Kajian Jumat Oleh: Amri Zakar Mangkuto Malin, SH, M.Kn
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
Pembaca Topsumbar yang setia, dengan keimanan dan senantiasa merindukan kebenaran senantiasa tersampaikan ketika ada yang menggantinya dengan kesalahan dan menyembunyikan dibalik penampilan dan jabatan serta kepopuleran.
Kaumuslimin saudraku seiman.
Bumi Ranah Minang masih dalam berduka, khususnya kepada dunsanak dan saudara kita di Pasaman Barat dan Pasaman sekitarnya, semoga korban yang meninggal dalam kematian syahid dan harta benda yang rusak dan ditelan bumi diganti dengan yang lebih baik dari sebelumnya. Aamiin
“SESUNGGUHNYA GEMPA ITU DATANG DARI ALLOH BUKAN PERISTIWA ALAM*
Alloh SWT mengingatkan manusia dengan Bumi yang Dia Ciptakan, bahwa bumi itu adalah makhluk yang sama dengan manusia, bumi pisiknya memang benda mati, tetapi bumi hakikatnya makhluk hidup yang diminta Alloh SWT untuk tempat kehidupan manusia.
Sebagaimana Alloh SWT firmankan:
Artinya: Lalu datanglah gempa menimpa mereka, dan mereka pun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka. (QS. Al A’raf ayat 78).
Dalam ayat lain Alloh SWT berfirman:” Dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali benturan. (QS. Al haqqah ayat 14).
Ayat tersebut mengabarkan bahwa Alloh SWT mendatangkan gampa bumi yang menyebabkan manusia mati bergelimpangan dibawah reruntuhan rumah dan bangunan yang mereka dirikan, hanya dengan Alloh SWT mengangkat bumi dan membenturkan gunung yang menyebabkan bumi berguncang.
Bahkan gempa yang membelah bumipun adalah atas kehendak Alloh SWT seperti adanya TANAH BERGERAK dan BUMI TERBELAH semua sudah ada dalam alquran, bahkan YANG MATIPUN AKAN BISA BERBICARA, bagi Alloh SWT bukan hal yang sulit, tetapi manusia akan TERHERAN HERAN dan lupa kepada Alloh SWT. Sebagaimana firman Alloh SWT:
“Dan sekiranya ada suatu bacaan (Kitab Suci) yang dengan itu gunung-gunung dapat digoncangkan, atau bumi jadi terbelah, atau orang yang sudah mati dapat berbicara, (itulah Al-Qur’an). Sebenarnya segala urusan itu milik Allah. (QS. Ar Ra’du: 31).
*SIKAP RASULULLAH KETIKA TERJADI GEMPA BUM*I
Pada tahun 5 H di Madinah pernah terjadi gempa, seperti pernah ditulis dalam buku Ad-Daa wad Dawaa karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Ibnu Abid Dun-ya menyebutkan sebuah hadits, diriwayatkan secara bersambung oleh al-Hakim dari jalur Baqiyyah, dari Yazid al-Juhani, dari Anas bahwasanya pernah terjadi gempa bumi pada zaman Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
Maka yang dilakukan Rasulullah SAW adalah: MELETAKKAN TANGANNYA DI ATAS BUMI (seperti bersujud dalam salat) dan bersabda: “TENANGLAH, KARENA WAKTUMU BELUM TIBA”. Kemudian, Nabi berpaling kepada para Sahabatnya dan bersabda: “SESUNGGUHNYA RABB KALIAN BENAR-BENAR SEDANG MENEGUR KALIAN, MAKA PERHATIKANLAH TEGURAN-NYA”.
Dengan demikian apakah sikap orang beriman ketika terjadi gempa ada demikian? Jarang telrihat yang bersujud ketika gempa, tetapi berlarian meninggalkan tempat sujud, dan ketakutan sambil berucap kata-kata ekspresi ketkutan dan ada juga yang berzikir kepada Alloh SWT.
*DOA KETIKA TERJADI GEMPA*
Artinya: “Ya Allah, aku memohon kehadiratMu kebaikan atas apa yang terjadi, dan kebaikan apa yang di dalamnya, dan kebaikan atas apa yang Engkau kirimkan dengan kejadian ini. Dan aku memohon perlindungan kepadaMu dari keburukan atas apa yang terjadi dan keburukan atas apa yang terjadi di dalamnya, dan aku juga memohon perlindungan kepadaMu atas apa-apa yang Engkau kirimkan.” (HR An Nasa’i).
