Kota Solok | Topsumbar – Saat ini, program KB Pria menjadi gerakan KB Nasional yang dinamis untuk mendukung program pembangunan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Di Indonesia, partisipasi dan kesertaan ber-KB bagi pria masih sangat rendah, dimana menurut hasil survei tahun 2019 dari kinerja dan akuntabilitas program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK), capaian KB pria untuk KB kondom hanya sebesar 3% dan Vasektomi/ MOP sebesar 0,2%.
Adapun untuk Kota Solok berdasarkan hasil survei tahun 2021, capaian KB pria untuk KB kondom hanya sebesar 10,59% dan Vasektomi/MOP sebesar 0,28%.
Hal ini setidaknya disebabkan oleh empat hal, diantaranya masih banyaknya keluarga yang beranggapan bahwa KB hanya urusan perempuan, masih rendahnya pengetahuan pria tentang KB pria, rumor yang beredar di masyarakat bahwa Vasektomi/ MOP adalah kebiri serta adanya pandangan sosial, budaya serta agama yang kurang mendukung terhadap kegiatan Vasektomi/ MOP ini, walaupun secara hukum Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan fatwa bahwa Vasektomi ini dibolehkan untuk tujuan yang tidak menyalahi syariat dan tidak menimbulkan kemandulan permanen.
Dalam rangka meningkatkan partisipasi sekaligus mempromosikan KB Pria/ Medis Operatif Pria (MOP), Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Solok laksanakan kegiatan motivasi Aku bangga menjadi sang Pelopor KB Pria/MOP di aula DPPKB Kota Solok, Kamis (4/8).
Dalam pelaksanaannya, kegiatan motivasi ini diikuti oleh 40 orang peserta KB Pria yang ada di Kota Solok, diisi oleh Pelda Ermon dari Kodim 0312/Padang selaku motivator terbaik I Tingkat Nasional tahun 2015.
Kepala Dinas DPPKB Kota Solok yang diwakili oleh Sekretaris, dra. Nani Rialinda dalam sambutannya mengatakan bahwa DPPKB selaku badan pengelola program keluarga berencana mendorong masyarakat untuk memakai alat kontrasepsi yang tepat bagi setiap pasangan usia subur, dimana salah satu metode kontrasepsi jangka panjang yang memiliki tingkat keefektifan tinggi dan memiliki tingkat kegagalan serta efek samping yang rendah adalah Vasektomi atau Medis Operatif Pria.
Nani menambahkan bahwa partisipasi pria dalam ber-KB saat ini sangat diharapkan, mengingat pria adalah partner bagi wanita dalam kesehatan reproduksi dan seksual dan sekaligus pria bertanggung jawab dalam menjadikan keluarga yang sehat dan sejahtera.
“Ke depannya kita akan tetap semangat dalam mencari calon akseptor KB pria di Kota Solok karena saat ini Kota Solok telah memiliki Tim Provider (dokter pelaksana MOP) dari Puskesmas Nan Balimo yang telah telah dilatih bulan lalu untuk melakukan kegiatan MOP ini, sehingga besar harapan saya agar dengan adanya kegiatan motivasi ini kita bisa lebih semangat lagi dalam mencari calon akseptor dan mempromosikan KB pria ke tengah-tengah masyarakat sehingga kesertaan ber-KB untuk pria di Kota Solok meningkat,” tutup Nani. (gra)