Limapuluh Kota– Jalan utama di Jorong Lakuang, Nagari Situjuah Batua, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota, rusak parah selama bertahun-tahun. Walau sudah berulangkali diusulkan perbaikannya melalui Musrenbang, namun tetap saja Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Limapuluh Kota, belum menetes untuk perbaikan jalan ke Jorong Lakuang. Padahal, di jorong ini terdapat Panti Jompo Jasa Ibu yang sering dikunjungi tamu dan masyarakat dari berbagai daerah.
Kondisi jalan utama di Jorong Lakuang yang rusak parah dan tidak kunjung diperbaiki pemda, tidak membuat warga setmpat menanam batang pisang atau melepas bibit ikan seperti satire yang banyak ditemukan di berbagai daerah. Sebaliknya, warga dan perantau Jorong Lakuang, dengan inisiatif mereka sendiri, justru bergotong-royong memperbaiki jalan yang rusak parah itu.
“Alhamdulillah, berkat swadaya masyarakat dan perantau Jorong Lakuang, termasuk berkat dukungan dari Niniak Mamak 24 (Niniak Mamak di Jorong Lakuang-red), serta dari Pemerintah Nagari Situjuahbatua, kini Jalan di Jorong Lakuang, sudah dapat diperbaiki, sepanjang lebih kurang 220 meter. Rencananya, perbaikan jalan ini akan kita lanjutkan lagi,” kata Kepala Jorong Lakuang, Romel S Fernandes kepada wartawan, Jumat (1/7/2022).
Romel yang baru dua bulan menjabat kepala jorong menyebutkan, proses perbaikan jalan di Jorong Lakuang, dilakukan warga dan perantau dengan swadaya murni. Mantan pesepakbola Semen Padang FC, Hendra ‘Mamak’ Mahyuni, dan Hakim Agung Republik Indonesia asal Jorong Lakuang, Haswandi Dt Rajo Rambaian, serta puluhan perantau dan tokoh masyarakat, termasuk mantan Ketua PA Tanjungpati Hj Nini dan mantan Kabag Umum Payakumbuh Supriadi Dt Rangkayo Mulie, ikut andil dalam perbaikan jalan ini.
“Dalam perbaikan jalan tahap pertama sejauh 220 meter, kita menghabiskan 315 zak semen dan 20 truk kerikil. Semuanya, merupakan sumbangan dari perantau dan masyarakat. Sedangkan pengerjaannya, dilakukan dengan goro (gotong-royong), sebanyak 3 kali. Sekali goro, dihadiri 400-an jiwa. Goro dari pagi sampai sore. Konsumsi goro, juga swadaya dari ibu-ibu Jorong Lakuang,” kata Romel.
Sedangkan untuk perbaikan jalan tahap kedua, yang direncanakan sepanjang 300 meter, warga dan perantau Jorong Lakuang, sudah berhasil pula mengumpulkan uang sebesar Rp17 juta. Uang ini nantinya akan dibelikan buat semen dan kerikil.
“Pengerjaannya, nanti juga akan dilakukan dengan gotong royong. Kalau ada bantuan dari pemerintah daerah, DPRD, dan donatur lainnya, tentu akan menambah semangat masyarakat kami, untuk menyelesaikan perbaikan jalan ini,” ujar Romel.
Disisi lain, Wali Nagari Situjuahbatua Dhon Vesky Dt Tan Marajo mengaku bersyukur dan berbesar hati, melihat tingginya swadaya masyarakat bersama perantau Jorong Lakuang. Menurut Tan Marajo, semangat bergotong-royong dan bekerja keras seperti ini, ditemukan hampir di seluruh jorong yang ada di Nagari Situjuahbatua. Bahkan, dalam setahun terakhir ini saja, sudah enam ruas jalan rusak parah di Nagari Situjuah Batua yang diperbaiki warga dan perantau secara swadaya atau bergotong-royong.
Sebelum warga Jorong Lakuang memperbaiki sendiri jalan yang rusak parah, warga Jorong Tangah bergotong-royong mengecor ruas Jalan Gang Melayu dan Jalang Kampung Tanjuang Ateh Balai. Kemudian, warga Jorong Tepi, juga mengecor jalan dari Simpang Jorong Tepi ke Gedung Serbaguna dan Jalan Menuju Surau Dalimo. Sedangkan warga Jorong Koto, juga mengecor Jalan dari Kapalo Koto.
“Jika dihitung, nilai swadaya warga dan perantau ini, sudah lebih dari setengah miliar rupiah. Hampir separuh dari Dana Desa yang kami terima setiap tahun. Ini semakin membuktikan, bahwa dari zaman Belanda sampai sekarang, masyarakat Situjuahbatua adalah masyarakat pejuang yang rela berkorban apa saja untuk nagari dan negara,” kata Tan Marajo.
Dia menyebut, Pemerintah Nagari Situjuahbatua bersama Pucuk Adat Ka Ampek Suku, Bamus dan seluruh lembaga nagari, sangat berharap kepada Pemkab Limapuluh Kota dan Pemprov Sumbar, agar dapat memberikan stimulus atas tingginya nilai swadaya dan gotong-rotong masyarakat Situjuahbatua. Stimulus itu diharapkan dalam bentuk pembangunan makam pahlawan serta pembangunan infrastruktur jalan, irigasi, dan plat duicker yang pengerjaannya tidak bisa lagi dengan gotong royong.
“Saat ini, ada ruas jalan kabupaten di Nagari Situjuahbatua yang mendesak diperbaiki pemerintah daerah. Yakni, ruas jalan penghubung Nagari Situjuahbatua dengan Nagari Tungka. Di ruas jalan ini, ada polongan atau saluran air yang berkali-kali amblas dan berkali-kali pula diperbaiki secara swadaya. Tapi, tetap saja perbaikan itu tidak tahan lama karena padatnya kendaraan yang lewat dan besarnya debit air di bawah jalan saat hujan. Untuk ini, kami berharap, dapat diatasi pemda, dengan membangun plat duicker,” harap Dhon Vesky Datuak Tan Marajo.
(Ton)