Pekanbaru | Topsumbar – Dewan Pimpinan Daerah Perhimpunan Jurnalis Siber (DPD PJS) Provinsi Riau bekerjasama bersama Lembaga Pendidikan Wartawan Pekanbaru Journalist Center (PJC) berkomitmen wujudkan wartawan profesional dan berintegritas.
Melalui aktivitas pelatihan jurnalistik yang digelar selama dua hari berturut-turut, dimulai pada tanggal 29 hingga 30 Agustus 2022 diinginkan sanggup menyingkirkan stigma wartawan abal-abal.
Ketua DPD PJS Provinsi Riau Drs. Wahyudi El Panggabean, MH di dalam arahannya mengatakan, pelatihan jurnalistik merupakan program yang memiliki tujuan tingkatkan kompetensi dan profesionalisme wartawan.
“Pemantapan kompetensi dan jurnalisme wartawan menjadi tema pelatihan ini,” paparnya waktu terhubung rapat pembahasan dan pembentukan panitia di kediamannya Perum Duta Mas Pasir Putih, Selasa 2 Agustus 2022.
Menurut penulis buku Strategi Wartawan Menembus Narasumber itu, ia bergabung di dalam organisasi wartawan bernama PJS, sejalan bersama kifrahnya selama ini di dalam dunia jurnalistik.
“Profesi wartawan adalah tugas mulia. Maka jangan kotori bersama hal-hal yang melanggar kode etik jurnalistik,” tuturnya.
Direktur Pendidikan Pekanbaru Journalist Center (PJC) Asmanidar, SH di dalam sambutannya mengatakan, PJC sejak tahun 2007 sudah berkomitmen melahirkan wartawan profesional dan berintegritas.
“Pelatihan jurnalistik yang akan dilakukan oleh PJS bersama PJC ini merupakan program yang amat diperlukan. Mengingat, PJC dan PJC punyai visi yang sama di dalam mewujudkan wartawan profesional dan berintegritas. Terutama menyingkirkan stigma yang terlanjur melekat pada wartawan yang tak profesional. Seperti wartawan abal-abal. Untuk itulah, PJS berkomitmen mengumpulkan wartawan yang termarjinalkan,” paparnya.
Asmanidar yang juga Wakil Ketua I Bidang Hukum dan Advokasi DPD PJS Provinsi Riau berharap, melalui pelatihan jurnalistik ini, wartawan tetap belajar dan tingkatkan kompetensi.
“Kita kudu sanggup membedakan penggunaan kata investigasi bersama liputan. Karena secara etimologi, investigasi bermakna penyelidikan mendalam pada suatu peristiwa. Penggunaan kata investigasi pada berita demo itu menyadari tidak sesuai. Pada kasus seperti ini, sebagai wartawan harusnya sanggup menentukan penggunaan kata yang benar,” kata instruktur PJC itu seraya mencontohkan penggunaan kata pada penulisan berita.
Abdul Kadir, S.Pd., M.Pd., M.I.Kom Sekretaris DPD PJS Provinsi Riau waktu memimpin rapat mengatakan, pelatihan jurnalistik akan menerapkan metode praktik langsung dan terbimbing.
“Pada pelatihan ini peserta akan langsung dilatih menyusun siasat di dalam menembus narasumber. Diawali bersama simulasi rapat redaksi pembuatan TOR. Setelah itu, praktik wawancara dan langsung menulis berita,” kata Kadir.
Penulisan berita kata Kadir, akan dilakukan di dalam wujud terbimbing langsung dan dievaluasi secara individu.
“Sehingga, peserta yang sudah mengikuti pelatihan ini secara total dari awal hingga akhir, diinginkan sanggup menjadi wartawan yang amat berfungsi sebagai penyampai informasi dan kontrol sosial melalui karya jurnalis yang dihasilkan,” tutupnya.
Wakil Ketua II Bidang Kerjasama DPD PJS Provinsi Riau Romi dipercaya sebagai Ketua Pelaksana aktivitas pelatihan jurnalistik.
Rapat ikut dihadiri Wakil Sekretaris DPD PJS Provinsi Riau Catur Setiawan,
Ketua Bidang Hukum dan Advokasi Asep Putra Sulaiman didampingi Sekretarisnya Fitramadani Sinaga.
Hadir pula, pengurus DPD PJS Provinsi Riau Bidang Informasi dan Teknologi yang dipimpim Ketua Adi Umar
bersama Wakil Ketua Arya Wahyudi Dalimunte
dan Sekretarisnya Nurhasanah dan juga bagian bidang IT Risky Hardimansyah.
Tampak hadir, Pengurus DPD PJS Riau Bidang Organisasi
Mona Siahaan
dan Pretty Fahra Nabila yang didapuk sebagai pemandu acara pelatihan bersama M. Arsyat Rahimakumullah.
Hadir pula, Wakil Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Kesekretariatan Denisa Indiani.**