Penulis : Adpi Gunawan
*)PP. Muda
Dewasa ini banyak pemuda-pemudi terutama tamatan perguruan tinggi yang kesana kemari mencari lowongan pekerjaan, namun hal ini tidak berlaku bagi Delfit Swandri, S.Pt. Alumni STIPER (Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian) Sawahlunto/Sijunjung yang pada saat HJK (Hari Jadi Kabupaten) Sijunjung ke-73 pada tanggal 18 Pebruari 2022 ini bakal berobah status menjadi PSDKU-UNP (Program Sekolah Diluar Kampus Utama-Universitas Negeri Padang), hari ini dilakukan pertemuan pembahasannya antara Bupati Sijunjung Benny Dwifa Yuswir, SSTP, M.Si bersama Wakil Bupati H. Iraddatillah, S.Pt dengan Rektor UNP Prof. Ganefri, M.Pd di Padang.
Kembali ke Delfit Swandri, S.Pt, pemuda yang akrab disapa Delfit ini telah mendobrak kebiasaan yang dihinggapi oleh sebahagian besar pemuda itu dengan menggali potensi dilingkungan sekitar menjadi sebuah peluang. Pemuda 28 tahun asal Nagari Muaro-Kabupaten Sijunjung-Sumatera Barat telah menunjukkan jati diri pemuda sesungguhnya dengan menggeluti usaha pertanian.
Usahanya itu kini berbuah manis, Delfit telah dinobatkan sebagai Pemuda Pelopor Tahun 2021 tingkat Sumatera Barat pada kategori Inovasi Teknologi dan lolos mengikuti penilaian Pemuda Pelopor tingkat Nasional, namun dwi fortuna belum berpihak padanya, Delfit belum berhasil menjadi jawara nasional.
Selain berprofesi sebagai petani Delfit juga tercatat sebagai PPS (Penyuluh Pertanian Swadaya) Nagari Muaro, aktif di KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan) Kecamatan Sijunjung serta aktif di KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) Kabupaten Sijunjung, dan aktif juga di Karang Taruna.
Berawal dari keteguhan hatinya menjadi seorang petani, hal ini membuat PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) Nagari Muaro waktu itu Sutekno menjadi tertarik untuk membina dan mendampinginya melalui berbagai pendampingan paket teknologi, dan berbagai program pemberdayaan lainnya.
Kemudian tradisi ini dilanjutkan oleh PPL Nagari Muaro yang baru yakni Hasril, S.Pt dibawah naungan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Sijunjung dengan Koordinator BPP Jabir, SST (seorang Penyuluh Teladan tingkat Propinsi Sumatera Barat tahun 2019).
Pertanian Penyelamat Kala Pandemi Hasil penelitian The Economist Inteligence Unit (EIU) mengenai sektor usaha yang terdampak krisis ekonomi akibat pandemi covid-19, sektor pertanian terbukti terkena dampak paling kecil dibandingkan sektor lain. Hal ini terjadi karena dampak dari pembatasan sosial relatif minimal pada sektor pertanian, walaupun masih ada risiko dari disrupsi rantai penawaran (supply chain) dan terpuruknya permintaan (artikel antaranews.com 24 Maret 2021).
Tak bisa dipungkiri tentunya kajian tersebut memang sesuai dengan realita hingga pedesaan. Masyarakat pedesaan terutama petani tetap bergairah menjalankan aktivitasnya dalam berusahatani. Petani padi sawah, petani tanaman karet, petani tanaman cabai merah, petani sawit, dan aneka jenis komoditas pertanian lainnya tetap menggairahkan. Andaikata tak ada petani, tak bisa dibayangkan bagaimana pemenuhan kebutuhan pangan kita sebagai kebutuhan manusia manusia terpenuhi.
Selain itu, sejarah krisis di Indonesia, misalnya krisis moneter 1997-1998 juga menyisakan catatan relatif bertahannya sektor pertanian dan bahkan menampung kembali tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan di perkotaan.
Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik), penjualan benih dan pot mengalami peningkatan sebesar 10 kali lipat dari 100 ribu unit dimasa sebelum pandemi covid-19 menjadi 1,1 juta unit selama pandemi. Nampaknya peran sektor pertanian sebagai faktor penyangga (buffer sector) dimasa krisis terulang kembali pada resesi dunia dan pandemi covid-19 seperti yang berlangsung saat ini.
Petani Millenial
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam berbagai kesempatan selalu mengingatkan akan pentingnya regenerasi serta peranan generasi millenial dalam bidang pertanian, bahkan seluruh jajaran hingga ke tingkat BPP telah dikerahkan oleh Mentan SYL (demikian Syhrul Yasin Limpo biasa dipanggil) untuk melakukan pendataan petani millenial ini. Tidak hanya mendata bahkan telah dilakukan pendampingan dan pelatihan terhadap petani millenial ini.
Sebagian besar generasi millenial yang terjun ke dunia pertanian karena meneruskan usaha orangtuanya. Selain karena terlatih sejak kecil untuk bercocok tanam ditambah dengan kemajuan internet saat ini membuat sebagian besar petani muda ini sukses mengembangkan usahataninya (artikel antaranews.com 24 Maret 2021).
“Petani millenial adalah petani yang berusia 19-39 tahun tahun yang berjiwa millenial yang adaptif dalam pemahaman teknologi digital, sehingga tidak kaku dalam melakukan identifikasi dan verifikasi teknologi” demikian diungkapkan Kepala BPPSDMP (Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian) Momon Rusmono pada 2019.
Lahirnya Delfit Swandri, S.Pt. di Nagari Muaro, Kabupaten Sijunjung sebagai seorang petani millenial berbagai melalui percontohan, antara lain sistem tanam jajar legowo 2:1 pada tanaman padi sawah pada lahan sawah milik orangtuanya seluas 0,5 ha malahan awalnya beliau dicemooh oleh petani lainnya yang sudah terbiasa dengan pola tanam konvensional.
