Kajian Jumat Oleh: Amri Zakar Mangkuto Malin, SH, M.Kn
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
Marilah kita selalu bersyukur kepada Alloh SWT dengan ucapan alhamdulillahirobbil ‘alamiin,dan berselawat kepada nabi Muhammad SAW.
Pembaca Topsumbar yang setia, dengan keimanan dan senantiasa merindukan kebenaran senantiasa tersampaikan ketika ada yang menggantinya dengan kesalahan dan menyembunyikan dibalik penampilan dan jabatan serta kepopuleran.
TIDAK MENGGUNAKAN AKAL JIKA MENGEJEK DAN MEMPEROLOK-OLOKKAN ADZAN
Pada zaman kenabian, jika mereka mendengar seruan adzan ada yang bersikap mengejek bahkan merasa terusik dengan suara adzan, sebagaimana Firman Alloh SWT . “Dan apabila kalian menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) salat, mereka menjadikannya bahan ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal.” (QS al-Maidah: 58).
Apabila ada generasi tersebut saat ini maka tentu suatu kerugian besar disisi Alloh SWT, karena sikap itu termasuk orang yang tidak menggunakan akal. Adzan adalah seruan untuk segera mendirikan salat, maka tinggalkan aktifitas duniamu.
Di ayat lain juga diserukan bahwa:, “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat pada hari Jumat, maka bersegeralah kalian kepada mengingat Allah.” (QS al-Jumuah: 9).
Seruan salat Jumat itu ditandai dengan seruan adzan pada hari jumat, sebagaimana Rasulullah SAW dalam sebuah hadis. “Jika telah tiba waktu shalat, hendaklah salah seorang di antara kalian mengumandangkan adzan untuk kalian, dan hendaklah orang yang paling tua di antara kalian yang menjadi imam.” (HR Bukhari).
Maka jelaslah bahwa seruan adzan itu PERINTAH ALLOH SWT DAN RASULNYA, maka siapa yang mengumandangkan adzan dan iqomat setiap waktu salat, dia mendapatkan keberuntungan yang besar dan suatu PEKERJAAN YANG SANGAT MULIA sebagaimana Rasulullah SAW menyayangi Bilal salah satu muazin pada zaman rasulullah SAW.
*KEWAJIBAN KETIKA DAN SETELAH MENDENGAR ADZAN*
Pertama
SALAT DIAWAL WAKTU
Adzan sebagai pertanda masuknya waktu salat, maka tunaikanlah salat di awal waktu, itu lebih utama. Dan jika dilakukan berjemaah keutamaannya bertambah, apalagi dilakukan dimasjid bersama-sama Imam yang lebih tua umurnya, lebih banyak hafalannya dan banyak amal sholehnya.
Apabila semua keutamaan itu tidak bisa dilakukan sekaligus, maka setidaknya salatlah di awal waktu dimanasaja berada ditempat yang suci. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, ‘Amalan yang paling afdhal (utama) adalah mendirikan salat (lima waktu) di awal waktu.” (HR. Imam Tirmidzi).
Maka salat berjamaah yang utama adalah dilakukan di awal waktu, jangan sampai melambatkan waktu karena menunggu dan melakukan aktivitas lain ketika waktu salat sudah masuk.tiada lain aktivitas adalah salat dan hentikan aktivitas dunia.
