Kota Solok | TopSumbar – Menurut World Health Organization (WHO), stunting adalah gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan oleh gizi buruk, infeksi yang berulang, dan simulasi psikososial yang tidak memadai. Apabila seorang anak memiliki tinggi badan lebih dari -2 standar deviasi median pertumbuhan anak yang telah ditetapkan oleh WHO, maka ia dikatakan mengalami stunting.
Untuk mencegah terjadinya stunting, BKKBN melakukan suatu gerakan yang diberi nama “Grebek Stunting”. Petugas akan mengunjungi rumah warga yang anaknya diduga terkena stunting untuk memberikan informasi seputar stunting sehingga warga mengerti tentang ciri-ciri stunting, bahaya stunting pada anak, dan bagaimana cara mencegah terjadinya stunting.
BKKBN Provinsi Sumatera Barat yang didampingi oleh perwakilan DPPKB Kota Solok, Kodim 0309/Solok, Lurah Nan Balimo, Babinsa, Bhabinkamtibmas, PLKB Kecamatan Tanjung Harapan mendatangi rumah salah satu warga di RT 002/ RW 05 Kelurahan Nan Balimo, Rabu (29/6) siang.
Rumah ini menjadi sasaran dari “Grebek Stunting”, karena di rumah tersebut terdapat Balita yang ketika lahir berat badannya 4 Kg, sedangkan saat ini setelah berumur 5 bulan beratnya hanya 5,34 kg. Artinya terjadi penambahan berat badan 1,34 kg saja. Hal ini diduga disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam makanan bayi tersebut.
Dalam kunjungannya BKKBN memberikan wawasan yang cukup mengenai stunting kepada ibu dari bayi tersebut. Stunting sendiri adalah kondisi dimana pertumbuhan anak tidak sesuai dengan usianya, biasanya disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya kurangnya asupan gizi.
Lurah Nan Balimo, Jaziarni Rusti berharap tidak ada lagi anak yang mengalami stunting. “Saya berharap ini adalah kasus terakhir di Kelurahan Nan Balimo mengalami stunting, jangan sampai ada lagi setelah ini, diharapkan kepada orang tua agar memperhatikan asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh anak serta orang tua juga harus mencari ilmu mengenai hal ini, mungkin bisa kita dapatkan dari imunisasi di Posyandu,” harapnya. (gra)