Sumatera Barat | Topsumbar — Bank Indonesia bersama dengan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) kembali mengadakan kegiatan kas keliling “Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2022” menggunakan armada Kapal Perang Republik Indonesia (KRI). Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengedarkan uang sebesar Rp5,9 miliar di lima pulau 3T (terdepan, terluar, dan terpencil) di wilayah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Ekspedisi yang akan dilakukan selama 27 Juni hingga 2 Juli 2022 tersebut, secara resmi dilepas oleh Gubernur Sumbar, Buya Mahyeldi, di Pelabuhan Teluk Bayur, Senin (27/6/2022).
Ekspedisi rupiah berdaulat 2022 yang menggunakan KRI Cakalang 852 dan menyertakan 15 personil pejuang rupiah dan personil 30 TNI AL, itu akan hadir di lima Pulau 3T di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Masing-masing pulau tersebut adalah Pulau Pagai Selatan, Pulau Pagai Utara, Pulau Sipora, Pulau Siberut (Mailepet), dan Pulau Siberut Selatan (Muara Sikabaluan).
Gubernur Sumbar, Buya Mahyeldi, menyampaikan kegiatan ini sesuai dengan UU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, yang menugaskan Bank Indonesia menyediakan alat pembayaran tunai ke seluruh wilayah NKRI dalam jumlah yang cukup, tepat waktu, dengan jenis pecahan uang yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
“Artinya jangan sampai ada daerah yang lepas dari NKRI, karena disebabkan masyarakatnya menggunakan mata uang asing,” ujar gubernur.
Kegiatan Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2022, yang merupakan kerjasama antara Bank Indonesia dan TNI Angkatan Laut telah terjalin sejak 2012 hingga 2021 dan dilakukan 76 kali kegiatan Kas Keliling 3T menjelajahi 399 pulau 3T. Kegiatan tahunan ini rencananya akan diadakan sebanyak 16 kali. Sejak tahun 2016 Sumbar telah mengadakan sebanyak enam kali kegiatan tersebut.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumbar, Wahyu Purnama, menyampaikan Bank Indonesia mempunyai kewajiban menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dengan mengedarkan uang rupiah yang berkualitas dan layak diedarkan.
“Salah satu tugas BI adalah menjaga keutuhan uang tersebut sehingga layak diedarkan. Apalagi di pulau terpencil masih banyak kita temui masyarakat masih memakai uang yang lusuh,” ungkap Wahyu.
Ia juga berharap dengan adanya kegiatan ini dapat meminimalisir masyarakat yang tinggal di daerah perbatasan yang memakai mata uang asing, ia mengatakan akan menindak tegas hal tersebut dan akan dikenai sanksi.
Wahyu juga mengakui dengan kondisi geografis Indonesia yang sangat luas merupakan tantangan yang dihadapi oleh BI dalam mengedarkan uang rupiah.
Keberagaman tingkat pendidikan masyarakat yang memberlakukan uang rupiah yang berbeda-beda, hal ini mengakibatkan tingkat kesegaran uang itu juga sangat rendah terutama di kampung-kampung dan daerah-daerah terpencil.
“Masih banyak ditemukan uang tidak layak edar di daerah terpencil rata-rata uang tersebut sudah lusuh karena sering dilipat, dibasahi, dan di streples,” terang Wahyu.
Sementara itu Danlantamal II Padang, Endra Sulistiyono, mengatakan akan memberikan dukungan pendistribusian uang rupiah hingga layak edar.
Ia berpesan kepada semua personel yang berangkat untuk menjaga komunikasi antara prajurit dengan personil BI diatas kapal, melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab, memperhatikan protokol kesehatan khusunya dengan kegiatan yang berhubungan langsung dengan masyarakat, selalu update berita cuaca, melaksanakan semua kegiatan sesuai dengan SOP. (HT)