Pasaman Barat | Topsumbar – Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Pasaman Barat, Sumatera Barat, H Risnawanto SE, mengajak para calon donatur dari unsur swasta dan masyarakat yang peduli, untuk berdonasi membangun unit rumah Hunian Sementara (Huntara) bagi masyarakat terdampak bencana di daerah itu.
Hal tersebut ia katakan disela-sela kunjungan kerjany ke sejumlah titik lokasi pengungsi warga terdampak bencana gempa 6,2 SR di Nagari Kajai, Kecamatan Talamau, baru-baru ini.
“Masa Tanggap Darurat sudah akan berakhir, itu artinya masyarakat harus meninggalkan camp pengungsian, sementara ribuan warga harus kehilangan tempat tinggal akibat terdampak gempa, ” ungkapnya.
Untuk itu, lanjutnya, pihak PMI menawarkan salah satu layanan pada lembaga kemanusiaan itu, yakni membangun Huntara dengan pola kolaborasi.
Maksudnya, lanjut Risnawanto, dalam pelaksanaan nanti untuk pengadaan bahannya dipenuhi secara bersama yakni bahan terpal disediakan oleh pihak PMI, kayu-kayuan dan matrial lainnya oleh pihak donatur dan pengerjaan oleh masyarakat dibantu pihak TNI/Polri bersama relawan.
“Kita membutuhkan sedikitnya 600 unit hunian sementara untuk tahap awal, dengan kolaborasi yang baik dan terukur saya yakin bisa dipenuhi segera sebelum masa tanggap darurat berakhir,” sebutnya.
Ia menyebutkan, terkait spesifikasi teknis hunian yang layak akan dibangun, sudah mengacu pada standar Sphere sebagaimana diatur oleh badan World Health Organization (WHO) untuk penampungan sementara pengungsi.
Untuk sasaran pembangunan tahap pertama, lanjutnya, adalah masyarakat terdampak yang rumahnya masuk dalam kategori rusak berat serta kelompok masyarakat yang memiliki anak usia dini.
“Nantinya seluruh masyarakat terdampak yang sudah ingin dipulangkan ke permukiman awal mereka, sudah memiliki tempat tinggal yang yang layak dan jauh lebih manusiawi jika dibandingkan dengan hidup di tenda pengungsian, ” tutupnya.
Sementara itu, Koordinator Lapangan Tim Operasi Tanggap Darurat Bencana (TDB) Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Pasaman, Barat, Rida Warsa, mengatakan saat ini para relawan dibawah koordinator layanan penanganan pengungsi sudah mulai melakukan pendataan kebutuhan hunian yang akan dibangun.
“Secara umum sistem kami sudah disiapkan dan jika ada donatur yang ingin menyumbangkan dananya, sudah bisa melalui rekening donasi yang sudah kami sediakan, ” sebutnya.
Terkait biaya yang dibutuhkan nanti untuk setiap unit hunian, pihaknya menetapkan standar pembiayaan maksimal sebesar Rp 2,5 juta per unit karena harus juga disiapkan instalasi air bersih dan kamar mandi darurat yang layak dan mampu melindungi privasi masyarakat terdampak.
“Semoga hunian-hunian itu nantinya mampu menjadi penyangga sementara dalam upaya merawat generasi dan melindungi masyarakat terdampak dari timbulnya masalah sosial dan kemanusiaan lainnya pasca bencana gempa, ” tutupnya. *
(Rully Firmansyah)