSNYA MANUSIA DENGAN HARTA DAN JABATAN,TETAPI INGATLAH PETUNJUK ALLOH DAN RASULULLAH

Kisah dan sejarah membuktikan, jika SESEORANG SUDAH DAPAT JABATAN, maka dia akan mempertahankan jabatan dengan berbagai cara dan mengumpulkan harta SEBANYAK MUNGKIN untuk mempertahankan kekuasaan dan jabatan.

Hanya KEMATIAN YANG DAPAT MENGHENTIKANNYA (Alloh mencabut nyawanya dan menerima balasan di alam kubur, karena didunia telah berbuat sesuka hatinya).

Bahkan Neraka sudah menantikan orang yang rakus dengan harta dan jabatan. Sebagaimana firman Alloh SWT:

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui. Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim, kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri, kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu).” [At-Takâtsur/102: 1-8].

Dari ‘Abbas bin Sahl bin Sa’ad, ia berkata, “Saya pernah mendengar Ibnu Zubair dalam khutbahnya di atas mimbar di Mekah berkata:: “Wahai manusia! Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sungguh, seandainya anak Adam diberikan satu lembah yang penuh dengan emas, pasti dia akan ingin memiliki lembah yang kedua, dan jika seandainya dia sudah diberikan yang kedua, pasti dia ingin mempunyai yang ketiga. Tidak ada yang dapat menutup perut anak Adam kecuali tanah, dan Allâh Subhanahu wa Ta’ala menerima taubat bagi siapa saja yang bertaubat.’[HR. Al-Bukhâri).

Pada hadist lain Rasulullah SAW bersabda, “Setiap manusia pasti akan menjadi tua. Namun jiwanya tetap muda mengenai dua perkara, yaitu tamak akan harta benda dan selalu ingin panjang umur.” (HR Muslim).

HARTA DAN JABATAN AKAN MENJADI FITNAH DIKALANGAN MANUSIA

Harta dan jabatan akan menjadi fitnah ketika didapat dengan cara-cara tidak baik dan membuat kerusakan terhadap alam dan manusia lainnya,sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

Setiap ummat memiliki fitnah (ujian), dan fitnah ummatku adalah harta.[ HR. At-Tirmidzi,  Ahmad, dan Ibnu Hibban).

Pada hadist lain Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda : Sesungguhnya dinar dan dirham telah membinasakan orang-orang sebelum kalian dan keduanya juga membinasakan kalian.[ HR. Al-Bazzar).

ORANG ALIM JADI FASIK DAN MUNAFIK KETIKA ADA KESALAHAN TETAPI DIAM DAN TIDAK MENYAMPAIKAN KEBENARAN YANG DIKETAHUINYA

Sering terjadi, ada orang alim yang setiap hari menyampaikan ilmu dan memberi pencerahan kepada orang awam, tetapi ketika dibutuhkan keilmuan dan keahlian menjadi PENYELESAI DAN SOLUSI DARI MASALAH, JUSTRU BERTINDAK DAN BERKATA TIDAK SESUAI DENGAN KEILMUANNYA (MENDUSTAKAN KEBENARAN YANG DIKETAHUINYA DEMI KEKUASAAN).

Maka Ingatlah firman Alloh SWT:

Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca al-Kitab Alloh SWT? Maka tidaklah kamu berpikir? [Al-Baqarah/2:44] .

Dalam hadist dijelaskan bahwa nasib orang berilmu termasuk ulama yang tidak mengamalkan ilmunya:: “Seorang laki-laki didatangkan pada hari kiamat lalu dilemparkan ke dalam neraka, sehingga isi perutnya terurai, lalu ia berputar-putar seperti keledai berputar-putar mengitari alat giling (tepung). Para penghuni neraka mengerumuninya seraya bertanya, ‘Wahai Fulan! Ada apa denganmu? Bukankah engkau dahulu menyuruh orang melakukan perbuatan ma’ruf dan mencegah perbuatan munkar?’ Ia menjawab, ‘Benar. Aku dahulu biasa menyuruh orang melakukan perbuatan ma’ruf tapi aku tidak melakukannya. Aku mencegah kemunkaran, tetapi justru aku melakukannya [HR. Al-Bukhâri dan Muslim).

SIKSA ORANG FASIK DAN MUNAFIK DIDAHULUKAN DARI SIKSA ATAS ORANG MUSYRIK

Nabi Muhammad ﷺ bersabda: Para malaikat zabaniyah lebih mempercepat menyiksa para ulama yang fasik dari pada menyiksa orang-orang musyrik penyembah berhala. Maka bertanya para ulama yang fasik itu: Mengapa kami yang didahulukan sebelum orang-orang penyembah berhala? Lalu dijawab pada ulama fasik itu; tidak lah orang-orang yang tahu itu seperti orang-orang yang tidak tahu. Imam Thabrani.

Maka dari uraian tersebut di atas, marilah kita sebagai orang beirman yang berilmu untuk menjadi obat dan penyejuk bagi suatu kesalahan mengingatkan pada kebenaran dan berbuat yang baik.

Jangan ikut memperburuk keadaan karena orang berilmu jika salah MENYESATKAN, kalau orang awam sesat hanya untuk diri sendiri, tidak ada yang mengikuti, tetapi jika orang alim, jadi panutan MURIDNYA, MAHASISWANYA DAN ORANG YANG MENGANGGAPNYA HEBAT DAN BERILMU, akan ikut sesat karena menjadi fasik dan munafik.

Marilah mengajak manusia untuk bersyukur agar hadir rahmat Alloh dalam kepemimpinan dan kekuasaan, sebagaimana firman  Allâh Azza wa Jalla:

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” (QS  al  A’raf :96).

Maka ketika seorang intelektual (beilmu) berbuat kesalahan baik dengan kata-kata maupun perbuatan, dan MENYALAHGUNAKAN KEKUASAAN DAN JABATAN maka Alloh akan murka kepadanya menjadikan dirinya orang FASIK DAN MUNAFIK, serta siksa menantinya di dunia dan akhirat, dan orang yang dipimpinnya akan meminta pertanggungjawabannya atas kesesatan dan kesalahan yang disampaikan dan dicontoh oleh orang yang mengikutinya.

NUUN WALQOLAMI WAMA YASTHURUN.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

(Sukabumi, Jumat, 23 September 2022)

Penulis merupakan seorang pendakwah, dosen, penulis buku dan praktisi hukum

 

Pos terkait