*KEMATIAN KARENA GEMPA BUMI ADALAH KEMATIAN SYAHID*
Saudara kita yang menjadi korban ketika gempa terjadi, InsyaAlloh mereka mendapatkan kematian syahid, sebagaimana sabda rasulullah SAW:
“Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb, telah menceritakan kepada kami Jarir dari Suhail dari ayahnya dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah saw bersabda: Apa yang dimaksud orang yang mati syahid diantara kalian?
Para sahabat menjawab, Wahai Rasulullah, orang yang mati terbunuh karena berjuang di jalan Allah itulah orang yang mati syahid.
Beliau bersabda: Kalau begitu, sedikit sekali jumlah ummatku yang mati syahid. Para sahabat berkata, Lantas siapakah mereka wahai Rasulullah?
Beliau bersabda: Barangsiapa terbunuh di jalan Allah maka dialah syahid, dan siapa yang mati di jalan Allah juga syahid, siapa yang mati karena suatu wabah penyakit juga syahid, siapa yang mati karena sakit perut juga syahid. Ibnu Miqsam berkata, Saya bersaksi atas bapakmu mengenai Hadits ini, bahwa beliau juga berkata, orang yang meninggal karena tenggelam juga syahid” (HR. Muslim).
Dalam hadist lain disebutkan “Mati syahid ada tujuh macam selain berperang di jalan Allah Maha Perkasa: Orang yang mati karena wabah pes adalah syahid, orang yang mati karena sakit (dalam) perut (nya) adalah syahid, orang yang mati tenggelam adalah syahid, orang yang mati tertimpa benda keras adalah syahid, orang yang mati karena penyakit lepra adalah syahid, orang yang mati terbakar adalah syahid dan seorang wanita yang mati karena hamil adalah syahidah” (HR. Abu Dawud).
Pada hadist di atas tidak menyebut secara eksplisit kematian karena gempa bumi, tetapi dapat dikategorikan kepada kematian karena musibah dan tertimpa benda keras dan sejenisnya, adalah kematian yang dialami saudara kita ketika gempa, maka mereka insyaAlloh ada dalam kematian syahid.
Namun yang akan kita bicarakan pada saat ini adalah sebab-sebab terjadinya gempa diantaranya adalah:
*Pertama*
SEBAGAI TAKDIR ALLOH AKAN MENGUJI MANUSIA SETIAP SAAT DENGAN MUSIBAH DAN BENCANA SEPERTI GEMPA.
Hal ini Alloh SWT jelaskan dalam firmannya:
“Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (gempa bumi), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” (QS. Al Baqarah ayat 214).
*Kedua*
PERINGATAN KEPADA SEMUA MANUSIA, BAHWA MUDAH BAGI ALLOH MENGGANTI KEADAAN BUMI DENGAN KEADAAN YANG BARU ( bumi berubah karena Gempa Bumi)
Sebagaimana firman Alloh SWT Artinya:
(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka (manusia) berkumpul (di Padang Mahsyar) menghadap Allah Yang Maha Esa, Mahaperkasa. (QS. Ibrahim ayat 48) pada ayat lain disebutkan “Apabila bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya”. (QS. Al Waqiah ayat 4).
Saat itu adalah hari kiamat, sehingga berantakan dan runtuhnya gunung dan rumah-rumah serta hilangnya aliran air sungai berubah menjadi keruh dan munculnya aliran air panas dll adalah Alloh merubah struktur bumi dengan menggantikan dengan BUMI YANG BARU.
*Ketiga*
MANUSIA SUDAH BERBUAT MERUGIKAN MANUSIA LAIN DAN BERBUAT HAL-HAL YANG MERUSAK BUMI DENGAN TANGANNYA
Saat ini manusia yang berniaga/berdagang sudah banyak yang MENGURANGI TIMBANGAN, TERJADI PERBUATAN YANG MERUGIKAN ORANG LAIN,DENGAN MENGUNTUNGKAN DIRI SENDIRI DAN KELUARGA/KELOMPOK, SERTA BERBUAT YANG MERUSAK GUNUNG, MERUSAK SUNGAI,DAN MERUSAK LINGKUNGAN, maka Alloh SWT tegur manusia demikian dengan firmannya,sebagaimana telah ditegur penduduk Madyan:
Dan kepada penduduk Madyan, Kami (utus) Syuaib, saudara mereka sendiri. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah. Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan jangan kamu merugikan orang sedikit pun. Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu orang beriman.” (QS. Al A’raf ayat 85).
