Sijunjung | Topsumbar – PPL adalah ujung tombak, tergantung pemegang tombak, kemana sudi diarahkan tombak ini, demikianlah disampaikan Ketua Dewan Pembina PERHIPTANI Ir. Mulyono Machmur, MS pada Jumat (19/8).
PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) diistilahkan terhitung sebagai Pemuda Paling Laku, dikarenakan waktu itu PPL bersama gagahnya mengendarai trail lakukan tugas, demikianlah Ir. Mulyono Machmur, MS melanjutkan penyampaiannya secara virtual.
Tahun 60’an kami terhitung mengalami krisis pangan, dikarenakan pertanian kami belum maju, namun begitu diterapkan panca usaha tani, PPL menjadi berperan dan hasilnya luar biasa bersama capai swasembada pada 1985, Ir. Mulyono Machmur, MS melanjutkan.
Ditengah ancaman krisis pangan global, kami meminta para PPL tetap mendampingi petani, jangan sampai sejengkalpun tanah di desa kosong, Ir. Mulyono Machmur, MS melanjutkan materinya.
Jadikan Peraturan Presiden Nomor 35 tahun 2022 berkenaan Penguatan Fungsi Penyuluhan Pertanian sebagai penyemangat di dalam berkarya, jangan sampai PPL autopilot, otak PPL perlu diisi bersama beragam pelatihan, ujar Ir. Mulyono Machmur, MS.
Beberapa hari yang selanjutnya Presiden Jokowi beroleh penghargaan dari Internasional Rice Research Institute (IRRI) atas kesuksesan Indonesia di dalam perihal pertanian, proses pangan, sejak 2019 sampai 2021 tidak lakukan impor beras konsumsi, teknologi inovasi perbenihan padi, dan penyuluhan pertanian.
Dibalik kesuksesan Indonesia yang beroleh apresiasi IRRI ini tentu ada tantangan besar, yakni krisis pangan global akibat perang, alih fungsi lahan, bertambahnya penduduk, dan fenomena iklim global warming.
Selain menghadirkan Ketua Dewan Pembina PERHIPTANI, ikut ada sebagai pembicara pada webinar Antisipasi Krisis Pangan Global kali ini adalah Ketua Harian Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Propinsi Jawa Barat Ir. Endang Sastraatmadja, MS.