Kedua,
MEMBACA DOA/MENJAWAB ADZAN SEBAGAIMANA BACAAN MUADZIN
Menjawab adzan sesuai dengan bacaan yang di dengar sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Apabila kamu sekalian mendengar muadzin, maka ucapkanlah seperti yang diucapkannya, kemudian bacalah sholawat kepadaku. Barang siapa membaca sholawat untukku satu kali, maka Allah membalasnya dengan sepuluh sholawat. Lalu mintakanlah kepada Allah wasilah untukku. Barang siapa memintakan wasilah untukku maka ia mendapat syafaatku.” (HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, dan Ahmad)
Pada hadist lain dari Abu Sai’id al Khudri Rasulullah SAW bersabda, “Jika kalian mendengar adzan, maka jawablah seperti yang disampaikan muadzin.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Jawaban atas azdan diantaranya yang berbeda dan ada tambahan bacaan adalah: pertama Hayya ala asslaah dan Hayya ala al falah, dijawab dengan la haula wala quwwata illa billah kedua Lafadz tastwib, Asslatu khairum mina an-naum dijawab dengan sadaqta qa barikta dan ketiga Qad qamatiassalah dijawab dengan Aqamahallahu wa adamaha wa jalana min salihi ahliha.
Jawaban adzan lainnya sebagaimana hadist dari Umar radhiyallahu ‘anhu tentang keutamaan mengucapkan kalimat sebagaimana yang diucapkan oleh muazin, kalimat demi kalimat kecuali hayya ‘alash shalaah dan hayya ‘alal falaah, maka hendaknya mengucapkan “laa hawla wa laa quwwata illa billah”. [HR. Muslim).
Jawaban adzan dapat dibaca di dalam hati: sebagaimana hadist dari Umar bin Khatab ra, Rasulullah bersabda: “Siapa yang menjawab adzan dari dalam hatinya maka akan masuk surga.” (HR. Muslim dan Abu Daud)
Ketiga,
BERDOA SETELAH SELESAI ADZAN
Berdoa setelah adzan selesai dari Sa’d bin Abi Waqqash ra, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa ketika mendengar adzan dia mengucapkan, “Saya juga bersaksi bahwasanya tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tiada sekutu baginya, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, aku ridha Allah sebagai Rabku, Muhamamd sebagai Rasul, dan Islam sebagai agamaku.” Siapa yang mengucapkan itu maka dosa-dosanya akan diampuni.” (HR. Ahmad dan Muslim).
Di hadist lain Dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang mengucapkan setelah mendengar azan: Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarika lah wa anna muhammadan ‘abduhu wa rasuluh, radhitu billahi robbaa wa bi muhammadin rosulaa wa bil islami diinaa (artinya: aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, tidak ada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, aku ridha sebagai Rabbku, Muhammad sebagai Rasul dan Islam sebagai agamaku), maka DOSANYA AKAN DIAMPUNI.” (HR. Muslim).
KUMANDANGKAN ADZAN DIRUMAH-RUMAH KARENA ADZAN AMPUH UNTUK MENGUSIR PENGARUH SYETAN DALAM DIRI DAN RUMAH.
Dengan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa seruan adzan wajib dilakukan disetiap waktu salat tiba untuk menyeru setiap orang beriman untuk mendirikan salat, dan menjawab seruan adzan sesuai bacaan adzan serta mendirikan salat apabila sudah dikumandangkan adzan.
Maka dengan seruan adzan tersebut Alloh SWT hendak mengampuni dosa-dosa hambanya dan hanya Syetan dan iblis yang lari dan takut dengan seruan adzan.
Sebagaimana hadist dari Abu Hurairah menceritakan tentang hal ini bahwa Rasulullah bersabda, “Apabila diserukan Adzan untuk salat, syaitan pergi berlalu dalam keadaan ia kentut hingga tidak mendengar Adzan. Bila mu’adzin selesai mengumandangkan adzan, ia datang hingga ketika diserukan iqomat ia berlalu lagi.” (H. R. Bukhori dan Muslim).
Maka kumandangkan adzan baik dirumah ketika salat sendiri, kumandangkanlah iqomat bukan hanya ketika di masjid, karena itu dapat MENGUSIR PENGARUH SYETAN dan IBLIS yang ada dalam diri dan sekitar lingkungan rumah.
NUUN WALQOLAMI WAMA YASTHURUN.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
(Sukabumi, Jumat, 11 Februari 2022)
Penulis merupakan seorang pendakwah, dosen, penulis buku dan praktisi hukum