Rani Ayu, warga Kec. Pauh Duo, Solok Selatan tak dapat menyembunyikan kegembiraan saat dagangan bawang goreng miliknya diborong Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy beserta rombongan Safari Ramadan Pemprov Sumbar di rumahnya, Kamis (4/21).
Kedatangan Wagub didampingi Wakil Bupati Solok Selatan, Yulian Evi ke rumah Rani di Pauh Duo, Solok Selatan itu merupakan buah dari kerajinannya men-tag akun Instagram Wagub sebagai upaya promosi bawang goreng rumahan yang ia produksi bersama sang suami.
“Ga nyangka banget Uda Wagub beneran dateng kesini, ikhlas ya Pak?” katanya sumringah sembari mengemas kantong-kantong bawang goreng untuk dibawa Tim Safari Ramadan yang dipimpin Wakil Gubernur itu hingga ludes.
Tak hanya memborong, Wagub juga menyempatkan untuk membuat konten video promosi di halaman rumah Rani. “Saya kesini kebetulan karena di tag di Instagram, dan ini cukup menarik karena hasil olahan bawang bisa dikemas begini. Harganya juga sangat terjangkau, ternyata ada juga yang produksi begini di Solok Selatan. Sayang belum bisa dicobain, belum waktunya buka,” kata Wagub berseloroh.
Meski singkat dan sederhana, kunjungan mendadak Wakil Gubernur tersebut menunjukkan dukungan penuh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam pengembangan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah, yang secara konkret dituangkan dalam program unggulan 100.000 Millennial Entrepreneur, serta digitalisasi UMKM.
Wagub mengatakan, meski produksi bawang goreng Rani belum begitu besar, tetapi hal ini adalah salah satu manifestasi hilirisasi produk pertanian yang tepat, sehingga tidak ada lagi alasan hasil panen tidak terjual. Jika harga bawang sedang turun, olahan bawang goreng adalah pilihan yang sangat menarik.
Lebih lanjut beliau menyampaikan PR selanjutnya adalah bagaimana pelaku UMKM dapat melakukan scale up pemasaran dan usaha yang dimiliki. Salah satunya yaitu dengan memanfaatkan teknologi digital seperti media sosial, seperti yang dilakukan Rani.
“Sebagai contoh,” kata Wagub, “di Palu ada oleh-oleh bawang goreng yang terkenal. Padahal bawang kita di sini juga banyak, itu bisa menjadi model bagi kita di Sumbar untuk melakukan scale up dan hilirisasi komoditi, dengan branding yang tepat dan menarik, salah satunya sebagai oleh-oleh khas Sumatera Barat,” jelasnya.
Seperti halnya Rani dan suami nya dengan usaha rumahan berusia tiga bulan yang mampu memproduksi 100kg bawang goreng setiap bulannya. Bukan tidak mungkin suatu saat dapat menghasilkan produk olahan bawang yang lebih bervariasi, berlipat-lipat lebih banyak dan dipasarkan sebagai oleh-oleh khas Sumatera Barat, ataupun dipasarkan ke seluruh Indonesia.
(Ha/red)