*Keempat*
KABAR PETAKUT BAGI YANG SELAMA INI JAUH DARI ALLOH SWT
Gempa Bumi adalah kabar petakut dari Alloh SWT, agar manusia ingat ada Alloh yang berkuasa diatas KEKUASAAN DAN JABATAN MANUSIA,
Allah SWT berfirman,
ﻭَﻣَﺎ ﻧُﺮْﺳِﻞُ ﺑِﺎﻟْﺂﻳَﺎﺕِ ﺇِﻟَّﺎ ﺗَﺨْﻮِﻳﻔًﺎ
“Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti.” (QS:Al-Isra’: 59).
*Kelima*
TANGAN-TANGAN MANUSIA YANG MEMBUAT KERUSAKAN ATAS BUMI, DENGAN MENGADAKAN PEMBANGUNAN YANG TIDAK MEMIKIRKAN KERUSAKAN AKAN LINGKUNGAN SEKITAR
Alloh SWT menciptakan bumi dengan indah, dan damai, untuk kehiduoan manusia, tetapi ketika manusia berbuat kerusakan atas bumi yang Alloh ciptakan maka Allah SWT akan MURKA, karena dengan MEMBELI TANAH bukan berrarti DAPAT BERBUAT SEENAKNYA ATS TANAH.
Sebagaimana Alloh SWT berfirman,
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (Ar-Rum: 41).
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (Asy Syura: 30).
Ketika terjadi gempa, apakah yang merusak bumi bisa bertanggungjawab? Maka Alloh SWT yang akan meminta pertanggungjawaban darinya kelak di hari kiamat atau terkubur bersama reruntuhan bangunan tinggi yang dibanunnya.
*Keenam*
MANUSIA SUDAH BANYAK BERBUAT SALAH KEPADA ALLOH SWT
Kesalahan manusia kepada Alloh SWT hanya DIRI SENDIRI YANG MENGETAHUI, karena sifatnya dosa, dan pelanggaran atas perintah dan larangan Alloh SWT, maka sangat mudah bagi manusia untuk menyatakan tidak bersalah atau menampilkan diri seperti orang alim dan dan orang soleh dihadapan manusia dengan PAKAIAN DAN DERMAWAN, tetapi niat dan tujuan penampilan sholeh dan dermawan apakah karena Alloh SWT atau ada niat RIYA dan tujuan-tujuan tertentu?
Inilah hal yang Alloh SWT ingatkan bahwa kesalahan kepada Alloh SWT dapat menyebabkan BENCANA DAN MUSIBAH KEPADA SELURUH MANUSIA DAN BUMI.
Allah Ta’ala berfirman,
مَّآأَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللهِ وَمَآأَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِن نَّفْسِكَ
“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri” (An-Nisa: 79).
Dari hal-hal tersebut di atas, dengan adanya musibah gempa dan musibah penyakit seperti Corona virus janganlah menjadi musibah dan bencana sebagai media untuk popularitas jabatan, sebagai media untuk menunjukkan dermawan, sebagai media untuk tampil dan seakan akan peduli pada sesama, namun niatkanlah karena Alloh SWT agar sikap sikap riya dan kesombongan TIDAK MENDATANGKAN BENCANA LAIN kepada seluruh manusia.
Sebelum datangnya GEMPA YANG MELULUH LANTAKKAN SEMUA ISI BUMI, marilah kita bertaubat kepada Alloh SWT, hanya Alloh SWT yang bisa menyelamatkan manusia.
Sesama manusia tidak akan dapat menyelamatkan manusia lain ketika BUMI BERGUNCANG DENGAN DAHSYAT, sebagaimana Alloh SWT firmankan:
“Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (menjadi begini)?”, pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Rabbmu telah memerintahkan kepada BUMI,. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Al Zalzalah: 1-8).
NUUN WALQOLAMI WAMA YASTHURUN.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
(Sukabumi, Jumat, 5 Maret 2022)
Penulis merupakan seorang pendakwah, dosen, penulis buku dan praktisi hukum