Youth Entrepreneurship Program: Tanamkan Mindset Wirausaha Kalangan Muda

Kota Solok | Topsumbar – Setelah menyepakati kerjasama dengan lembaga Sociopreneur Indonesia (SID) pada Oktober 2021 lalu, Pemerintah Kota Solok sepakat bersama dengan SID untuk melaksanakan program empathy project di Kota Solok pada tahun 2022, meliputi pembinaan bidang Pariwisata, UMKM, Edukasi dan Kepemudaan.

Untuk kegiatan pembinaan UMKM, Tim SID mengadakan kegiatan Youth Entrepreneurship Program (YEP) dengan sasaran pengusaha pemula Kota Solok. Dari hasil seleksi dan penilaian yang telah dilakukan tim SID, terpilih 14 orang calon pengusaha pemula berhasil lolos dan berhak mengikuti program YEP.

Kegiatan bootcamp berlansung selama tiga hari (22-24 Maret 2022) berpusat di Taman Kitiran, Kelurahan Tanjung Paku ini bertujuan untuk menyiapkan future society agar memiliki mindset dan kemampuan entrepreneurship sehingga dapat berkontribusi pada kesejahteraan sosial dan ekonomi. Program YEP ini melibatkan multi-stakeholder dalam penyiapan generasi muda dengan mengambil peran dalam aksi kolaboratif.

Bacaan Lainnya

Salah satu narasumber, Donni Hadiwaluyo, S.Psi, MA (Subject-matter Expert on Psychology), mengawali materi YEP dengan pemahaman design thingking.

Donni menjelaskan, empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain dan berusaha sebaik mungkin untuk memahami perasaan orang, sedangkan simpati adalah kemampuan untuk mengungkapkan belasungkawa yang ‘dapat diterima secara budaya’ atas situasi ‘buruk’ orang lain.

“Empati lebih sulit dicapai karena berbagai alasan, tidak hanya harus aktif mendengarkan masalah orang lain tanpa menghakimi tetapi juga jujur pada diri kita sendiri dan orang lain tentang perasaan sebagai seorang pendengar,” jelasnya.

Hari kedua kegiatan, peserta dibagi menjadi empat kelompok untuk mengamati langsung lingkungan dan mengunjungi beberapa UMKM yang ada di kota Solok. UMKM yang dikunjungi masing-masing kelompok yaitu Mimi Batik, Karak Kaliang UBER, Usaha Randang Bundo Asli Solok, dan Galeri Rajut Bunga Padi.

Setelah turun langsung untuk terlibat dalam proses produksi di masing-masing UMKM (experiential learning) dan melihat realita di lapangan, peserta kembali dipandu untuk mengidentifikasi masalah dan langsung mengembangkan ide yang mereka miliki untuk mengatasi permasalahan tersebut. Selanjutnya, ide yang sudah dihasilkan harus dipresentasikan menggunakan prototipe sederhana yang mampu memberikan gambaran jelas atas ide inovasi dari masing-masing kelompok.

Salah satu peserta bootcamp YEP, Ahmad Irvan mengakui kegiatan ini sangat memberi dampak positif bagi pelaku usaha muda yang masih belajar dari awal dan juga memberikan motifasi terhadap peserta YEP.

“Kami juga medapat pengalam baru dari kegiatan ini, seperti turun langsung ke dunia usaha, kebetulan kelompok saya mendapatkan kesempatan membatik, kami merasakan langsung bagaiman cara dan proses dalam membuat batik,” ujar mahasiswa Unand itu.

(gra)

Pos terkait