…
“Anak ketiga saya Putri Nur Afifah hilang tahun 2018 dalam usia 2 (dua) tahun. Setahun kemudian istri tercinta saya berpulang ke rahmatullah. Cobaan apa ini ya Allah”…
Alkisah, pertengahan Tahun 2018 menjadi awal tahun paling menyedihkan bagi M. Rian, sebab di tahun itu anak ketiganya Putri Nur Afifah yang saat itu baru berusia 2 (dua) tahun hilang tanpa diketahui kemana perginya.
Diceritakan M. Rian kepada Topsumbar.co.id, Kamis (15/9), pada tanggal 20 Juli 2018 ia bersama istri dan dua anaknya (anak nomor dua dan tiga, red) berangkat dari kota Padang tujuan Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, provinsi Riau.
Setiba di Tembilahan, persisnya di Parit 8, Gang Buatan, ia naik ojek mengantarkan anak nomor dua ke Tanjung Harapan, Tembilahan.
Sementara sang istri dan anaknya nomor tiga Putri Nur Afifah menunggui di rumah keponakan istri masih di Parit 8, Gang Buatan.
Sepulang mengantarkan anak nomor dua, Rian kembali ke Parit 8, Gang Buatan ke rumah keponakan istrinya.
Namun, saat itu istri dan anak ketiganya Putri Nur Afifah tidak berada di rumah keponakan istri.
Kata keponakan istri, istri dan anaknya Putri Nur Afifah naik ojek tanpa mengabarkan kemana tujuannya.
Tiga bulan kemudian atau pertengahan Oktober 2018 barulah Rian bertemu istri di sebuah rumah warga di daerah Guntuang, Tembilahan.
“Betapa girangnya saya saat itu bisa kembali bertemu istri. Namun kegembiraan itu hanya sebentar, sebab, saya tidak melihat anak ketiga saya Putri Nur Afifah,” ujar Rian mengingat kembali saat kejadian itu.
Mana anak kita Putri Nur Afifah? Tanya saya kepada istri. Istri saya menjawab tidak tahu.
Lalu, istri saya menceritakan bahwa dirinya saat pergi dari rumah keponakannya di Parit 8, Gang Buatan tiga bulan lalu serasa dihipnotis seseorang, ia ikut saja kemana orang itu membawanya.
Namun ketika saya tanya istri siapa seseorang itu, istri menjawab tidak tahu.
Saya kemudian mencari ke berbagai tempat dan saya juga melaporkan ke polisi. Namun anak saya Putri Nur Afifah tetap tidak ditemukan.
Akhirnya saat itu dalam kesedihan hati saya dan istri kembali pulang ke Parit 8, Gang Buatan. Kami kembali bersama menjalani hari.
Selagi kami terus berharap anak kami Putri Nur Afifah bisa ditemukan, tak disangka sekitar bulan Juni 2018
Istri saya Dewi Jayanti berpulang ke rahmatullah.
“Sedihnya istri saya meninggal saat melahirkan anak ke-empat kami dan anak ke-empat kami itu turut meninggal,” ujar Rian dengan mata berkaca-kaca.
“Ya Allah, cobaan apalagii ini. Ampuni hambamu ini ya Allah, ujar saya saat itu,” sambung Rian.
Kini, Rian pria kelahiran kecamatan Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, provinsi Riau 35 tahun silam, sejak satu bulan lalu bermukim di kota Padang Panjang.
“Saya dan anak nomor dua sejak satu bulan lalu tinggal di Padang Panjang ini dengan mengontrak rumah yang sekaligus menjadi tempat usaha bengkel,” ujar Rian sembari mengatakan jika ia kelahiran Tembilahan. Ayahnya berasal dari Pariaman dan ibunya berasal dari Kota Solok.
Rian menyebutkan sekitar lima bulan lalu dirinya mendapat kabar jika anaknya Putri Nur Afifah ada di Rengat dan ada juga yang menyebutkan ada di Batam.
Namun setelah dicari di dua daerah itu, anaknya Putri Nur Afifah masih belum ditemukan.
“Jujur, saya orang susah dan saya tidak punya uang untuk mencari lebih lama di dua daerah yang disebutkan itu,” ujar Rian.
Meskipun demikian dirinya hingga saat ini dan sampai kapanpun masih berharap bisa bertemu anaknya Putri Nur Afifah.
“Bila dihitung sejak tahun 2018, bearti saat ini putri saya sudah berusia 6 tahun. Saya yakin putri saya masih hidup,” ucapnya.
“Saya senantiasa berdoa suatu saat kelak bisa berjumpa dan hingga kapanpun saya merindunya,” sambung Rian.
Terakhir, Rian berharap kepada segenap pembaca Topsumbar.co.id dimanapun berada bila melihat anaknya Putri Nur Afifah agar mengabarkannya melalui media ini.
“Ada tanda lahir sebesar empu jari warna coklat kemerahan di bahu kanan anak saya Putri Nur Afifah,” tutup Rian.
(Alfian YN)