Kota Solok | Topsumbar – Untuk memastikan makanan dan minuman aman dari bahan-bahan berbahaya, seperti formalin, boraks, rhodamin B dan methamil yellow, Pemerintah Kota Solok bersama Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Sumbar melakukan pengawasan makanan dan minuman yang dijual oleh pedagang di pasar pabukoan, Jalan Cengkeh, Kota Solok, Selasa (5/4) sore.
Didampingi pimpinan OPD terkait, Wakil Wali Kota Solok, Ramadhani Kirana Putra berharap pasar pabukoan jalan cengkeh dapat dimaksimalkan pemanfaatannya oleh UMKM selama bulan puasa untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan di Kota Solok.
“Pemerintah Kota Solok pada bulan puasa tahun ini kembali membuka pasar pabukoan di jalan cengkeh meski masih dalam situasi pandemi Covid-19. Pasar pabukoan jalan cengkeh akan beroperasi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan pengamanan dari personil Satpol PP dan Dinas Perhubungan terutama mendekati waktu berbuka,” sebut Wawako.
Dengan menyediakan menu yang sangat beragam, dan harga cukup terjangkau, pasar pabukoan menjadi salah satu pilihan warga untuk belanja takjil.
Pada kesempatan itu, BBPOM Sumbar mengambil 11 sampel dari beragam makanan dan minuman jajanan berbuka puasa dari 60 pedagang yang dinilai berpotensi mengandung bahan-bahan berbahaya, hasilnya semua sampel dinyatakan sehat dan layak konsumsi.
“Dari semua sampel yang telah kita dilakukan pengujian, secara umum kami nyatakan memenuhi syarat layak konsumsi. Kepada masyarakat silakhan datang berbelanja, mudah-mudahan para pedagang terus konsisten menjaga keamanan produk pangan yang dijual,” ungkap Antoni Asdi, M. FARM dari BBPOM Sumbar.
Pasar Pabukoan jalan cengkeh terisi penuh oleh puluhan pedagang dengan menyediakan menu takjil khas ramadhan, mulai dari kolak pisang, bubua cande, dalimo sarabi, lopis, onde-onde, lapek, aneka gorengan, gulai, pical, hingga beragam minuman es campur yang menarik selera.
Salah seorang pedagang kue tradisional, Rosmayanti (59 th) mengaku senang lantaran seperti tahun lalu Pemko Solok kembali menyediakan tempat untuk pasar pabukoan, sehingga ia dapat berjualan takjil seperti tahun-tahun sebelumnya pada bulan puasa. Warga Tanjung Paku ini mengaku, para pedagang tidak dipungut biaya sewa, hanya sedikit uang kebersihan Rp3000 per harinya.
“Menu-menu tradisional yang saya jual di sini beraneka ragam dengan harga terjangkau. Dua hari pertama dagangan yang dibawa habis terjual, kira-kira beromset Rp800 ribu per hari. Semoga saja pasar pabukoan selalu ramai pengunjung dan pembeli hingga menjelang lebaran nanti,” harapnya.
(gra)