Cara Menangani Anak Tantrum, Tidak Dibentak!

Menangis kencang, berguling-guling di lantai, mengamuk, dan menjerit-jerit merupakan kondisi yang dilakukan seorang anak ketika mengalami tantrum. Tantrum merupakan salah satu kondisi yang wajar dialami oleh anak-anak, terutama dalam masa perkembangan mereka.

Tantrum bisa diartikan sebagai momen ketika anak kehilangan kendali atas perasaan dan perilakunya, sehingga ini menjadi waktu yang tepat bagi mereka untuk belajar mengelola emosi. Lalu, sebagai orang tua, bagaimana cara menangani anak tantrum?

Tantrum merupakan kondisi yang umum terjadi pada anak-anak yang belum bisa mengendalikan emosi atau mengekspresikan perasaannya. Namun, jika anak sudah melakukan tantrum secara sering dan tidak ada perubahan, maka Anda dapat bertanya dengan cara chat dokter sekarang untuk mengetahui kondisi kesehatan anak Anda.

Bacaan Lainnya

Berikut beberapa informasi mengenai tantrum pada anak dan cara menanganinya.

Pengertian Tantrum

Tantrum biasanya dialami oleh anak-anak umur 1-4 tahun. Tantrum terjadi pada anak karena terbatasnya kemampuan anak dalam mengekspresikan perasaannya. Hal ini membuat mereka mengekspresikan perasaannya dengan cara menangis, berteriak, menjerit ataupun menghentakkan kaki dan tangan mereka.

Selain itu, tantrum juga merupakan cara anak untuk mengenali cara mereka untuk mendapatkan keinginan mereka. Misalnya, anak mengamuk ketika meminta agar dibelikan permen oleh ibunya, sehingga ibunya akhirnya menuruti keinginannya.

Anak akan mengulangi cara tersebut dikemudian hari. Selain itu, pada kasus tertentu, tantrum pada anak juga dapat disebabkan adanya gangguan perilaku seperti autism.

Tanda Tantrum Yang Melewati Batas

Ada kalanya, tantrum pada anak menjadi tidak terkendali dan melewati batas. Hal ini bisa saja sangat merepotkan orang tua dalam menanganinya.

Jika anak mengalami tantrum yang berlebihan dan sudah memenuhi batas, maka bisa saja hal tersebut merupakan pertanda atau risiko gangguan emosional pada anak. Sebagai orang tua tentunya perlu mewaspadai hal ini agar emosional dia tidak terganggu.

Beberapa tanda tantrum pada anak yang dianggap melewati batas, yaitu:

  • Frekuensi ngamuk yang sering dan tidak kenal waktu atau tempat;
  • Mengamuk dalam waktu yang lama dan sulit untuk ditenangkan atau dibujuk;
  • Saat sedang mengamuk atau tantrum, anak melampiaskannya dengan melakukan kontak fisik kepada orang lain di sekitarnya, mungkin saja ia bisa melampiaskannya pada orang yang tidak dikenal; dan
  • Marah sampai melukai diri sendiri.

Anda sebagai orang tua tentunya tidak ingin anak Anda mengalami hal-hal di atas pada saat mengalami tantrum. Hal ini ada hubungannya dengan kesehatan mental anak dalam mengatur emosi mereka.

Segera lakukan konsultasi dengan dokter anak atau psikolog anak untuk mengetahui dengan pasti penyebab tantrum yang sudah melewati batas pada anan Anda ini.

Cara Mudah Menangani Anak Tantrum

Orang tua mungkin akan merasa panik ketika anak mengalami tantrum, terutama apabila anak mengalami tantrum di tempat umum. Orang di sekitar akan merasa tidak nyaman dan begitupun dengan orang tua akan kebingungan.

Terkadang dalam keadaan panik dan bingung membuat orang tua salah dalam menangani tantrum pada anak. Penanganan yang salah justru dapat memperburuk keadaan emosional anak. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi tantrum pada anak diantaranya :

1.     Tetap tenang

Saat anak sedang mengalami tantrum, Anda sebagai orangtua sebaiknya tidak langsung panik atau cemas. Sebab, hal tersebut membuat orang tua tidak berpikir dengan jernih cara menghadapi perilaku anak. Berusahalah untuk mengendalikan emosi diri. Emosi yang meledak-ledak dalam menghadapi anak ketika tantrum justru akan memperburuk keadaan anak.

2.     Perhatikan Keamanan Anak

Ketika mengalami tantrum, tak jarang anak akan membanting atau melempar barang di sekitarnya. Anak-anak juga dapat menyakiti orang disekitarnya seperti memukul. Oleh karena itu, pada anak mengalami tantrum, sebisa mungkin orang tua memperhatikan anak dan menjauhkan anak dari barang-barang yang sekiranya berbahaya seperti kaca dan alat-alat listrik.

3.     Hindari Memukul Anak

Untuk mengatasi tantrum, jangan biasakan diri untuk mencubit atau memukul anak. Perilaku memukul dan mencubit tersebut justru akan membuat anak meniru perilaku demikian untuk menyampaikan keinginan mereka. Berikan pelukan dan ciuman pada anak untuk menenangkan mereka. Selain itu pelukan dan ciuman menyampaikan bahwa orang tua menyayangi mereka.

4.     Bawa Anak ke Tempat Tenang dan Alihkan Perhatiannya

Ketika mengalami tantrum, apalagi bila di tempat umum, bawa anak ke tempat yang lebih tenang dan jauh dari keramaian. Selain itu orang tua juga dapat mengalihkan perhatiannya dengan memberikan mainan yang disenangi, makanan kesukaan, gambar, musik, atau lainnya. Sehingga anak dapat teralihkan pikirannya dari hal yang membuat mereka tantrum.

5.     Berikan anak ruang

Tantrum juga merupakan salah satu proses tumbuh kembang anak dalam mengenali emosi mereka. Biarkan anak melepaskan emosi mereka sehingga mereka merasa lega. Akan tetapi tetap perhatikan anak-anak agar tetap terhindar dari hal yang berbahaya.

6.     Cari tahu penyebab tantrum

Banyak kondisi yang bisa menjadi penyebab tantrum pada anak, seperti keinginan yang tidak terpenuhi atau adanya perasaan lapar dan mengantuk yang sulit diungkapkan oleh mereka.

Jika anak belum bisa berbicara, salah satu cara untuk mengenali penyebabnya adalah dengan menanyakan kondisinya secara langsung tanpa bertele-tele seperti “Kamu lapar?” atau “Kamu masih ngantuk?”.

Mereka mungkin akan mengangguk atau menggeleng sebagai bentuk jawabannya. Jika penyebab tantrum anak sudah diketahui, maka Anda akan lebih mudah mengatasinya.

7.     Tegas

Tidak semua keinginan anak bisa dipenuhi. Tak jarang tantrum merupakan cara anak untuk mendapatkan keinginannya. Oleh karena itu, diperlukan ketegasan dari orang tua sehingga tantrum tidak terus berulang.

Itulah beberapa informasi tentang tantrum yang sering terjadi pada anak dan cara menanganinya. Anda dapat mengaplikasikan cara-cara tersebut saat anak menjadi tantrum di tempat umum. (*)

Pos terkait