Sumatera Barat | Topsumbar – Memperingati Hari Menabung Nasional, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) berkolaborasi bersama Bank Nagari meluncurkan program Kartu Identitas Anak Bersama Bank Nagari (Kirana), Selasa (23/8/22).
Program ini merupakan inovasi yang seiring bersama program Satu Rekening Satu Pelajar yang diinisiasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kegunaan mendorong peningkatan tabungan pelajar dan inklusivitas keuangan. Dengan adanya program Kirana, anak-anak usia sekolah kini tak kudu lagi meminjam identitas orang tua untuk menabung, sebab udah mampu mengakses rekening tabungan di Bank bersama identitas sendiri.
Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy berpandangan, seiring bersama pertumbuhan zaman anak-anak usia sekolah selagi ini condong lebih konsumtif. Oleh sebab itu Pemerintah, OJK, dan perbankan punyai kewajiban untuk meningkatkan literasi menabung bagi pelajar. Salah satunya melalui program Kirana.
Lebih lanjut Wagub menyampaikan, kuantitas pelajar di tingkat SMA/SMK dan SLB di Sumatera Barat mencapai 250 ribu siswa. Jika dihimpun, tabungan pelajar selanjutnya pasti juga mampu berkontribusi sebagai sumber pendanaan pembangunan maupun pembiayaan usaha.
“Kalau dana-dana ini mampu dihimpun, barangkali mampu triliunan. Tapi lagi lagi ke kesadaran keluarga untuk mulai mengajari anak budaya menabung dan pengelolaan keuangan sendiri sejak dini,” ujar Wagub.
Ditambah lagi melalui telaten dan mulai mengelola keuangan sendiri sejak dini, pasti secara tidak langsung juga mengajari anak-anak untuk mempersiapkan era depan bersama lebih baik.
“Nanti bekerjasama bersama OJK dan teman-teman perbankan, barangkali lebih detail kami masuk ke SMA-SMA untuk sosialisasi, kami data juga berapa banyak siswa yang belum punyai buku tabungan,” menyadari Wagub melanjutkan.
Sementara itu, Kepala Kantor Otoritas OJK Sumbar, Yusri menerangkan bahwa pemerintah udah menargetkan inklusi keuangan penduduk Indonesia pada tahun 2024 nanti. Dimana, setidaknya 90 % penduduk Indonesia punyai akses ke instansi keuangan formal, bank, asuransi, maupun pasar modal.
“Catatan saya, pelajar dan mahasiswa usia 5 hingga 29 tahun di Sumbar ada 2,8 juta orang, itu 43,14 % berasal dari penduduk Sumatera Barat. Jika 80 persennya saja telaten menabung, memadai 3.000 rupiah sehari, diperkirakan mampu mengumpulkan Rp2,3 triliun per tahun,” kata Yusri.
Yusri juga mengungkap bahwa menurut survey literasi dan inklusi keuangan dijalankan OJK pada 2019 lalu, literasi keuangan kelompok pelajar usia 15-17 tahun di Sumatera Barat tercatat 15,92 persen. Sementara tingkat inklusi akses keuangan pelajar ke industri jasa keuangan baru 58,28 persen.
Oleh sebab itu menurutnya dibutuhkan kegiatan-kegiatan untuk mendorong inklusi keuangan, kepada pelajar dan penduduk umum. Diantaranya program Satu Rekening Satu Pelajar yang dijalankan OJK, juga program kolaborasi Pemprov Sumbar dan Bank Nagari, Kirana. (HT)
Dapatkan update berita pilihan seputar Sumatera Barat hari ini dari Topsumbar.co.id. Mari bergabung di Grup Whatsapp “TOPSUMBAR|Media Online”, caranya klik link https://chat.whatsapp.com/HIjz25fqv3j6AguRPbSoeT, kemudian join. Anda harus install aplikasi Whatsapp terlebih dulu di ponsel.