Nasional | Topsumbar – Ajang Formula E telah jadi momentum bertemunya politisi beraliran nasionalis dan agamais. Keduanya bertemu dalam momentum yang sangat modern, ajang balap mobil yang jauh dari latar belakang keseharian mereka. Sebuah ruang modern yang sangat netral secara politik.
Demikian penilaian Akademisi Universitas islam Negeri Imam Bonjol (UIN IB) Padang, Muhammad Taufik, Senin, ketika diminta pendapatnya tentang kehadiran Ketua DPR RI, Dr (HC) Puan Maharani yang memenuhi undangan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyaksikan pergelaran Formula E di Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (4/6/2022) lalu.
“Menyimpulkan keduanya sebagai pasangan di kontestasi Pemilu 2024 mendatang, terlalu dini pula. Bisa saja ini semacam cek pasar. Apakah konfigurasi seperti ini (agamais dan nasionalis-red), bisa berterima secara politik di tanah air,” ungkap Taufik.
Menurut Taufik, setiap tokoh yang berpotensi maju di putaran Pilpres 2024 mendatang, tentunya akan selalu menjaga ritme tampil di ruang publik. “Formula E, telah mampu membangun spektrum baru, pertemuan arus besar politik tanah air, kelompok nasionalis dan agamais,” ungkapnya.
“Ini sangat menarik untuk dicermati karena pertemuannya jauh dari hal-hal yang berbau formalitas dan bersifat keagamaan, sebagaimana terjadi selama ini di panggung politik tanah air,” tukas Taufik.
“Sebenarnya, arena Pilpres masih sangat jauh. Tapi, setiap tokoh tentu tak mau kehilangan momentum untuk menjaga popularitas dan elektabilitas dirinya. Terlebih bagi Anies yang akan mengakhiri jabatannya di Oktober 2022. Jika tak mampu menjaga popularitas, akan tenggelam dari ruang publik. Membangkitkannya kembali, butuh energi yang amat besar,” nilai Taufik.
Catatan penting dari Taufik, kehadiran keduanya dalam satu panggung, bisa dilihat dalam konteks kepentingan yang lebih besar. Salah satunya, dalam kerangka keutuhan bangsa yang jauh dari praktek politik pragmatis.
“Pada masanya, politik itu akan dinamis dan cair. Saya yakin, dinamika ini akan terus berkembang,” terangnya.
Saatnya Bersatu Kembali
Terpisah, Ketua PDIP Sumatera Barat, Alex Indra Lukman menilai, kehadiran Mbak Puan dan Bang Anies dalam momentum Formule E tersebut, membuktikan ke publik bahwa hubungan di antara mereka, sangat baik.
“Semoga pertemuan dua tokoh tersebut dapat menyejukan hati masyarakat dan netizen yang terbelah cukup lama. Sehingga, akan menampilkan emoticon senyum tanpa mengeluarkan taring,” ungkap Alex.
Menurut Alex, aneka pembelahan di masyarakat sejak arena Pilpres 2019 yang kemudian terus berlanjut di arena pemilihan kepala daerah, selayaknya dihentikan secara sadar oleh seluruh elemen anak bangsa.
“Sudah saatnya Indonesia bersatu kembali,” tegas Alex.
Walaupun begitu, Alex menilai, publik tetap harus kritis. Melakukan pengawasan tetap harus berjalan, baik itu secara langsung maupun melalui media sosial. “Dalam alam demokrasi, kritik tersebut merupakan fungsi kontrol terhadap pejabat publik, tapi tidak perlu disertai dengan caci-maki,” terang Alex.
Diketahui, kehadiran Mbak Puan di arena Formula E, didampingi Anggota DPR RI Dapil DKI Jakarta III, Charles Honoris. Mbak Puan menyaksikan balapan ini bersama Presiden Joko Widodo, Gubernur DKI Anies Baswedan, Ketua MPR, Bambang Soesatyo, Ketua Panitia Pelaksana (Organizing Committee/ OC) Formula E Jakarta, Ahmad Sahroni serta Chief Championship Officer dan Co-Founder Formula E, Alberto Longo di panggung utama.
“Diundang Pak Gubernur nonton balapan formula E dan saya cukup merasa senang, karena balapan Formula E membawa hiburan bagi rakyat Indonesia,” tutur Puan melalui keterangan tertulisnya.
Bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia, Puan berharap, kemeriahan Jakarta E-Prix 2022 dapat mencerminkan nama baik Indonesia, tidak hanya di mata balap internasional, namun juga di mata seluruh dunia.
“Alhamdulillah acaranya berlangsung lancar. Semoga, ajang balap mobil listrik dunia ini akan meningkatkan citra positif Indonesia,” tutup Puan. (*)