Integrasi pertanian yang diterapkannya berupa berkebun kopi jenis robusta seluas 1 ha di sela tanaman durian lalu diantara baris tanaman kopi membuat sarang madu galo-galo dan tanaman sayuran. Kemudian Delfit juga memelihara ternak ayam kampung, ternak kambing secara intensif dan pemasaran madu galo-galo serta penjualan benih porang sebagai komoditas strategis nasional yang telah dicangkan oleh Mentan SYL beberapa waktu lalu.
Dalam rangka akselerasi inovasi dan adopsi teknologi penyuluhan pertanian kepada masyarakat Delfit juga telah melakukan penyuluhan kepada 4 kelompoktani binaan dan langkahnya dibidang inovasi teknologi integrasi kini telah dikuti oleh tak kurang dari 50 orang petani.
Sehingga tak salah kiranya Pemerintah Kabupaten Sijunjung melalui Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga menobatkannya sebagai Pemuda Pelopor Tingkat Kabupaten Sijunjung Tahun 2021.
Tentang Pemuda Pelopor.
“Kita mendorong semua potensi yang dimiliki anak negeri untuk mengembangkan kemampuannya dalam berkarya” demikian sambutan Bupati Sijunjung Benny Dwifa Yuswir, SSTP, M.Si saat penilaian Pemuda Pelopor tingkat Nasional 2021.
“Delfit Swandri adalah seorang PPS yang bekerja tanpa gaji, sama seperti penyuluh PNS maupun P3K dan THL beliau juga membina kelompoktani’ demikian disampaikan Wakil Bupati Sijunjung H. Iraddatillah, S.Pt dalam testimoninya dihadapan tim dewan juri penilaian Pemuda Pelopor tingkat Nasional di Balairung Lansek Manih-Muaro Sijunjung pada 21 September 2021.
Dikutip dari laman disparpora.sijunjung.go.id semenjak 2019 telah berhasil diorbitkan sebanyak 3 orang Pemuda Pelopor hingga ke tingkat nasional: Yunike Filmar, S.Pt pada 2019, Yola Oksandra, S.Pd pada 2020, dan terakhir Delfit Swandri, S.Pt pada 2021.
“Pemuda harus terus berkreasi dan berinovasi, berkarya dibidang masing-masing untuk kemajuan bangsa dan negara” demikain arahan Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora RI Asrorun Niam saat menyambut Pemuda Pelopor tingkat Nasional di Jakarta bulan Oktober 2021 lalu.
Melalui penilaian Pemuda Pelopor adapun kepeloporan pemuda yang dilombakan ada 5 bidang, yaitu:
1. Bidang pendidikan,
2. Bidang agama, sosial dan budaya,
3. Bidang pangan,
4. Bidang SDA, lingkungan dan pariwisata, serta
5. Bidang inovasi teknologi.
Ketua FKKT (Forum Komunikasi Karang Taruna) Kabupaten Sijunjung Elvis Buana mengatakan “Saya mengenal seorang Delfit Swandri dari beberapa tahun lalu yang aktif sebagai pengurus Karang Taruna Saiyo Sakato-Nagari Muaro dan saat itu tengah menjalani pendidikan S1. Sekian lama ia mempelopori masyarakat untuk melek IPTEK dibidang pertanian dengan mengaplikasikan pendidikan yang ia dapat, tanpa imbalan maupun balas jasa dari pihak manapun”.
Selanjutnya Ketua FKKT Kabupaten Sijunjung yang juga seorang anggota Polisi Pamong Praja ini menambahkan “Saya tahu ia terlahir dari keluarga sederhana tapi punya tekat dan semangat yang luar biasa, ia tak banyak bicara tapi bukti kerja nyata hari ke hari demi diri dan keluarganya namun hari ini ia menjadi duta Kabupaten Sijunjung. Dengan izin Allah mudah-mudahan perjuangan Delfit dari tetes keringatnya selama ini dibalas Allah hendaknya. Terlepas ia juara atau tidak nantinya Delfit adalah aset yang harus diberi ruang dan gerak untuk mengembangkan potensinya dimasa datang”.
Jabir, SST selaku Koordinator BPP Kecamatan Sijunjung mengatakan “Delfit layak untuk dapat nominasi karena mengintegrasikan seluruh sub sektor pertanian mulai dari tanaman pangan, perkebunan, peternakan sampai ke madu galo-galo termasuk hortikultura berupa tanaman sayuran”.
Sementara itu Wali Nagari Muaro Hafidzun, S.Pd.I yang dikonfirmasi pada hari yang sama mengatakan “Alhamdulillah Da” ujarnya singkat penuh optimis dan rasa syukur.
Tahun 2022 ini Kabupaten Sijunjung berusia 73 tahun, tak muda lagi tentunya. Peringatan HJK (Hari Jadi Kabupaten Sijunjung) akan dilakukan nanti pada tanggal 18 Pebruari 2022 melalui Sidang Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Sijunjung. Sehari sebelumnya akan dilaksanakan upacara di Tugu Hari Jadi Kabupaten Sijunjung-Nagari Tanjung Bonai Aur Selatan. Perwujudan optimisme mengisi HJK Sijunjung ke-73 tahun ini, sama seperti saudara tuanya selama 3 tahun berturut-turut, kita berharap akan lahir kembali Pemuda Pelopor di Kabupaten Sijunjung yang akan mengharumkan “Ranah Lansek Manih” di tingkat nasional. Dirgahayu Kabupaten Sijunjung ke-73.
*) Penulis berdomisili di Kabupaten Sijunjung