Kota Solok | Topsumbar – Berawal dari kepedulian terhadap lingkungan sosialnya, Zulfikar Rizki Ananda, pemuda asal Kelurahan Aro IV Korong, Kecamatan Lubuk Sikarah, Kota Solok, berhasil mengembangkan potensinya di bidang Kebudayaan, khususnya pada pelestarian tari tradisional.
Putra sulung dari tiga bersaudara ini menjadi inspirasi bagi anak muda dengan minat bakat di bidang seni tari. Melalui seni tari, Rizki telah berhasil menamatkan pendidikannya pada Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang. Dengan seni tari ini ia juga telah tampil untuk mementaskan tari tradisional di even-even besar di Kota Solok maupun even lain di Provinsi Sumatera Barat.
Keseriusannya dalam seni tari ini juga telah membawanya untuk menampilkan karyanya di negara luar, seperti Korea, Filipina, China, Rusia, Bulgaria dan Malaysia.
Bersama rekan-rekan peminat seni, Alumni ISI Padang Panjang ini, mendirikan sebuah sanggar seni sebagai wadah latihan dan tempat aktualisasi diri. Sanggar yang bernama, “Alang Bangkeh Art Production” ia dirikan sejak tahun 2009 lalu.
Bersama anggota sanggar Alang Bangkeh ini, Rizki berhasil menggelar festival seni dan kebudayaan pada tahun 2017 dalam bentuk pementasan tari tradisional dengan slogan “manjapuik nan tingga” sebagai even kebudayaan bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Kota Solok.
Capaian Rizki di bidang seni tari saat ini bahkan telah diakui oleh lembaga internasional, saat ini ia tercatat sebagai salah seorang art director oleh Lembaga Pendidikan dan Kebudayaan Dunia, UNESCO.
Kegigihan dan keuletan dalam pelestarian seni budaya, pada tahun ini Zulfikar Rizki Ananda terpilih mewakili Provinsi Sumatera Barat pada ajang Pemuda Pelopor tahun 2022, pada katagori Agama, Sosial dan Budaya.
Sebagai rangkaian kegiatan penilaian pemuda pelopor tahun 2022, tim penilai dari Kementerian Pemuda Olahraga RI dan Dinas Pemuda Olahraga Provinsi Sumatera Barat mengadakan fact finding ke Kota Solok, Rabu (07/09).
Bertempat di ruangan Zulahsmi Azis, ruang rapat Walikota Solok, sebagai calon pemuda pelopor Zulfikar Rizki memaparkan proposalnya dihadapan tim penilai. Mengangkat tema “culture caring, culture sharing” dengan proposal yang berjudul, Pelestarian Kesenian Tradisional “Tari Piriang di Ateh Karambia” sebagai dasar pembentukan potensi diri, nilai sosial, dan nilai pembelajaran bagi generasi penerus bangsa.
Rizki menyampaikan Kebudayaan sebagai tempat kepedulian atas realitas lingkunganya yang sudah sangat terpengaruh oleh keberadaan gadget, sehingga nilai-nilai positif dari kebudayaan mulai ditinggalkan.
“Kita saat ini dihadapkan dengan kondisi dimana banyak anak muda terlalu sibuk dengan gadget nya sehingga tradisi yang kita miliki mulai terlupakan,” Ungkap Rizki.
Melalui Culture Sharing Rizki menambahkan pemuda dapat berbagi antar sesama, baik itu dalam pengalaman, ilmu pengetahuan, maupun nilai-nilai pendidikan dan kehidupan. sehingga nilai- nilai positif dari kebudayaan dapat terus dilestarikan dan diwariskan dengan baik dari generasi ke generasi berikutnya.
Setelah mendengarkan paparan proposal dari Rizki, tim penilai melakukan kunjungan ke sanggar Alang Bangkeh Art Production. Hadir pada kunjungan ini tim penilai, Amelia Fatti Mendrofa, Luvi Indriati, Rindiati Adistina dan Suryani, kegiatan ini juga dihadiri oleh Plt. Kepala Dispora Bujang Putra, Sekretaris Dispora Elsye Desilina, Kepala Bidang Kepemudaan Pris Gusfo Pertason, Camat Lubuk Sikarah, Feri Hendria, dan OPD terkait. (gra)