Pariaman | Topsumbar.co.id- Kelompok Kerja Guru (KKG) Pendidikan Agama Islam (PAI) kecamatan Pariaman tengah, Kota Pariaman, menggelar peringatan Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Acara dilangsungkan di Masjid Nurul Islam, Taratak, Pariaman tengah, kota Pariaman, pada Sabtu malam (5/2/2022).
Pimpinan Pondok Pondok Pesantren Modern (PPM) Taman Pendidikan Ulama Zuama (Tapuz) Pariaman, Dr.H.Afrinaldi Yunas, MA yang didampuk menjadi penceramah dalam acara tersebut berkata bahwa peringatan isra dan mi’raj hendaknya tidak hanya dilaksanakan sekali setahun. Tapi sebagai muslim sepantasnya memi’rajkan dirinya setiap malam dengan melaksanakan shalat tahajud.
“Mi’raj adalah pengalaman nabi yang sakral karena bertemu langsung dengan Allah untuk menjemput perintah shalat dan itu hanya sekali nabi alami seumur hidupnya,” terangnya.
Adapun bagi seorang mukmin, tambahnya, mi’rajnya adalah dengan shalat. Kemudian beliau mengutip sebuah ungkapan ulama yang berbunyi, ash-shalatu Mi’raj al-mu’miin (shalat adalah mi’rajnya orang-orang beriman).
“Hakikatshalat dan mi’raj nabi adalah sama, yaitu bertemu dengan Allah SWT. Hanya cara saja yang berbeda.”
Kemudian beliau mengutip sebuah ungkapan ulama yang berbunyi, ash-shalatu Mi’raj al-mu’miin (shalat adalah mi’rajnya orang-orang beriman).
“Serangkaian peristiwa isra’ dan mi’raj memiliki hikmah. Diantaranya adalah membersihkan hati dari penyakit jiwa untuk dapat berjumpa dengan Allah, dan hikmah lainnya adalah menunjukkan betapa istimewanya shalat bagi mukmin,” jelasnya.
Sementara itu, ketua KKG PAI Kecamatan Pariaman Tengah, Rakhis Rizal, S.Pd.I mengatakan bahwa peristiwa Isra’ dan Mi’raj adalah peristiwa fenomenal dan kontroversial.
“Ulama berbeda pendapat tentang kapan waktu pasti terjadinya. menurut imam at-thobari peristiwa tersebut terjadi sejak kenabian. Kemudian imam Nawawi berpendapat 5 tahun setelah kenabian, sementara al mansufuri mengatakan pada 27 rajab tahun 10 kenabian,” katanya.
Ia kemudian menambahkan, bahwa meski terdapat perselisihan pendapat ulama, namun peringatan atas peristiwa tersebut diharapkan dapat dijadikan sarana dakwah syiar Islam agar kaum muslimin lebih memperhatikan ibadah shalat.
(Idhar koto)