Catatan: Indra Gusnady
Siapa yang tidak kenal marawa? bendera/umbul-umbul tiga warna yang terdiri dari tiga bagan vertikal yang menampilkan warna Alam Minangkabau: hitam, merah, dan emas (Bahasa Minangkabau: itam-sirah-ameh), selalu hadir ketika ada acara-acara perayaan di Minangkabau.
Pemakaian marawa dahulunya menjadi penanda alek (pesta) suatu daerah di Minangkabau. Namun dalam perkembangannya juga menjadi umbul-umbul wajib, jika ada kegiatan keramaian di kabupaten/Kota Sumatera Barat. Baik kegiatan kegiatan keramaian masyarakat maupun pemerintahan.
Sangat beralasan memang, pasangan artis Raffi – Nagita dan Ricky (pengusaha lokal), menamai ‘cafe eksotisnya’ dengan marawa beach club. Ketika ada keramaian di ranah minang akan terlihat marawa. Disaat melihat marawa teringat marawa beach club. Barangkali itu yang ingin disampaikan kepada publik.
Resto/Cafe yang berlokasi di pantai air manis – Padang dan dilaunching bertepatan dengan libur lebaran tanggal 7-8 Mei 2022 boleh dikatakan sukses. 1000 tiket masuk yang disediakan habis terjual. Dihadiri langsung oleh pasangan artis Raffi-Nagita dengan membawa sederet artis ibukota, menjadi daya tarik sendiri. Apalagi, dimasa liburan lebaran yang ramai di tahun ini.
Resto yang mengusung konsep Life Entertainment Family Market ini memang ditujukan untuk berkumpul keluarga dengan tetap mengedepankan unsur hiburan dan kearifan lokal, terbukti dengan disain bangunan marawa beach ini. ‘Apalagi di Padang ini, tingkat kekerabatan atau kekeluargaannya sangat kuat sekali,” jelas Raffi didampingi Ricky, pada waktu acara grand opening (7/5/22)
Lokasi Marawa Beach Club juga bisa dijadikan tempat pertemuan keluarga, halal bihalal, pesta pernikahan, temu alumni, kegiatan instansi swasta dan pemerintahan serta acara tamu negara seraya menikmati keindahan pantai. Kapasitas kawasan Marawa bisa mencapai 3.000 orang.
Konsep lifestyle entertaintainent memang lagi trend dewasa ini. Salahsatunya cirinya adalah aktifitas yang menyatu dengan alam. Ditengah kesibukan yang padat, masyarakat membutuhkan area untuk berkumpul sekaligus menikmati keindahan alam. Beberapa mall/supermarket di Kota-kota besar Indonesia juga telah menerapkan konsep ini.
Ditengah keterbatasan tempat wisata pantai yang dikelola secara profesional di Padang dan Sumatera Barat pada umumnya, Marawa beach club menjadi ‘pemantik’ untuk tumbuh dan berkembangnya ‘spot-spot’ tempat wisata baru di Sumatera Barat. Sangat memungkinkan karena Sumatera Barat kaya dengan keindahan alamnya. Tentu disesuaikan dengan karakteristik dan kekhasan alam masing-masing daerah.
Raffi mengklaim bahwa marawa beach club, menjadi Resto beach yang pertama di Sumatera dan berkemungkinan akan berkembang kedepannya. Akan dilengkapi dengan hotel/tempat penginapan dan atraksi pariwisata. Sehingga, akan menjadi kawasan destinasi wisata baru kedepannya.
Satu hal yang perlu kita beri apresiasi dan memberi warna baru bagi investasi yang mendukung kepariwasataan. Apalagi, saat ini Pemprov. Sumbar dibawah kepemimpinan Mahyeldi-Audy sedang gencar-gencarnya menggiatkan Pariwisata dan menjadi program unggulan dalam RPJMD Sumatera Barat?
Unggahan salahsatu pengunjung Marawa Beach ke media sosial, mengenai besaran bill yang harus dibayar dan dianggap mahal, menuai berbagai tanggapan dari netizen.
Ada yang setuju kemahalan dan ada yang menganggap harga yang wajar. Beragam pendapat tentu hal yang wajar, tergantung bagaimana melihatnya. Resto kaki lima di dibandingkan dengan resto kelas bintang lima daerah Wisata dengan berbagai fasilitas dan pelayanan yang diberikan tentu mempunyai nilai dan harga yang berbeda.
Seperti dijelaskan oleh pengelola Marawa Beach Hotel. Karcis yang masuk sebesar Rp.100.000,- bagi dewasa dan Rp.50.000 untuk anak-anak dan voucher tersebut bisa digunakan untuk pemakaian kolam renang serta minuman dan makanan disana. Ada biaya minimal yang mesti disiapkan oleh pengunjung dan masih wajar bila dibandingkan dengan resto-resto sekelas lainnya. Kecuali jika pengunjung melapiaskan hasrat makannya, itu masalah lain. Sebuah konsekwensi saja.
Namun viralnya unggahan bill tersebut, setidaknya menjadi promosi gratis bagi Marawa beach club tanpa harus mengeluarkan biaya untuk mempromosikan. Jadi ada semacam ketertarikan netizen untuk berkunjung kesana Dengan besaran anggaran yang disiapkan.
Fenomena marawa beach hotel ini, memberikan warna baru pelaku usaha sejenis dalam merancang usaha baru. Mulai dari perancangan konsep, lokasi, pembangunan, timing, segmentasi pasar, kreatifitas, promosi, dan yang tidak kalah pentingnya adalah ‘Grand Opening’ yang luar biasa dan dikerjakan secara profesional. (*IG)
Indra Gusnady, SE. M. Si adalah kandidat doktor ekonomi kebijakan publik, Universiras Trisakti dan saat ini merupakan pejabat Kepala Badan Keuangan Daerah Kabupaten Solok