Irwan Basir dirimu bagaikan malaikat turun ke bumi. Pengorbanan sungguh berarti kepedulianmu sangat tinggi, walau letih mendera diri
Dirimu rela berkorban demi warga, bhatin menjerit ada yang berduka. Rela berkorban waktu dan harta menghapus luka dan derita
Dirimu tak kenal lelah, tak tega melihat warga susah. Saat mendengar keluh kesah, kau membantu turun kebawah
Dirimu hadir saat warga kesusahan, menjenguk saat kemalangan. Tak perduli panas dan hujan, demi warga rela berkorban
Dirimu inspirasi anak nagari, tulus dan ikhlas berbagi. Membangun negeri dengan hati tak berharap balasan dan dipuji.
Puisi yang dipersembahkan kepada Irwan Basir, SH, MH, Datuk Rajo Alam, tak akan mampu mengganti kepeduliannya selama ini. Tak sebanding dengan pengorbanan yang diberikan kepada warga. Tak kan bisa membayar jasanya berkorban waktu dan harta. Hanya, sebagai balas jasa atas kepeduliannya, saat hadir ditengah warga mengalami kesusahan.
Ketua LPM Kota Padang ini, sangat menginspirasi anak nagari. Agar selalu peduli sesama agar mewakafkan sebagian harta yang dilimpahkan yang kuasa. Karena sebagian rezeki kita ada hak mereka jangan takut miskin dan jangan takut susah. Karena, reseki yang kita terima diberkahi Allah SWT. Prinsip Irwan Basir semoga menjadi pedoman bagi pemimpin negeri ini mendapat berkah dan jabatan karena rakyat.
Karena pemimpin ada karena rakyat. Duduk di kursi karena suara rakyat mereka tak akan ada apa apanya tanpa rakyat. Lalu, kenapa saat memegang jabatan melupakan rakyat. Jangan jadikan rakyat sekedar batu loncatan untuk meraih jabatan dan kekuasaan. Janganlah bersenang di atas penderitaan rakyat, jabatan dan kekuasaan itu hanya sementara. Tak akan kekal selamanya.
Beda dengan apa yang dilakukan Irwan Basir. Dan, wajar apa yang dilakukannya menjadi inspirasi warga. Warga tak pernah menolong Irwan Basir, warga tak pernah memberikan suara kepadanya untuk mendapat jabatan ataupun kekuasaan. Tapi, Irwan Basir peduli warga hadir saat warga kesusahan dan datang saat warga kemalangan.
Sementara mereka diperjuangan untuk meraih kursi empuk, seakan tak perduli. Suara mereka seakan terbuang percuma. Karena setelah duduk dikursi empuk lupa sama warga. Kalaupun datang, itupun saat tertentu saja dan menarik perhatian warga. Sembari berharap suara mereka kalaupun berbagi, itupun dan pokir dan aspirasi. Bahkan, dana Baznas dibagi seakan dari mereka sendiri.
Lain dilakukan Irwan Basir. Datang saat warga berduka. Saat Covid19 melanda, Irwan Basir terdepan dalam memberikan bantuan. Puluhan ton beras dibagikan. Ratusan juga uang disalurkan itu bukan dana pokir, aspirasi ataupun Baznas. Uang pribadi dan hasil keringat sendiri. Bahkan, siang malam berbagi. Tiada lelah tanpa henti dan, dilakukan dengan tulus, ikhlas tanpa balasan.
Bagaikan air mengalir, apa yang dilakukan Irwan Basir sangat menginspirasi. Semoga menjadi tauladan bagi anak negeri. Termasuk pemimpin di negeri ini. Kalaupun ada niat warga membalas kebaikan Irwan Basir, itu soal nanti. Lama menabur benih waktu yang panjang menyemai bibit. Tentu akan ada waktu untuk menuai hanya waktu yang bisa menjawab.
Bersambung …
(Novri)