Kota Solok | TopSumbar – Dinas Kesehatan Kota Solok mengadakan koordinasi pemanfaatan sistem rujukan terintegrasi (SISRUTE) pelayanan maternal neonatal, dalam rangka upaya mengurangi angka kematian ibu dan bayi di Kota Solok di Aula Mami Hotel, Selasa (12/7/2022).
Narasumber pada kegiatan kali ini dari RSUP.Dr.M.Djamil dr. Muhammad Riendra SpBTKV serta perwakilan dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat dr. Maryam Sidiqa. Jumlah peserta yang hadir yaitu 70 orang yang terdiri dari RSU. M.Natsir, RSIA Ananda, RSIA Permata Bunda, RST, Puskesmas se-Kota Solok, Rawat Inap Puskesmas Tanah Garam, PSC 119.
Kadinkes Kota Solok Dr. Ns. Elvi Rosanti, M.Kes dalam pembukaan menyampaikan ucapan terimakasih kepada narasumber dan peserta yang telah hadir, kemudian menyampaikan sistem rujukan terintegrasi (SISRUTE) ini sangat penting sekali karena salah satu akses yang dipakai fasyankes dalam merujuk pasien dalam kondisi stabil yang tujuannya mempermudah dan mempercepat proses rujukan pasien
Dr. Muhammad Riendra SpBTKV sebagai narasumber pertama menyampaikan tentang pengembangan SISRUTE yaitu tentang penggunaan aplikasi system rujukan terintegrasi (SISRUTE) sehingga pelaksanaanya dapat memenuhi indikator standar sebagaimana mestinya.
Selanjutnya diteruskan narasumber kedua dr. Maryam Sidiqa tentang cara pendaftaran Sisrute sampai dengan tahap validasi yang dilakukan oleh Dinkes Provinsi/Kab/Kota, kemudian masalah sisrute yang masih terjadi dan solusi terhadap permasalahan sisrute, sesuai surat edaran Kemenkes tertanggal 1 maret 2022 semua fanyankes sudah teregistrasi dan memiliki username paling lambat 30 april 2022 untuk itu fasyankes di wilayah kota solok untuk mensegerakan dan mengajukan surat permohonan ke kemenkes untuk pembuatan akun sisrute,”paparnya.
Kegiatan ini ditutup oleh Kepala Bidang Kesmas Ns.Hartini,S.Kep,M.Biomed yang menyampaikan, “Semoga dengan adanya sistem rujukan diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan kelancaran rujukan dapat menjadi faktor yang menentukan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi,” pungkas Hartini. (gra)