Hai hai hai, gimana gimana? Sekarang udah bulan baru, lho. Selamat datang Februari, semoga di bulan ini ada beberapa harapan yang dikabulkan, amin.
Omong-omong soal bulan baru, gimana nih kabarnya? Sehat terus ya, semoga diberikan semangat untuk semua sahabat budaya. Wah, ternyata sekarang kita sudah masuk ke seri 16 ya, Topers. Semoga kita bisa terus bertualang ke berbagai penjuru Minangkabau ya. Bagi sahabat budaya lainnya yang belum rangkum dari episode pertama boleh nih klik link di bawah ini ;
1. Kereta Api Sawahlunto Akan Aktif Kembali?
https://www.topsumbar.co.id/kereta-api-sawahlunto-akan-aktif-kembali/
2. Mengapa Societeit Begitu Penting Bagi Bangsa Eropa?
https://www.topsumbar.co.id/mengapa-societeit-begitu-penting-bagi-bangsa-eropa/
3. Ada Apa dengan Jembatan Kabel Sungai Dareh?
https://www.topsumbar.co.id/ada-apa-dengan-jembatan-kabel-sungai-dareh/
4. Apakah Nagari Seribu Rumah Gadang itu Benar-benar Ada?
https://www.topsumbar.co.id/apakah-nagari-seribu-rumah-gadang-itu-benar-benar-ada/
5. Mari Mengenal Lebih Dekat Sosok Tan Malaka
https://www.topsumbar.co.id/mari-mengenal-lebih-dekat-sosok-tan-malaka/
6. Rasuna Said; Singa Betina dari Sumatera Barat
https://www.topsumbar.co.id/rasuna-said-singa-betina-dari-sumatera-barat/
7. Paradoks Dalam Sejarah Minangkabau
https://www.topsumbar.co.id/paradoks-dalam-sejarah-minangkabau/
8. Ketika Fiksi Mampu Menembus Sekat Alam Nyata
https://www.topsumbar.co.id/ketika-fiksi-mampu-menembus-sekat-alam-nyata/
9. Bagi Belanda, Modernisasi Minangkabau Adalah Catatan Masa Lalu yang Mengerikan
https://www.topsumbar.co.id/bagi-belanda-modernisasi-minangkabau-adalah-catatan-masa-lalu-yang-mengerikan/
10. De Javasche Bank Padang: Wajah Padang Sebagai Kota Megapolitan Masa Lampau
https://www.topsumbar.co.id/de-javasche-bank-padang-wajah-padang-sebagai-kota-megapolitan-masa-lampau/
11. Egypte van Andalas: Serambi Mekahnya Minangkabau
https://www.topsumbar.co.id/egypte-van-andalas-serambi-mekahnya-minangkabau/
12. Perspektif: Ketika Museum Menjadi Cermin Buram di Masa Depan
https://www.topsumbar.co.id/perspektif-ketika-museum-menjadi-cermin-buram-di-masa-depan/
13. Batu Bajarang: Negeri di Tengah Pulau
https://www.topsumbar.co.id/batu-bajarang-negeri-di-tengah-pulau/
14. Mande Rubiah: Tokoh Kontroversi Minangkabau
https://www.topsumbar.co.id/mande-rubiah-tokoh-kontroversi-minangkabau/
15. Menilik Minangkabau Dalam Percaturan Sejarah
https://www.topsumbar.co.id/menilik-minangkabau-dalam-percaturan-sejarah/
Udah? Yuk kita let’s go!
Sebenarnya, tak ada satupun masyarakat di Nusantara ini yang senang dengan kedatangan Belanda. Di Minangkabau sendiri pada abad 14, 15 hingga 16 pengaruh Singasari dan Majapahit bisa dikatakan tidak terlalu berpengaruh, karena Minangkabau berdiri di atas tapaknya sendiri. Namun bukan berarti bisa lepas dari hubungan maritim antara Minangkabau dan kerajaan-kerajaan di pulau Jawa.
Sejak pertama kali datang di tahun 1598, Belanda sebenarnya sudah menunjukkan taringnya bahwa dia sangat ingin memperoleh tanah emas ini. Hasratnya dilanjutkan dengan membangun Kongsi Dagang Hindia Timur atau VOC yang juga dapat disebut sebagai Perusahaan Terbesar Sepanjang Sejarah. Lalu Apple dan Alibaba bagaimana? Ups, katanya masih di bawah VOC, lho Topers.
Rentangan sayap ketamakannya itu akhirnya sampai juga di bumi Minangkabau pada pertengahan tahun 1667. Di bawah komando Cornelis van der Lijn, sebuah kapal dagang Belanda yang juga berisi penuh serdadu-serdadu Belanda berlabuh di Pelabuhan Padang. Hal ini membuat banyak kalangan merasa curiga dan mawas diri dengan kedatangan bangsa asing tersebut.
Apakah kamu bertanya pasukan Belanda tersebut diusir oleh pembesar Kerajaan Pagaruyung, Topers? Sama sekali tidak, pembesar Pagaruyung yang saat itu diperintah oleh seorang ratu Maharani dengan gelar ‘Tajul Alam’ malah dengan cerdas memanfaatkan Belanda untuk mengusir tentara Kerajaan Aceh yang saat itu menduduki daerah pesisir pantai Minangkabau.
Karena merasa telah dimanfaatkan, Belanda pun membalas perbuatan tersebut dengan memecah-belah Pagaruyung menjadi tiga bagian. Yaitu Pagaruyung, Sungai Tarab dan Saruaso. Belanda juga ikut campur dalam urusan ‘rumah tangga kerajaan orang’ dan menerapkan taktiknya, divide et impera, atau politik adu domba.
Sejak saat itulah Minangkabau menyatakan perang terhadap Belanda. Tercatat ada 8 perlawanan rakyat Minangkabau dalam kurun waktu 1668-1926 yang akan diingat Belanda dalam kerugiannya.
1. Perang Minangkabau (1667)
2. Perang Pariaman (1818)
3. Gerakan Harimau nan Salapan (1820)
4. Perang Padri (1821-1837)
5. Perang Kerinci (1901-1906)
6. Perang Manggopoh (1906)
7. Perang Kamang (1908)
8. Perang Silungkang (1926)
Dalam perang tersebut di atas Belanda mengalami kerugian yang sangat besar, lho, terlebih lagi dalam Padri. Bertahun-tahun lamanya Belanda menggempur tentara Tuanku Imam Bonjol namun berkali-kali pula gagal. Bahkan Van den Bosch (1830-1833) pun harus pulang kampung karenanya. Masih ingat bukan dengan tokoh yang satu ini? Dialah yang punya kebijakan Cultuurstelsel atau tanam paksa bagi penduduk Nusantara.
Untuk rinciannya akan kita bahas di lain waktu ya Topers. Oh iya, jika ada saran dan tambahan, yuk kita sama-sama diskusi di +62 822 8385 5009, mari berbagi untuk kemanfaatan, Topers. Oke. Sampai jumpa di seri selanjutnya.
(Haris)